Beberapa sumber kontaminasi mikroorganisme pada sistem kultur jaringan, adalah: 1 media, 2 lingkungan kerja yang kurang steril dan pelaksana
penanaman yang kurang hati-hati dan kurang teliti, 3 eksplan, secara internal kontaminan terbawa di dalam jaringan tanaman, 4 eksplan, secara eksternal
kontaminan berada di permukaan eksplan akibat prosedur sterilisasi yang kurang sempurna, 5 serangga atau hewan kecil yang masuk ke botol kultur setelah
diletakkan pada ruang kultur. Dari semua sumber kontaminasi, yang paling sulit diatasi ialah yang berasal dari eksplan. Oleh karena itu, dalam memilih suatu
metode sterilisasi dan bahan sterilisasi Tabel 1 haruslah selektif, dengan prinsip semaksimal mungkin menghilangkan mikroorganisme kontaminan yang tidak
diinginkan dengan gangguan sekecil mungkin pada jaringan eksplan Zulkarnain 2009.
Tabel 1 Bahan sterilisasi yang biasa digunakan dalam sterilisasi permukaan
2.2.5 Medium
Medium merupakan salah satu komponen yang penting dalam metode kultur jaringan. Kesuksesan aplikasi prosedur kultur jaringan sebagian besar
dipengaruhi oleh medium dengan komposisi yang tepat Evans et al. 2003. Kebutuhan nutrisi untuk pertumbuhan kultur jaringan yang optimal bervariasi
antar jenis ataupun antar varietas. Bahkan jaringan yang berasal dari bagian tanaman yang berbeda akan berbeda pula kebutuhan nutrisinya. Meskipun
demikian, medium dasar MS Murashige and Skoog merupakan yang paling banyak digunakan di antara medium yang lain Zulkarnain 2009. Menurut Evans
et al . 2003 secara umum medium MS mengandung unsur-unsur yang dibutuhkan
tanaman, yaitu air, hara makro, hara mikro, vitamin, dan sumber karbon berupa glukosa.
Bahan Kimia Konsentrasi
Sodium hipoklorit 0,5-5
Pemutih komersial 10-20
Kalsium hipoklorit 9-10
Hidrogen peroksida 3-12
Mercuri klorida 0,1-1
Etanol 70-95 Benzalkonium klorida
0,01-1
2.2.6 Antibiotik
Antibiotik merupakan senyawa yang dihasilkan oleh mikroorganisme seperti cendawan dan bakteri yang digunakan untuk membunuh mikrorganisme
lain. Amoksilin merupakan antibiotik yang termasuk pada golongan penisilin kelas B-Lactams. Amoksilin mempunyai sifat bakteriostatik, yaitu cara kerja
antibakteri dengan menghambat pertumbuhan bakteri. Amoksilin mengganggu pertumbuhan bakteri dengan cara menghambat sintesis dinding sel bakteri.
Amoksilin merupakan antibakteri dengan spektrum sedang moderate spectrum, yang hanya aktif pada beberapa bakteri dan cendawan saja Joshi 2011.
Antibiotik streptomisin merupakan antibiotik yang hanya aktif pada beberapa bakteri saja narrow spectrum. Streptomisin mempunyai sifat
bakterisidik yaitu bekerja dengan langsung mematikan bakteri dengan cara menghambat proses sistesis protein dari bakteri. Kloramfenikol mempunyai
spektrum luas broad spectrum yang aktif terhadap semua jenis bakteri. Kroramfenikol mempunyai sifat bakteriostatik yaitu menghambat pertumbuhan
dan perkembangan bakteri dengan cara menghambat sintesa protein Kaufman 2011.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN