47
4.4.2. Pengujian dan pengambilan data konsumsi bahan biogas
Pengujian konsumsi bahan bakar dilakukan dengan cara menghubungkan selang input biogas ke alat ukur dan disalurkan ke motor bensin melalui lubang output Gambar 51. Pengambilan data
dilakukan dengan cara mengukur debit yang disuplai tiap rasio kompresi dengan batasan-batasan pembebanan yang telah ditentukan.
Gambar 51. Pemasangan alat ukur venturi digital, a input dan b output Hasil debit yang dihasilkan saat pengujian bahan bakar biogas yang dialirkan ke dalam motor
bensin didapatkan data debit yang meningkat seiring dengan peningkatan pembebanan. Grafik pada Gambar 52 menunjukan bahwa debit konsumsi bahan bakar yang terbesar adalah nilai rasio kompresi
7.6 yaitu 3.42 m
3
h saat putaran mesin 3500 rpm, sedangkan konsumsi yang terendah adalah nilai rasio kompresi 9, yaitu 1.08 m
3
h saat putaran mesin 1500 rpm.
Gambar 52. Grafik hubungan debit dan putaran mesin pada pengujian konsumsi bahan bakar Konsumsi bahan bakar spesifik akan didapatkan setelah data debit dan daya dalam putaran mesin
yang sama diinputkan kedalam rumus sfc spesific fuel consumption pada persamaaan 18. Hasil dari penghitungan data input mendapatkan data sfc yang ditampilakan pada Gambar 53. Nilai sfc optimal
ditunjukan pada kurva terendah, hal tersebut disebabkan pada umumnya semakin sedikit penggunaan bahan bakar semakin baik dalam pengoperasian motor bakar. Nilai bahan bakar spesifik atau sfc
spesific fuel consumption terendah pada rasio kompresi 7.6, 8.3, 9.0, 10.0 berturut-turut adalah 4.29 0.5
1 1.5
2 2.5
3 3.5
4
1000 2000
3000 4000
5000
D e
b it
m
3
h
Putaran Mesin RPM
Ratio Kompresi 7.6
Ratio Kompresi 8.3
Ratio Kompresi 9
a b
48
m
3
kWjam, 2.13 m
3
kWjam, 1.84 m
3
kWjam, dan 2.92 m
3
kWjam. Pada grafik menunjukan bahwa nilai sfc yang optimal terjadi pada variasi rasio kompresi 9 saat putaran mesin 2000 rpm dengan nilai
1.84 m
3
kWjam.
Gambar 53. Grafik hubungan SFC dengan putaran mesin pada pengujian bahan bakar 0.00
2.00 4.00
6.00 8.00
10.00 12.00
500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500 S
F C
m
3
k W
jam
Putaran Mesin RPM
Ratio Kompresi 7.6 Ratio Kompresi 8.3
Ratio Kompresi 9 Ratio Kompresi 10
49
V. SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
1. Penerapan biogas ke dalam motor bensin dapat dilakukan secara langsung dengan cara
modifikasi karburator. Pada Modifikasi karburator dilakukan pengurangan bukaan lubang pemasukan udara choke sebesar 25
dari bukaan tertutup dan pelepasan komponen standar, yaitu ruang pelampung float chamber, pelampung float, jarum pengabut jet needle,
pengabut stationer slow jet, dan pengabut utama main jet. Modifikasi karburator dilakukan untuk mendapatkan perbandingan rasio udara dan bahan bakar dengan nilai 5.7:1. Motor bakar
yang menggunakan karburator modifikasi dapat beroperasi dengan putaran mesin lebih dari 1500 rpm hingga 4500 rpm dalam kondisi stabil.
2. Hasil uji prestasi performance tiap rasio kompresi mendapatkan nilai daya maksimal pada
rasio kompresi 7.6, 8.3, 9.0, dan 10.0 berturut-turut adalah 0.827 kW, 0.953 kW, 0.838 kW, dan 0.764 kW. Nilai torsi maksimal pada rasio kompresi 7.6, 8.3, 9.0, dan 10.0 berturut-turut
adalah 3.071 N.m, 4.274 N.m, 3.598 N.m, 4.074 N.m 3.
Pengukuran nilai sfc specific fuel consumption dapat diukur menggunakan alat ukur debit biogas yang menggunakan prinsip venturi. Hasil uji mendapatkan nilai bahan bakar spesifik
atau sfc specific fuel consumption terendah pada rasio kompresi 7.6, 8.3, 9.0, 10.0 berturut- turut adalah 4.29 m
3
kWjam, 2.13 m
3
kWjam, 1.84 m
3
kWjam, dan 2.92 m
3
kWjam. 4.
Rasio kompresi yang optimal pada kinerja motor bakar adalah 8.3 dengan nilai daya dan torsi maksimum, namun nilai konsumsi bahan bakar spesifik specific fuel consumption tidak
terjadi pada titik minimal dibandingkan nilai rasio kompresi yang lain. Peningkatan rasio kompresi pada motor bensin tidak begitu berpengaruh terhadap hasil kinerja baik prestasi
performance dan konsumsi bahan bakar, sehingga pada penerapan bahan bakar biogas dalam motor bensin tidak perlu mengubah rasio kompresi.
5.2. Saran
1. Perlunya melakukan pengukuran komposisi biogas sebelum melakukan uji performance ke
dalam motor bakar agar nilai kalor seragam tiap kantong biogas yang digunakan saat pengujian.
2. Untuk mendapatkan nilai daya, torsi dan konsumsi bahan bakar yang lebih optimal perlunya
pengujian dengan mengubah waktu pengapian busi ignition timing 3.
Perlunya pengukuran emisi gas buang. 4.
Perlunya pengembangan untuk alat uji debit biogas untuk dilakukannya kegiatan perekaman dengan interval waktu yang ditentukan.
5. Perlunya dilakukannya penyuluhan ke petani-petani Indonesia untuk penggunaan bahan
bakar biogas pada mesin-mesin pertanian yang menggunakan motor bensin.