Upaya Mitigasi Banjir Estimasi Kerugian Banjir Sungai Pesanggrahan Terhadap Bisnis di Pasar Cipulir Jakarta Selatan.

18 4.3 Metode Pengambilan Contoh Responden pada penelitian ini adalah pelaku bisnis atau pedagang yang terdapat di Pasar Cipulir, Kelurahan Cipulir, Kecamatan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Metode pengambilan contoh dilakukan dengan metode random sampling. Didapatkan sebanyak 90 responden yang merupakan 40 responden lantai dasar, 25 responden lantai satu, dan 25 responden lantai dua. Random sampling digunakan untuk mendapatkan sebaran sampel yang representatif. Pengambilan data melalui teknik random sampling dilakukan dengan cara penghitungan menggunakan microsoft excel. Tahap awal, didapatkan data jumlah seluruh kios dan jumlah blok di setiap lantai. Pasar Cipulir memiliki empat lantai, dengan jumlah kios lantai dasar sebanyak 666 dan jumlah kios lantai non dasar lantai 1 dan 2 sebanyak 1 570, dimana setiap lantai terdiri dari 5 blok. Data jumlah kios tiap lantai dihitung untuk didapatkan proporsi jumlah sampel tiap blok. Hasil random dikumpulkan dalam sebuah list, kemudian responden didatangi mengikuti urutan list yang tersedia. Kondisi pasar yang sangat sibuk, menyebabkan banyakannya penolakan, sehingga sulit mendapatkan responden yang bersedia diwawancarai. Apabila respoden tidak bersedia diwawancarai maka responden yang berada di list selanjutnya didatangi untuk diminta kesediaannya untuk diwawancara. Proporsi jumlah sampel dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 1 Jumlah sampel lantai dasar Pasar Cipulir No Blok Jumlah Kios Unit Jumlah Sampel unit 1 BLO_AKS 188 11 2 BLO_BKS 202 12 3 DLO_AKS 69 5 4 ALO_AKS 104 6 5 ALO_BKS 103 6 Total 666 40 Sumber : Data Sekunder dan primer diolah, 2013 19 Tabel 2 Jumlah sampel lantai 1 Pasar Cipulir No Blok Jumlah Kios unit Jumlah Sampel unit 1 BLO1_AKS 225 8 2 BLO1_BKS 218 7 3 DLO1_AKS 120 4 4 ALO1_AKS 92 3 5 ALO1_BKS 85 3 Total 740 25 Sumber : Data Sekunder dan primer diolah, 2013 Tabel 3 Jumlah sampel lantai 2 Pasar Cipulir No Blok Jumlah Kios unit Jumlah Sampel 1 BLO2_ACT 234 7 2 BLO2_CCT 239 7 3 DLO2_AKS 109 3 4 ALO2_ACT 134 4 5 ALO2_BCT 114 3 Total 830 25 Sumber: Data Sekunder dan Primer diolah, 2013

4.4 Metode Pengelolaan dan Data Analisis

Data yang diperoleh dalam penelitian dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif. Pengelolaan data secara kuantitatif dilakukan dengan menggunakan komputer program Stastistical Product and Service Solutions SPSS 16. Pengelolaan data kualitatif dilakukan secara deskriptif. Tabel 4 menyajikan keterkaitan antara tujuan penelitian, sumber data dan metode analisis data. 20 Tabel 4 Keterkaitan tujuan, sumber data dan metode analisis data

