lengkap dan utuh apabila ditempatkan pada kondisi yang sesuai Kumar et al. 2011.
Tahapan kultur jaringan meliputi inisiasi, multiplikasi, perpanjangan dan induksi akar pengakaran, dan aklimatisasi. Kegiatan inisiasi meliputi persiapan
eksplan, sterilisasi eksplan hingga mendapatkan eksplan yang bebas dari mikroorganisme kontaminan. Multiplikasi merupakan tahap perbanyakan eksplan
dengan subkultur pemindahan eksplan dalam media baru yang berisi Zat Pengatur Tumbuh ZPT secara berulang-ulang untuk mempertahankan stok
bahan tanaman eksplan. Pengakaran merupakan kegiatan terakhir sebelum planlet dipindahkan ke kondisi luar. Aklimatisasi ialah proses
pemindahanpengadaptasian planlet dari kondisi in vitro ke kondisi luarlapangan Kumar et al. 2011.
Kegunaan utama dari kultur jaringan adalah untuk mendapatkan tanaman baru dalam jumlah banyak dan waktu relatif singkat, sifat fisiologi dan morfologi
yang sama dengan induknya, efisien tempat dan waktu, tidak tergantung musim dan dapat diperbanyak secara kontinyu, dan untuk skala besar biayanya lebih
murah. Menurut Zulkarnain 2009 manfaat dari kultur jaringan di antaranya: 1 keseragaman genetik identik dengan induk, 2 kondisi aseptik bebas patogen,
3 seleksi tanaman, 4 stok tanaman mikro, 5 lingkungan terkendali, 6 pelestarian plasma nutfah, 7 produksi tanaman sepanjang tahun, 8
memperbanyak tanaman yang sulit diperbanyak secara konvensional, dan 9 perbanyakan klon secara cepat.
2.2.2 Eksplan
Eksplan merupakan potongan tanaman yang diisolasi untuk inisiasi kultur jaringan. Respon masing-masing eksplan dalam kultur jaringan akan berbeda.
Kemampuan regenerasi eksplan dalam kultur jaringan sangat dipengaruhi oleh tipe eksplan, varietas eksplan, umur tanaman induk sumber eksplan, konsisi
fisiologis, dan ukuran eksplan.
Tipe eksplan merupakan faktor yang penting dalam mengoptimalkan pelaksanaan kultur jaringan Kumar et al. 2011. Tipe eksplan seperti tunas
pucuk, tunas ketiak aksilar, akar, mata tunas, daun, embrio, dan bakal biji akan memberikan perbedaan yang signifikan pada pertumbuhan eksplan Jabeen et al.
2005, Chaudhry et al. 2010. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan kandungan hormon pada masing-masing bagian eksplan Kumar et al. 2011. Varietas
eksplan juga merupakan faktor yang penting dalam mempengaruhi regenerasi eksplan Kamal et al. 2007, Michel et al. 2008.
Peluang keberhasilan kultur jaringan dipengaruhi juga oleh umur tanaman. Semakin muda tanaman, maka akan semakin besar keberhasilan dalam kultur
jaringan. Jaringan muda juvenile memiliki sel-sel yang aktif membelah dengan kecepatan pembelahan sel yang tinggi sehingga jaringan muda merupakan bahan
eksplan yang baik. Naughmouchi et al. 2008 mengatakan respon eksplan akan menurun seiring pertambahan umur eksplan.
Kondisi fisiologi eksplan berperan penting dalam keberhasilan teknik kultur jaringan. Pada umumnya bagian vegetatif lebih siap beregenerasi daripada
bagian generatif. Kondisi fisiologis dari suatu tanaman bervariasi secara alami, sejalan dengan pertumbuhan tanaman yang dipengaruhi oleh lingkungannya.
Pengaturan lingkungan tanaman yang bersih dan higienis, dengan pengubahan status fisiologi tanaman induk seperti memanipulasi cahaya, suhu, suplai air,
suplai hara dan zat pengatur tumbuh akan mempengaruhi fisiologi eksplan Zulkarnain 2009.
Ukuran eksplan menentukan laju kehidupan bahan eksplan. Eksplan yang berukuran kecil, lebih mudah disterilisasi sehingga akan memperkecil peluang
kontaminasi baik secara internal maupun eksternal, namun kemampuan beregenerasi juga kecil sehingga diperlukan media kompleks dalam
pertumbuhannya. Semakin besar ukuran eksplan maka akan semakin besar kemampuan beregenerasi, namun peluang untuk kontaminasi juga semakin besar
Zulkarnain 2009. 2.2.3
Zat Pengatur Tumbuh ZPT
Zat Pengatur Tumbuh merupakan senyawa organik dalam konsentrasi rendah yang dapat merangsang, menghambat, atau secara kualitatif
mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Contoh ZPT ialah sitokinin dan Giberelin. Sitokinin adalah senyawa yang dapat meningkatkan pembelahan sel pada
jaringan tanaman serta mengatur pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Sitokinin mengatur pembelahan sel, pemanjangan sel, diferensiasi sel, dan
pembentukan organ tanaman. Sitokinin yang paling banyak digunakan dalam kultur jaringan tanaman adalah kinetin, benzil adenin BA, benzil amino purin
BAP, dan zeatin Zulkarnain 2009. Beyl 2000 mengatakan bahwa pada konsentrasi tinggi sitokinin dapat menginduksi perbanyakan tunas, tetapi
menghambat pembentukan akar.
Giberelin GA3 terdiri atas kira-kira 60 macam senyawa, giberelin merupakan ZPT yang paling banyak ditemukan dalam tanaman Zulkarnain
2009. Menurut Evans et al. 2003 fungsi utama dari giberelin pada tanaman yaitu menstimulasi pemanjangan ruas batang dan pembungaan. Giberelin juga
ditemukan pada cadangan makanan dari endosperma pada tahap pertumbuhan embrio dan perkecambahan. Beyl 2000 mengatakan, giberelin berfungsi untuk
merangsang pertumbuhan ruas dan dibutuhkan untuk pertumbuhan meristem. Menurut Zulkarnain 2009 biasanya giberelin digunakan dalam medium kultur
untuk meningkatkan pemanjangan pucuk-pucuk yang sangat kecil dan merangsang pembentukan embrio dari kalus.
2.2.4 Sterilisasi Eksplan