menjadi kurang optimal apabila ditanam pada lahan berdrainase jelek Mansur et al
. 2010. Cahaya merupakan faktor yang sangat penting bagi pertumbuhan jabon.
Suhu maksimum yang dapat ditoleransi jabon adalah 32º −42ºC dan suhu
minimum berkisar antara 3 −15,5ºC. Rata-rata curah hujan di habitat alaminya
adalah 1500 −5000 mm per tahun Krisnawati et al. 2011. Ketinggian yang dapat
ditoleransi jabon yaitu pada kisaran 0 −1000 m dpl. Ketinggian optimal untuk
mencapai produktivitas maksimumnya ialah kurang dari 500 m dpl Mansur et al. 2010.
Penelitian di India menyebutkan bahwa semua bagian dari tanaman jabon berfungsi dalam bidang farmasi. Kulit batang jabon mengandung zat analgesik,
antipiretik, antiradang Mondal et al. 2009, antidiabetes Bussa et al. 2010, antimikroba Chandel et al. 2011, antioksidan, penawar racun Hossain et al.
2011, penenang, dan penurun tekanan darah Gurjar et al. 2010. Daun jabon mengandung zat antimikroba Chandrashekar et al. 2009 dan penurun tekanan
darah Ahmed et al. 2011. Bunga jabon mengandung zat antidiare dan penurun tekanan darah Alam et al. 2008, 2011. Buah jabon mengandung zat antijamur
dan anti bakteri Mishra et al. 2011. Akar jabon mengandung antimikroba, anti cacing dan penurun tekanan darah Acharrya et al. 2010, 2011.
2.2 Teknik Perbanyakan Kultur Jaringan
2.2.1 Pengertian
Kultur jaringan merupakan suatu teknik budidaya sel, jaringan, ataupun organ dari suatu tanaman dibawah kondisi aseptik bebas segala bentuk
mikroorganisme dan didalam lingkungan yang terkontrol Evans et al. 2003. Zulkarnain 2009 mengatakan bahwa kultur jaringan merupakan upaya
mengisolasi bagian-bagian tanaman protoplas, sel, jaringan, dan organ, kemudian mengkulturkannya pada nutrisi buatan yang steril dibawah kondisi
lingkungan terkendali sehingga bagian-bagian tanaman tersebut dapat beregenerasi menjadi tanaman yang lengkap kembali.
Dasar pengembangan kultur jaringan adalah totipotensi. Totipotensi merupakan potensi suatu sel untuk dapat tumbuh dan berkembang menjadi
tanaman yang lengkap. Setiap sel akan beregenerasi menjadi tanaman yang
lengkap dan utuh apabila ditempatkan pada kondisi yang sesuai Kumar et al. 2011.
Tahapan kultur jaringan meliputi inisiasi, multiplikasi, perpanjangan dan induksi akar pengakaran, dan aklimatisasi. Kegiatan inisiasi meliputi persiapan
eksplan, sterilisasi eksplan hingga mendapatkan eksplan yang bebas dari mikroorganisme kontaminan. Multiplikasi merupakan tahap perbanyakan eksplan
dengan subkultur pemindahan eksplan dalam media baru yang berisi Zat Pengatur Tumbuh ZPT secara berulang-ulang untuk mempertahankan stok
bahan tanaman eksplan. Pengakaran merupakan kegiatan terakhir sebelum planlet dipindahkan ke kondisi luar. Aklimatisasi ialah proses
pemindahanpengadaptasian planlet dari kondisi in vitro ke kondisi luarlapangan Kumar et al. 2011.
Kegunaan utama dari kultur jaringan adalah untuk mendapatkan tanaman baru dalam jumlah banyak dan waktu relatif singkat, sifat fisiologi dan morfologi
yang sama dengan induknya, efisien tempat dan waktu, tidak tergantung musim dan dapat diperbanyak secara kontinyu, dan untuk skala besar biayanya lebih
murah. Menurut Zulkarnain 2009 manfaat dari kultur jaringan di antaranya: 1 keseragaman genetik identik dengan induk, 2 kondisi aseptik bebas patogen,
3 seleksi tanaman, 4 stok tanaman mikro, 5 lingkungan terkendali, 6 pelestarian plasma nutfah, 7 produksi tanaman sepanjang tahun, 8
memperbanyak tanaman yang sulit diperbanyak secara konvensional, dan 9 perbanyakan klon secara cepat.
2.2.2 Eksplan