16 Tabel 2. Komponen pasang surut pada Bulan April 2011 di Teluk Jakarta
Komponen Pasut Amplitudo
m Fase
o
O1 0,14
333,40 K1
0,21 8,29
M2 0,07
69,01 S2
0,06 74,54
Hasil pengukuran yang dilakukan oleh Badan Informasi Geospasial BIG di Stasiun Kolinlamil pada koordinat 6,02 LS dan 106,89 BT selama satu bulan
diketahui menunjukkan nilai rata-rata muka air laut adalah 1,74 m. Maksimum muka air laut 2,28 m dan minimum 1,32 m.
Nilai elevasi pasang surut menunjukkan tunggang pasang mencapai 0,96 m dengan pasang tertinggi 0,54 m dan surut terendah 0,42 m. Pada saat
pengamatan di lapang diketahui nilai tinggi air berkisar antara 1,32 m sampai 2,28 m dengan nilai tinggi rata-rata 1,77 m.
Kondisi pasang surut di Teluk Jakarta memiliki rasio amplitudo 2,81 dengan komponen dominan K1. Pengambilan data dilakukan sejak pagi hingga
siang hari yaitu pada pukul 06:00 – 15:00 WIB dan berada pada kondisi surut
hingga pasang.
4.1.3. Arus permukaan
Arus perairan di Teluk Jakarta yang dianalisis oleh BMKG pada Bulan April 2011 merupakan arus permukaan. Pengukuran arus ditekankan di bagian
permukaan karena kaitannya dengan sebaran limbah yang menjadi kontaminan termasuk Pb, baik itu limbah domestik dan industri yang masuk ke perairan
melalui sungai – sungai yang bermuara ke Teluk Jakarta dan debu melalui
17 atmosfer yang jatuh ke permukaan perairan. Gambar stick plot arus ditunjukkan
pada Gambar 4 serta tabel kecepatan dan arah arus di Teluk Jakarta pada Tabel 3.
Gambar 4. Stick Plot arus di enam stasiun pengukuran pada Bulan April 2011 di Teluk Jakarta
Tabel 3. Kecepatan dan arah arus di enam stasiun pengukuran pada Bulan April
2011 di Teluk Jakarta Stasiun
Kecepatan cms Arah
Dominan Maksimum
Minimum Rata - rata
1 Off shore 22,96
0,02 4,51
Barat 2 Off shore
23,30 0,05
4,62 Barat
3 Muara Citarum 24,77
0,06 4,92
Barat 4 Tanjung Priok
9,78 0,02
1,83 Timur
5 Pantai 6,25
0,01 1,16
Timur 6 Off shore
23,61 0,04
4,80 Barat
1 Off shore
3 Muara Citarum
4 Tanjung Priok 5 Pantai
2 Off shore
6 Off shore
18 Analisis arus ini dilakukan pada enam titik. Nilai kecepatan rata-rata
terendah berada di daerah pantai Stasiun 5 yaitu 1,16 cms dengan arah dominan arus menuju timur. Nilai kecepatan rata-rata tertinggi terdapat di Muara Citarum
Stasiun 3 yaitu 4,92 cms dengan arah dominan arus menuju barat. Semakin menuju ke arah pantai kedalaman perairan akan semakin
dangkal. Hal inilah yang menyebabkan penurunan nilai rata – rata kecepatan arus
di Tanjung Priok Stasiun 4 dan pantai Stasiun 5. Kecepatan rata – rata arus di
wilayah off shore Stasiun 1, 2, dan 6 dan Muara Citarum Stasiun 3 lebih besar dari pada Tanjung Priok Stasiun 4 dan pantai Stasiun 5 karena lokasinya yang
berada di laut lepas dan akibat adanya pengaruh arus dari Laut Jawa yang dipengaruhi oleh Angin Monsoon Pariwono, 1989.
Angin pada Bulan April dominan bergerak dari arah barat dan barat daya yang menyebabkan arus dominan bergerak ke arah barat dan timur disepanjang
perairan Teluk Jakarta. Hal ini juga ditunjukkan dari hasil pengamatan di enam stasiun pengamatan tersebut. Banyaknya sungai yang bermuara di Teluk Jakarta
juga akan mempengaruhi kecepatan arus itu sendiri, sehingga nilainya cukup bervariasi.
4.2.
Kondisi Kimia Perairan di Teluk Jakarta 4.2.1. Derajat keasaman pH
Hasil pengukuran pH selama penelitian berkisar antara 6,66 sampai 8,50. Nilai minimum ditemukan di Sungai Dadap Stasiun 19 dan maksimum di
Tanjung Priok Stasiun 25. Berdasarkan gambar sebaran pH di Teluk Jakarta
19 umumnya rendah dibagian wilayah pesisir. Gambar sebaran pH perairan di Teluk
Jakarta ditunjukkan pada Gambar 5.
Gambar 5. Sebaran pH perairan pada Bulan April 2011 di Teluk Jakarta
Rendahnya nilai pH di sekitar sungai dan muara diakibatkan pengaruh air tawar yang masuk melalui sungai. Nilai pH bagian barat cenderung lebih rendah
daripada bagian tengah dan timur teluk, karena masih tingginya pengaruh masukan Sungai Dadap, Sungai Kamal, dan Sungai Angke.
pH yang terukur memiliki nilai yang sedikit lebih tinggi daripada nilai pH yang diukur oleh BPLHD 2010. BPLHD 2010 mengukur nilai pH di Teluk
Jakarta berkisar 6,87 – 7,66. Nilai Ambang Batas NAB pH yang ditetapkan
melalui Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup KMNLH, 2004 untuk kepentingan biota laut adalah 7
– 8,5. Nilai pH yang terukur masih berada
dibawah NAB yang ditetapkan, sehingga masih aman untuk kehidupan biota laut.
20
4.2.2. Suhu perairan