4.4.1 Persepsi Pelaku Bisnis Terhadap Banjir

Analisis persepsi pelaku bisnis terhadap banjir akan dianalisis dengan menggunakan metode analisis deskriptif dan analisis korelasi dengan metode korelasi Spearman. Metode analisis korelasi Spearman digunakan untuk mencari hubungan atau untuk menguji signifikansi hipotesis asosiatif bila masing-masing variabel yang dihubungkan berbentuk ordinal, dan sumber data antar variabel tidak harus sama Sugiyono 2011. Analisis persepsi dengan menggunakan metode korelasi ini menggunakan skala parametrik. Responden diminta untuk menilai persepsi risiko terhadap banjir tersebut dalam suatu skala yang bernilai antara 1 hingga 7 Bubeck et al. 2012. Skala satu menunjukkan korelasi bernilai rendah, sedangkan skala tujuh menunjukkan korelasi bernilai tinggi. Skala persepsi dapat dilihat pada tabel 5. NO Tujuan Penelitian Sumber Data Metode Analisis 1 Mengetahui persepsi risiko banjir yang dialami pelaku bisnis di Pasar Cipulir terhadap banjir yang terjadi akibat luapan Sungai Pesanggrahan. Sekunder dan Primer Analisis deskriptif dan korelasi 2 Mengestimasi nilai kerugian ekonomi langsung yang dirasakan pelaku bisnis di Pasar Cipulir akibat banjir luapan Sungai Pesanggrahan. Sekunder dan Primer Analisis Regresi Berganda dan Stage Damage Function SDF 3 Mengidentifikasi strategi adaptasi banjir yang dilakukan pelaku bisnis dan pengelola pasar di Pasar Cipulir Sekunder dan Primer Analisis Deskriptif 21 Tabel 5 Skala persepsi risiko terhadap banjir Tingkat Persepsi Terhadap Peluang Terjadinya Banjir di Masa Mendatang PEL Persepsi Terhadap Konsekuensi Dari Banjir yang Akan Datang KON 1 2 3 4 5 6 7 Pasti tidak akan terjadi Sangat tidak mungkin akan terjadi Tidak mungkin akan terjadi Netral Kemungkinan akan terjadi Sangat mungkin akan terjadi Pasti akan terjadi Tidak memiliki konsekuensi sama sekali Sangat tidak mungkin memiliki konsekuensi Tidak mungkin memiliki konsekuensi Netral Kemungkinan memiliki konsekuensi Sangat mungkin memiliki konsekuensi Konsekuensi yang sangat tinggi Tingkat Persepsi Terhadap Keinginan untuk Melakukan Upaya Mitigasi Banjir MIT Persepsi Terhadap Kebutuhan Akan Upaya Penanggulangan Banjir dari Pemerintah PEM 1 2 3 4 5 6 7 Tidak sama sekali Sangat mungkin tidak Mungkin tidak Netral Mungkin Sangat mungkin Pasti Tidak penting sama sekali Sangat tidak penting Agak penting Netral Mungkinan penting Penting Sangat penting Sumber: Bubeck et al. 2012 Korelasi akan dinyatakan dalam bentuk r. Bilai r terbesar adalah 1 dan yang terkecil -1 atau dapat ditulis - 1 ≤ r ≤ 1. Jika nilai r adalah 1 maka antar variabel memiliki hubungan yang sempurna dan positif, sedangkan jika nilai r adalah -1 maka antar variabel memiliki hubungan yang sempurna dan negatif Usman dan Akbar 1996. Interpretasi dari nilai r dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6 Interpretasi dari nilai r R Interpretasi 0.01-0.2 0.21-0.4 0.41-0.6 0.61-0.8 0.81-0.99 1 Tidak berkorelasi Berkorelasi sangat rendah Berkorelasi rendah Berkorelasi agak rendah Berkorelasi cukup Berkorelasi tinggi Berkorelasi sangat tinggi Nilai r untuk menganalisis persepsi risiko pelaku komersil dihitung menggunakan rumus korelasi Spearman yaitu sebagai berikut: r s = . . ................................................................. 4.1 22 di mana: r s = nilai korelasi Spearman d 2 = selisih tiap pasang rank n= jumlah pasang rang untuk Spearman 5 n 30 Persepsi yang dinilai dalam penelitian ini merupakan persepsi pelaku bisnis terhadap banjir yang terjadi di Pasar Cipulir. Persepsi digunakan untuk mengetahui sejauh mana informasi yang dimiliki pelaku bisnis terhadap banjir yang terjadi serta kesiapannya dalam menghadapi banjir. Suatu daerah yang memiliki tingkat persepsi risiko banjir rendah dan kesiapan menghadapi banjir rendah, cenderung mengalami tingkat kerusakan banjir di atas rata-rata Messner dan Meyer 2004. Persepsi pelaku bisnis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu persepsi pelaku bisnis terhadap peluang terjadinya banjir yang sama di lokasi bisnis mereka PEL, persepsi terhadap konsekuensi dari banjir yang akan datang KON, persepsi terhadap upaya pencegahan mitigasi untuk mencegah bahaya yang akan datang MIT, dan persepsi terhadap kebutuhan akan upaya penanggulangan banjir dari pemerintah PEM. Hipotesis yang dibangun yaitu, pertama, pelaku bisnis yang memiliki persepsi risiko tinggi terhadap peluang terjadinya banjir di masa depan dan konsekuensi kerusakan, maka diduga akan melakukan upaya mitigasi yang tinggi juga untuk mengurangi risiko banjir. Kedua, pelaku bisnis yang memiliki persepsi risiko tinggi terhadap peluang terjadinya banjir di masa depan dan konsekuensi kerusakan, maka diduga akan meningkatkan permintaan terhadap kebijakan pemerintah dalam rangka melakukan upaya mitigasi untuk mengurangi kerugian banjir.

4.4.2 Mengestimasi Nilai Kerugian Ekonomi Kerusakan Banjir

Kerugian ekonomi merupakan dampak yang dirasakan pelaku bisnis akibat banjir yang terjadi. Penelitian ini akan mengestimasi nilai ekonomi dari kerugian langsung banjir aktual. Stage Damage Function SDF merupakan metode penghitungan kerugian ekonomi banjir dari total kerugian ekonomi akibat kerusakan struktural sebagai independent dalam model. Model pengembangan SDF yang dipakai dalam penelitian ini menggunakan dependent dalam model berupa total kerugian ekonomi yang merupakan kesatuan dari kerugian kerusakan struktural, kerugian kerusakan isi bangunan, kerugian akibat kehilangan omzet,