Tingkat Kontaminasi Eksplan Pembahasan

ini mengalami oksidasi akibat adanya pelukaan terhadap eksplan. Senyawa fenol yang teroksidasi pada media mengakibatkan eksplan tidak dapat mengambil nutrisi dari media sehingga pertumbuhan eksplan terhambat dan akhirnya eksplan akan mati. Persentase browning pada penelitian ini rendah, yaitu sebesar 10,36. Usaha untuk mengurangi browning dalam penelitian ini diantaranya ialah penggunaan bahan tanaman yang masih muda. Tanaman muda mempunyai kandungan fenol yang lebih rendah dibandingkan dengan tanaman tua. Kandungan fenol yang lebih rendah akan menurunkan tingkat browning yang terjadi. Peristiwa pencoklatan pada eksplan saat ditanam dapat dikurangi dengan melakukan pembilasan air secara berulang. Hal ini dilakukan untuk melarutkan senyawa fenol yang ada dalam jaringan tanaman. Kavitha et al 2009 menyarankan untuk menginkubasi eksplan jabon pada medium baru di dalam ruangan yang gelap untuk mengurangi tingkat browning yang terjadi. Onuoha et al. 2011 dalam penelitiannya untuk mencegah browning pada kultur jaringan pisang Musa parasidiaca menyarankan untuk merendam eksplan dengan menggunakan antioksidan berupa potassium sitrat-sitrat selama 2 jam sebelum dilakukan pengkulturan. Poudyal et al. 2008 mengkaji masalah browning pada jenis pear Yali, Ainkansui dan Abbe Fetel. Poudyal menyarankan penambahan asam askorbat atau dengan penambahan Polivinil Pirolidon PVP pada media kultur, inkubasi eksplan pada kondisi gelap selama 96 jam, dan perlakuan dingin dengan disimpan dalam kulkas selama 12 jam. Perlakuan ini terbukti mampu mengontrol browning pada eksplan pear.

