Sumber Data Analisis BAH

9 Laboratorium Oseanografi, Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan, Fakultas Ilmu dan Teknologi Kelautan, IPB. 3.2. Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan selama penelitian terbagi menjadi dua yaitu saat pengambilan data lapang dan analisis laboratorium. Bahan yang digunakan pada pengambilan data lapang adalah akuades dan alat yang digunakan, yaitu: GPS Garmin untuk menentukan koordinat titik stasiun, kotak es, termometer untuk mengukur suhu, pH-meter untuk mengukur pH air, refraktometer untuk mengukur salinitas, water sampler untuk mengambil contoh air. Bahan yang digunakan selama analisis laboratorium adalah contoh air, MIBK, APDC, HNO 3 pekat, H 2 O 2 , HCl, kertas sring Sellulose Nitrat, Whatman No.41, dan akuades. Alat yang digunakan dalam analisis laboratorium vaccum pump , timbangan digital BP 20, desikator, alat destruksi, oven Memmert Model 100-800, AAS Varian Spectra AA 20 plus. Gambar alat dan bahan ditunjukkan pada Gambar 11 dalam Lampiran 1.

3.3. Sumber Data

Data sekunder yang digunakan meliputi data angin arus, dan pasang surut. Data angin dan arus diperoleh dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika BMGK. Data pasang surut diperoleh dari Badan Informasi Geospasial BIG. Contoh data angin, pasang surut, dan arus disajikan pada Lampiran 2, 3, dan 4. 10

3.4. Metode Penelitian

3.4.1. Penentuan stasiun penelitian

Stasiun penelitian terdiri dari 26 titik yang tersebar di Teluk Jakarta mulai dari muara sungai hingga ke laut yang mewakili wilayah barat, tengah, dan timur teluk. Pemilihan lokasi di muara sungai dan pantai dilakukan berdasarkan keterkaitan intensitas aktivitas manusia dan industri yang diduga berperan sebagai penyumbang Pb ke perairan. Pengambilan titik stasiun juga dilakukan di wilayah laut untuk mengetahui sebaran logam berat Pb. Bagian laut terdiri dari 17 stasiun yang tersebar di wilayah teluk dan 9 stasiun berada di bagian muara sungai dan pantai near shore. Data koordinat stasiun penelitian disajikan pada Lampiran 5.

3.4.2. Pengukuran data lapang

Pengukuran data di lapang meliputi suhu, salinitas, dan pH perairan. Pengukuran suhu dilakukan dengan menggunakan termometer. Salinitas menggunakan refraktometer dan derajat keasaman pH diukur dengan menggunakan pH-meter. Data ditampilkan pada Lampiran 6.

3.4.3. Pengambilan contoh air laut

Contoh air diambil dengan menggunakan Water Sampler bervolume 5 liter yang terbuat dari Poly Vinyl Clorida PVC untuk menghindari kontaminasi logam berat. Contoh air laut diambil di bagian permukaan badan perairan dan dimasukkan ke dalam botol polietylen yang bervolume satu liter. Wadah yang digunakan terlebih dahulu direndam dalam larutan asam HNO 3 selama 24 jam kemudian dibilas dengan menggunakan akuades. Contoh air disimpan di dalam kotak es kemudian dibawa ke laboratorium untuk dilakukan analisis lebih lanjut. 11

3.5. Analisis Contoh Air Laut

3.5.1. Analisis Total Suspended Solid TSS

Analisis TSS dilakukan dengan menggunakan metode gravimetri APHA, 1992. Metode ini menggunakan kertas saring Sellusoe Nitrat berpori 0,45 μm dengan diameter 0,47 mm. Kertas saring yang akan digunakan sebelumnya telah dibilas dengan akuades dan dikeringkan selama satu jam dengan oven bersuhu 103-105 o C dan selanjutnya diukur berat awal kertas tersebut. Contoh air sebanyak 300 ml disaring dengan kertas tersebut menggunakan Vaccum pump . Kertas saring yang telah berisi suspensi kembali dikeringkan dengan oven bersuhu 103 – 105 o C untuk menghilangkan kadar air pada kertas. Kertas saring yang telah kering dan mengandung suspensi ditimbang kembali untuk menentukan berat suspensi tersebut. Penjelasan cara kerja ditunjukkan pada Lampiran 7.

3.5.2. Analisis timbal Pb terlarut

Analisis logam berat timbal Pb terlarut dilakukan dengan menyaring contoh air dengan kertas Sellulose Nitrat berpori 0,45 μm. Air yang telah disaring diawetkan dengan menggunakan HNO 3 pekat 1 N dan dikondisikan pada pH 2,5. Filtrat ini diekstraksi dengan bahan pengompleks Amonium Pirolidin Ditiokarbamat APDC dan Metil Isobutil Keton MIBK APHA, 1992. APDC berfungsi membentuk senyawa kompleks organik yang tidak larut dalam fasa air ketika logam berat dalam contoh air bersuasana asam. MIBK akan melarutkan logam berat dan APDC menjadi dua fase yaitu organik dan anorganik. Fase organik logam berat dan APDC kemudian diekstraksi kembali dengan HNO 3 pekat, sehingga terbentuk ion logam yang larut dalam fase air. Kadar logam berat 12 Pb diukur nilainya dengan menggunakan AAS Varian Spectra AA 20 plus dengan panjang gelombang 217 nm dan deteksi limit untuk pengukuran Pb yaitu 0,001 ppm. Prosedur pelaksanaan analisis ini disajikan pada Lampiran 8.

3.5.3. Analisis timbal Pb tersuspensi

Analisis logam berat timbal Pb dalam suspensi dilakukan dengan menyaring contoh air laut dengan kertas saring berpori 0,45 μm. Kertas yang berisi suspensi dikeringkan dengan oven selama 18 – 24 jam dengan suhu 105 o C. Setelah kering kertas ditimbang untuk mengetahui berat suspensi. Kertas saring yang berisi suspensi dimasukkan ke dalam erlenmeyer untuk didestruksi dengan menggunakan HNO 3 pekat dan dibiarkan dalam suhu ruang kurang lebih empat jam sesuai dengan method 3050B United State Environmental Protection Agency US EPA APHA 1992. Destruksi dilakukan kembali dengan penambahan H 2 O 2 30 dan HCl pekat selama kurang lebih delapan jam pada suhu 90 ± 5 o C. Contoh ini kemudian disaring dengan kertas Whatman No. 41 berpori 0,45 μm. Analisis logam berat dilakukan dengan menggunakan AAS Varian Spectra AA 20 Plus menggunakan nyala lampu udara-asetilen yang didasarkan pada Hukum Lambert – Beer, yaitu banyaknya sinar yang diserap berbanding lurus dengan kadar zat Hutagalung et al., 1997. Prosedur analisis Pb tersuspensi dijelaskan pada Lampiran 9.

3.6. Analisis

Cluster Cluster merupakan teknik multivariat untuk mengelompokkan objek – objek berdasarkan karakteristik yang dimilikinya. Analisis ini bertujuan mengklasifikasikan objek, sehingga setiap objek yang paling dekat kesamaannya 13 dengan objek lain berada dalam kelompok Cluster yang sama. Untuk mengukur kesamaan antar objek digunakan ukuran jarak Euclidean Distance dengan Metode Ward . Hasil akhir akan diperoleh tingkatan objek mulai dari mirip sampai tidak mirip yang digambarkan dalam dendogram Johnson dan Wichern, 1992 in Hertanto, 2008 .

3.7. Pengolahan Data