Kegiatan selanjutnya adalah identifikasi, rumusan masalah dan penetapan tujuan penelitian. Tahap berikutnya adalah pengumpulan dan pengolahan data.
Pengambilan data dilakukan di sistem kerja pabrik dan sistem kerja tebang angkut manual. Data pabrik yang diambil adalah kondisi lingkungan pabrik mencakup
pencahayaan, kebisingan, temperatur dan getaran, data pekerja, data kuisioner persepsi karyawan serta data denyut jantung operator boiler. Data pada pekerjaan
tebang angkut meliputi data pekerja, kondisi temperatur, denyut jantung pekerja saat istirahat, tebang dan angkut, serta data absensi.
Setelah data dikumpulkan, dilakukan proses pengolahan data untuk mendapatkan gambaran kondisi lingkungan kerja, persepsi karyawan serta beban
kerja. Data kondisi lingkungan pabrik ditabulasikan, sementara data kuisioner persepsi dianalisis dengan biplot untuk mengetahui hubungan antar persepsi
pekerja. Beban kerja boiler dihitung dengan menggunakan metode increase ratio of heart rate IRHR yaitu dengan membandingkan denyut jantung pekerja saat
bekerja dan saat istirahat. Data IRHR tebang angkut ditabulasikan dan diuji dengan uji-t untuk mengetahui perbedaan antara masing-masing kelompok
pekerja. Hasil yang sama disajikan dalam bentuk grafik IRHR sebagai fungsi pengalaman. Dari data ini dilakukan analisa bagaimana pengaruh pengalaman
terhadap beban kerja yang dinyatakan dengan nilai IRHR. Data lain yang dibandingkan adalah data absensiketidakhadiran pekerja tebang angkut. Data ini
sebagi data pendukung telah terjadi proses adaptasi pekerja selama melaksanakan pekerjaannya. Tahap akhir penelitian adalah penarikan kesimpulan dan saran.
Hasil akhir dari penelitian ini adalah rumusan sebuah konsep baru dalam ranah ergonomi yang bersifat lebih luas yang dapat menjelaskan lebih banyak fenomena.
Selain manfaat teoritis tersebut, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis, misalnya pengamatan tentang lamanya waktu adaptasi, rekayasa
manusia, serta rekayasa sistem sehingga dapat mempercepat waktu adaptasi sehingga tujuan bersama dalam sistem industri tercapai.
3.4 Metode Pengembangan Konsep Autopoiesis
Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengembangkan konsep ergonomi yang dapat menjelaskan berbagai fenomena kejadian lapang. Pengembangan
konsep dimulai dengan kajian mendalam tentang konsep ergonomi mikro dan makro. Konsep utama dlam ergonomi mikro adalah konsep man-machine model
Leamon , konsep fit the job to the man FJM serta konsep fit the man to the job. FMJ. Konsep tersebut kemudian dibandingkan dengan data temuan lapang
tentang keadaan lingkungan fisik kerja, tentang kuisioner persepsi dan pengukuran beban kerja secara obyektif. Fenomena yang terjadi di lapang ternyata
tidak mengikuti secara tegas ke salah satu pemahaman ergonomi khususnya ergonomi mikro yaitu FJM atau FMJ.
Untuk dapat menjelaskan berbagai fenomena lapang yang dalam beberpa hal menyimpang dari konsep ergonomi, dilakukan studi mendalam dalam ranah
lain yaitu ranah filsafat, dimana ditemukan beberapa konsep dan prinsip umumj yang ternyata dapat menjelaskan fenomena ergonomi sistem kerja. Tinjauan
filosofis ini bersifat luas dan multi dimensi, sehingga dalam ranah ergonomi dikategorikan dalam kelompok ergonomi makro. Konsep yang dimaksud adalah
konsep autopoiesis, konsep swa-atur self organizing system. Berdasarkan pada konsep tersebut, dibuatlah diagram proses yang terjadi
pada sistem kerja yang menghubungkan antara perubahan kinerja sistem system performance, tuntutan pekerjaan job demand untuk memenuhi kinerja sistem,
serta bagaimana manusia harus meningkatkan kemampuannya human capacity untuk mencapai keseimbangan dengan tuntutan pekerjaannya. Diagran tersebut
dapat menjelaskan bagaimana hubungan antara proses FJM dan FMJ demikian erat dan terus menerus ketika keinginan kinerja sistem harus ditingkatkan atau
dijaga dalam posisi tertentu.
4 HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian dilakukan pada dua sistem kerja yaitu di pabrik dan di lahan tebang angkut. Masing-masing dilakukan di dua lokasi yang berbeda yaitu di
PG Jatitujuh Cirebon dan di PG Bungamayang Lampung Utara. Meskipun jenis produk utama dari pabrik tersebut adalah sama yaitu gula, namun kondisi
kerja masing-masing memiliki spesifikasi yang berbeda. Perbedaan tersebut dikarenakan kondisi iklim lokasi, kondisi demografi pekerja, detail sistem
pemrosesan tebu, serta kondisi topografi alam yang berbeda.
4.1. Kondisi Lingkungan Fisik Pabrik