8 mitigasi peringanan banjir dan efektivitas, dan latar belakang sejarah yang
berbeda mengenai pengalaman hidup di dataran banjir dan dari kemungkinan banjir Messner dan Meyer 2004. Memahami persepsi yang dimiliki oleh
individu dan komunitas yang berbeda merupakan dasar penting untuk membangun struktur yang efektif dan perilaku untuk mengurangi kerentanan serta
membangun ketahanan terhadap risiko Vogel et al. 2007. Pengalaman individu dari bencana mempengaruhi persepsi risiko di masa depan, yang pada gilirannya
mempengaruhi respon dan pengelolaan risiko masa depan Messner dan Meyer 2004.
Bubeck et al 2012 melakukan penelitian mengenai persepsi dan sikap masyarakat di Provinsi Thua Thien Hue,Vietnam Tengah terhadap mitigasi banjir.
Penelitian ini dilakukan dengan memberikan kuesioner terhadap 300 reponden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa banyak responden yang telah
mempersiapkan langkah-langkah mitigasi risiko banjir di masa depan. Penelitian juga melakukan analisis korelasi serta analisis linear berganda yang dapat
memberikan informasi dalam memprediksi pengukuran dua komponen persepsi risiko.
Penelitian lain tentang persepsi risiko banjir dilakukan oleh Fatti dan Patel 2013. Penelitian ini mengenai hubungan antara persepsi risiko banjir dan
pengelolaan banjir. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui cara masyarakat dan pemerintah setempat dalam menanggapi risiko banjir, serta
mengetahui interaksi antar masyarakat dan pemerintah dalam memahami efektivitas pengelolaan banjir. Hasil berdasarkan penelitian ini menunjukkan
perbedaan persepsi antara pemerintah dan masyarakat mengenai tanggung jawab terhadap pengelolaan banjir menyebabkan tindakan penanggulangan banjir
menjadi kurang efektif.
2.3 Pengaruh Banjir Terhadap Sektor Bisnis dan Komersial
Sektor bisnis dan komersial merupakan organisasi bukan homogen yang menjual barang atau jasa kepada konsumen dengan berorientasikan keuntungan.
Sektor bisnis dan komersial yang terletak di sepanjang aliran sungai rawan akan
9 bencana banjir. Bencana tersebut dapat menyebabkan kerugian yang tidak sedikit
bagi pelaku bisnis. Hasil penelitian Smith 1994 yang menilai kerusakan akibat banjir di
wilayah pedesaan dan perkotaan di Afrika Selatan dengan menggunakan metode stage-damage
menghasilkan bahwa kerugian tidak langsung yang terjadi di sektor komersial dan industri akibat banjir telah sangat tinggi, kerugian tidak langsung
tersebut terkait dengan hilangnya ekonomi secara keseluruhan di tingkat regional maupun nasional. Hasil berdasarkan penelitian tersebut telah membuktikan bahwa
banjir yang terjadi pada unit bisnis dan komersial mempengaruhi perekonomian nasional.
2.4 Jenis Kerusakan Banjir
Banjir memberikan dampak kerugian terhadap berbagai land use seperti perumahan, industri, pertanian dan sektor bisnis. Menurut Merz et al 2010,
kerusakan banjir dapat dibedakan menjadi kerusakan langsung dan kerusakan tidak langsung. Kerusakan langsung pada banjir adalah kerusakan yang terjadi
karena kontak fisik air banjir dengan manusia, properti atau benda lainnya. Kerusakan tidak langsung disebabkan oleh dampak langsung dan terjadi dalam
ruang atau waktu di luar peristiwa banjir. Kedua jenis kerusakan lebih lanjut diklasifikasikan ke dalam kerusakan berwujud tangible dan tidak berwujud
intangible Parker et al. 1987. Kerusakan berwujud adalah kerusakan modal buatan manusia atau arus sumber daya yang dapat dengan mudah ditentukan
dalam istilah moneter, sedangkan kerusakan tidak berwujud adalah kerusakan aset yang tidak diperdagangkan di pasar dan sulit untuk mentransfer nilai-nilai
moneter Jonkman et al. 2007. Beberapa contoh jenis kerusakan yang berbeda menurut Merz et al. 2010 antara lain:
1. Kerusakan langsung dan dapat dihitung, misalnya kerusakan bangunan dan isinya, kerusakan infrastruktur.
2. Kerusakan langsung dan tidak dapat dihitung, misalnya hilangnya nyawa, tekanan psikologis, serta kerusakan warisan budaya.
3. Kerusakan tidak langsung dan dapat dihitung, misalnya gangguan pelayanan publik di luar daerah banjir.
10 4. Kerusakan tidak langsung dan tidak dapat dihitung, misalnya trauma, dan
kehilangan kepercayaan kepada pihak yang berwenang.
2.5 Kerugian Ekonomi Banjir
Smith 1981 melakukan penelitian mengenai penilaian dampak banjir besar di Lismore, NSW, Australia. Penilaian ini dilakukan dengan melakukan
perhitungan kerusakan aktual dan potensial terhadap sektor perumahan, komersial, dan industri. Berdasarkan hasil penelitian, besarnya kerusakan
langsung untuk keseluruhan daerah banjir di Lismore adalah US 600 per properti perumahan, US 5 500 untuk setiap unit komersial, dan US 13 000 untuk setiap
perusahan industri. Penelitian Tang et al. 1992, memperkirakan biaya kerusakan akibat banjir
di Bangkok. Survei dilakukan pada sampel dari 3 522 perusahaan dimana 1 041 berasal dari kawasan perumahan, 951 sektor komersial, 1 018 sektor pertanian,
dan 512 sektor industri. Penelitian ini bertujuan untuk memperkirakan biaya kerusakan akibat banjir dengan memperkirakan fungsi biaya kerusakan banjir
dalam hal kedalaman dan jangka waktu menggunakan analisis regresi berganda. Berdasarkan hasil penelitian, kedalaman banjir dan durasi mempengaruhi
kerusakan di daerah pemukiman. Umumnya pada sektor komersial, durasi tidak berpengaruh signifikan terhadap kerusakan yang ditimbulkan. Kerusakan yang
ditimbulkan yaitu barang dan properti di dalam bangunan. Pada properti industri, biaya kerusakan mesin dan peralatan tetap bergerak bergantung pada faktor
kedalaman dan durasi. Berdasarkan hasil studi Tang et al. 1992, dapat disimpulkan bahwa fungsi biaya kerusakan banjir melalui analisis regresi
berganda menjadi alat yang berguna dalam perhitungan sistematis kerusakan banjir.
Menurut Messner dan Meyer 2004, jumlah aktual sebenarnya kerusakan banjir dari suatu peristiwa banjir tergantung pada kerentanan vulnerability dari
faktor sosio-ekonomi dan sistem ekologi yang terkena dampak. Secara umum, sesuatu yang lebih berisiko mengalami kerusakan atau kerugian lebih rentan
terhadap dampak kerusakan atau kerugian tersebut. Setiap analisis kerentanan