4.2.4 Tingkat Kontaminasi Eksplan

Secara umum, tingkat kontaminasi tinggi pada semua perlakuan. Penyakit lodoh oleh serangan cendawan pada tanaman induk Gambar 8 diduga menyebabkan tingginya kontaminasi pada semua perlakuan . Patogen penyebab penyakit lodoh ini dengan cepat akan menyebar ke jaringan tanaman. Hifa patogen lodoh menyebar melalui tanah, dan infeksi patogen terjadi melalui penetrasi langsung pada epidermis yang masih lemah yang melindungi jaringan tanaman yang masih sukulen Boyce 1961. Banyak jenis cendawan yang berasosiasi dengan jaringan tanaman, dan umumnya akan menyebabkan kontamina terlihat se ketika tun akibatnya dalam kul Gambar 8 Tin karantina tinggi pad terjadi pad karantina menguran Suwandi toksisitas kemampu tersebut a mikroba y kombinasi efektifnya rentang w A asi pada ek ehat dan se nas dikultu cendawan tur jaringan Kondisi tan yang sehat Kondisi sem ngkat kont dibandingk da perlakua da tanaman belum tun ngi mikroba 1992 men antibiotik an mikroba akan dituru yang lebih i dari tiga a antibiotik waktu pembe ksplan yang gar, diduga urkan patog akan cepat n sangat pen naman induk t, B Kond mai jabon ya aminasi ek kan dengan an karantina yang diberi ntas, sehin a justru ak ngatakan ba k. Resisten a untuk be unkan dari h tahan terh jenis anti ini disebab erian antibio B dikulturka a sudah teri gen tersebu tumbuh dal nting pemak kan jabon di disi tanaman ang mati terk ksplan jabon n perlakuan a diduga ka ikan antbiot ngga karant kan mengha ahwa mikrob nsi muncul eradaptasi d i generasi hadap antib biotik belu bkan karen otik yang ku B n Altan et infeksi dida ut akan iku lam botol-b kaian ekspla i rumah kaca n jabon yang kena serangan n lebih ren n karantina. arena adany tik. Resisite tina yang asilkan mik ba akan ber l dengan dengan ling ke genera biotik. Pen um dapat b na kurangny urang lama. t al . 2009. alam jaring ut terbawa botol kultur. an yang ben a; A Kond g mulai ters n lodoh ndah pada . Kontamin ya resisitens ensi ini terja bertujuan kroba yang rusaha bera adanya f gkungannya asi sehingg nyebab lain berfungsi m ya dosis an C Tanaman gannya, seh dalam jari . Oleh karen nar-benar se disi tanaman serang lodoh perlakuan nasi yang c si mikroba adi karena p membunuh g lebih res adaptasi terh fleksibilitas a, dan resis ga menghas n diduga k maksimal. T ntibiotik ata 25 yang ingga ingan, na itu hat. jabon h, C tanpa cukup yang proses h dan sisten. hadap dan stensi silkan karena Tidak aupun Kontaminasi secara umum dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor eksplan, faktor manusia, faktor media dan faktor lingkungan. Kontaminasi dari faktor eksplan dicirikan dengan awal muncul sumber kontaminasi berasal dari eksplan Gambar 9A. Dalam penelitian ini banyak didapatkan juga kontaminasi yang berawal dari ruas antar tangkai daun Gambar 9D. Kavitha et al 2009 mengatakan bahwa kontaminasi paling banyak dari kultur jaringan tunas jabon adalah cendawan. Cendawan sebagian besar berawal dari stipula yang berada di antara tangkai daun. Kontaminasi di bagian stipula dapat dihilangkan dengan menggunakan bahan kimia pada eksplan. Dengan cara ini persentase kontaminasi pada bagian stipula oleh cendawan dapat dikurangi. Kontaminasi ini biasa terjadi akibat adanya sterilisasi permukaan yang tidak sempurna. Pemilihan bahan sterilisasi, dosis serta lama waktu sterilisasi mempengaruhi keefektifan dalam membunuh kontaminan yang ada di permukaan eksplan. Kontaminasi yang muncul dari media juga terkadang bisa terjadi. Kontaminasi dari faktor media disebabkan karena kurang rapatnya penutup botol sehingga mikroba bisa masuk lewat celah penutup botol. Kontaminasi yang berasal dari media kultur ditandai dengan munculnya cendawan atau bakteri berawal pada media Gambar 9B. Faktor manusia dan lingkungan juga menjadi penyebab tingat kontaminasi yang cukup tinggi, kurang terampilnya pekerja serta kurang sterilnya peralatan yang dipakai juga bisa mempengaruhi persen kontaminasi pada eksplan. Odutayo et al 2007 menyatakan bahwa ada hubungan antara jenis kontaminan dengan lingkungan laboratorium, pekerja, dam peralatan yang digunakan. Bakteri dan cendawan yang ditemukan sebagai kontaminan, jenisnya sama dengan bakteri dan cendawan yang ada di udara laboratorium, peralatan laboratorium, kulit pekerja, serta sarung tangan pekerja ketika melakukan penelitian. Secara umum, berdasarkan jenis kontaminan kontaminasi terdapat 2 jenis, yaitu kontaminasi bakteri dan kontaminasi cendawan. Kontaminasi bakteri dicirikan dengan adanya cairan putih bening pada media di pangkal eksplan yang akan berubah menjadi putih pekat ataupun berubah warna. Kontaminasi cendawan dicirikan dengan adanya hifa putih yang tumbuh pada botol kultur, baik itu muncul dari media ataupun eksplan. Kondisi media kultur yang lembab dan banyak m dari pada kelamaan Ga Ko dan terus mencapai Kontamin Sebagian +cendawa mengandung pertumbuh akan menu ambar 9 Kon cen me tan ontaminasi b meningkat persentase nasi yang t besar ekspl an. A C g nutrisi, m han eksplan tupi eksplan ntaminasi cen ndawan bera enutupi ekspl ngkai daun bakteri dan t pada ming e tertinggi erjadi seba lan mengala menyebabkan nnya. Cend n yang akhi ndawan; A awal dari med lan, D cend n cendawan ggu pertam pada har anyak 95 ami dua jen n pertumbu dawan yang irnya memb cendawan b dia, C cend dawan yang b mulai mun a. Kontami ri ke-5 set dari selur nis kontami B D uhan cenda g menyeran bunuh ekspl berawal dari dawan tumbu berawal dari ncul pada ha inasi cenda telah pena ruh eksplan inasi sekalig wan lebih ng eksplan an Gambar eksplan, B uh cepat dan i sipula antar ari kedua in wan dan ba anaman eks n yang dita gus yaitu ba 27 cepat lama r 9C r nisiasi akteri splan. anam. akteri

4.2.5 Toksisitas Antibiotik dan Bahan Sterilisasi