sistem kerja yang harmonis, yang dapat menguntungkan semua pihak. Persoalan kondisi kerja mikro yang tidak mungkin dirubah karena tuntutan produksi misalnya,
dapat direduksi dengan bagaimana memberikan pelatihan penggunaan alat pelindung diri APD sehingga kesehatan dan keselamatan kerja pegawai tetap terjaga. Motivasi
kerja juga dapat dikembangkan dengan melaksanakan pelatihan motivasi, pendekatan budaya dan spiritualitas. Perubahan perilaku dan budaya kerja secara menyeluruh
sangat mempengaruhi hasil akhir dari efektivitas, efisiensi dan produktifitas kerja dari organisasi tersebut.
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah
Masalah sistem kerja industri gula yang akan diteliti dan dikaji dari sudut pandang ergonomi adalah sebagai berikut:
a Variabilitas kondisi pekerja tebang, angkut dan giling cukup besar. b Kondisi kerja tebang, angkut dan giling secara umum mencakup beban dan
lingkungan kerja kurang ergonomis. c Persepsi subyektif pekerja dan manajemen terhadap kondisi sistem kerja tidak
selalu sesuai dengan konsep ergonomi mikro. d Perlu penjelasan fenomena temuan melalui pengembangan konsep ergonomi
dengan memperhatikan faktor-faktor makro. Dalam rangka mengembangkan konsep untuk analisis, beberapa hasil spesifik
ergonomi juga ditemui di perusahaan sebagai berikut: a Kondisi sistem kerja yang kurang ergonomis secara fisik mikro tidak linier
terhadap persepsi karyawan pada saat wawancara awal. b Keluhan pekerja, tingkat kecelakaan kerja serta turnover minim.
c Adanya keseimbangan baru akibat proses adaptasi pekerja dengan kondisi kerja yang dihadapi yang menyebabkan penyimpangan terhadap konsep ergonomi
mikro. Dari beberapa identifikasi masalah tersebut rumusan masalah yang ditentukan
adalah bagaimana rumusan konsep ergonomi yang dapat menjelaskan fenomena
hubungan kemampuan manusia, tuntutan pekerjaan dan kinerja sistem kerja dengan studi kasus industri gula.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk merumuskan prinsip sistem kerja yang mengikuti konsep autopoiesis self-organizing system dalam ergonomi sistem
kerja dengan studi kasus industri gula. Rumusan konsep tersebut diharapkan dapat menjelaskan perilaku sistem kerja agroindustri gula sebagai sistem kerja yang
dinamis sehingga setiap pemangku kepentingan akan mengetahui perilaku sistem yang dihadapi dan mampu beradaptasi terhadap perubahan-perubahan sistem di masa
yang akan datang. Dalam rangka menuju tujuan utama tersebut beberapa tujuan antara yang ingin
dicapai adalah : a Mengetahui kondisi lingkungan fisik kerja.
b Mengetahui persepsi pekerja terhadap pekerjaan yang dihadapi c Mengetahui penyebab perbedaan tingkat kejerihan antara pekerjaan tebang angkut
pagi dan siang. d Mendefinikan hubungan antara tingkat kejerihan beban kerja yang dirasakan oleh
pekerja dengan pengalaman.
1.4 Manfaat Penelitian