91 seperti tanggung jawab auditor internal, independensi, latar belakang
pendidikan, budaya perusahaan, dan lainnya.
5. Hasil Uji Hipotesis
a. Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual Uji Statistik t
Uji statistik t digunakan untuk mengetahui adanya pengaruh masing-masing variabel independen secara individual
terhadap variabel dependen. Tabel berikut ini menyajikan hasil uji statistik t dalam penelitian ini:
Tabel 4. 17 Hasil Uji Statistik t
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant 12,015
5,514 2,179
,033 Peran Auditor
,011 ,149
,008 ,075
,941 Profesionalisme
,250 ,106
,266 2,347
,022 Pengalaman Kerja
,504 ,131
,459 3,843
,000 Pengetahuan IT
,178 ,080
,195 2,231
,029 a. Dependent Variable: Sistem Pengendalian Internal
Sumber: Data primer yang diolah, 2016. Berdasarkan tabel 4.17 dapat dilihat bahwa tiga variabel
independen yaitu profesionalisme, pengalaman kerja, dan pengetahuan IT berpengaruh terhadap variabel dependen
efektivitas sistem pengendalian internal. Sedangkan satu variabel independen yaitu peran auditor internal tidak
mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen efektivitas
92 sistem pengendalian internal. Adapun penjelasannya sebagai
berikut:
Hipotesis 1: Peran berpengaruh terhadap efektivitas sistem pengendalian internal perusahaan
Berdasarkan hasil pengujian variabel peran mempunyai signifikansi sebesar 0,941 lebih besar dari 0,05. Hal ini
menunjukkan bahwa peran tidak memiliki pengaruh yang signifikan, dengan demikian H
1
ditolak. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan hasil penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Miraceti 2011 dan Wardah 2015. Tidak adanya pengaruh peran terhadap efektivitas sistem
pengendalian internal perusahaan dalam hasil uji signifikansi parameter individual pada penelitian ini dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor lain seperti adanya perbedaan budaya perusahaan dan lingkungan kerja yang ada di suatu perusahaan,
sebagaimana variabel peran dapat di ukur dengan enam indikator salah satunya adalah penilaian efisiensi penggunaan
SDM dimana banyak perusahaan yang berperan dalam penilaian efisiensi penggunaan SDM adalah bagian Human Resource and
Development atau HRD dan bukanlah menjadi peranan auditor internal.
Perbedaan karakteristik
responden juga
dapat mempengaruhi hasil dari pengujian signifikansi parameter
93 individual pada penelitian ini, seperti: perbedaan jenis kelamin,
usia, pendidikan dan lamanya bekerja. Perbedaan usia membuat seseorang memiliki pola pikir, sudut pandang, tanggung jawab,
dan prioritas yang berbeda pula, begitu juga lamanya bekerja seseorang akan membedakan tingkat loyalitas dan kesadaran
akan peran seseorang yang bekerja sebagai auditor internal, sehingga dapat mengakibatkan hasil yang berbeda dari
penelitian sebelumnya. Menurut Kagermann 2008,
“Internal audit dapat terlibat dalam mengidentifikasi dan mengendalikan risiko hanya sebagai
bagian dari mandat audit. Internal audit tidak harus bertindak sebagai badan kontrol eksklusif dan dengan demikian menjadi
bagian dari proses kontrol operasional.”
Dan jika kita kembali kepada pengertian pengendalian internal yaitu suatu proses yang dijalankan oleh dewan
komisaris, manajemen dan personal lain entitas yang di desain untuk memberikan keyakinan memadai pencapaian tiga tujuan
perusahaan maka yang memiliki peran didalamnya adalah dewan komisaris, manajemen dan personil lain yang bisa berupa
pegawai perusahaan atau auditor internal perusahaan, namun perlu diingat berdasarkan yang dinyatakan oleh Sawyer 2009,
bahwa “auditor internal sangat membantu manajemen dengan mengevaluasi sistem kontrol dan menunjukkan kelemahan-
94 kelemahan dalam kontrol internal. Tetapi harus diingat bahwa
auditor internal membantu manajemen, bukan berperan sebagai manajer itu sendiri”.
Berdasarkan Auditing Standard No. 5 yang dikeluarkan oleh PCAOB Public Company Accounting Oversight Board
Ukuran dan kompleksitas perusahaan, proses bisnis, dan unit bisnis dapat mempengaruhi cara dimana perusahaan mencapai
tujuan pengendalian. Dengan demikian perusahaan yang kurang kompleks dapat mencapai tujuan pengendalian yang berbeda
dari perusahaan yang lebih kompleks. Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan hasil dari penelitian ini yang
menunjukkan bahwa ukuran dan kompleksitas perusahaan, proses bisnis, dan unit bisnis dapat mempengaruhi hasil dari
pengujian signifikansi parameter individual pada penelitian ini karena perbedaan bentuk perusahaan dan industri perusahaan
membuat setiap perusahaan memiliki kebutuhan yang berbeda pula sehingga peranan auditor internal didalamnya terhadap
efektivitas sistem pengendalian internal perusahaan pada penelitian ini berbeda dan tidak konsisten dengan penelitian
sebelumnya, mengingat objek yang dijadikan sampel pada penelitian ini terdiri dari perusahaan yang berbeda lini sehingga
berbeda pula peranan auditor internal yang diterapkan oleh masing-masing perusahaan pada penelitian ini.
95
Hipotesis 2:
Profesionalisme berpengaruh
terhadap efektivitas sistem pengendalian internal perusahaan
Berdasarkan hasil pengujian variabel profesionalisme mempunyai angka signifikansi 0,022 lebih kecil dari 0,05. Hal
ini menunjukkan bahwa profesionalisme berpengaruh secara signifikan terhadap efektivitas sistem pengendalian internal
perusahaan, dengan demikian H
2
diterima. Nilai beta yang dihasilkan bernilai positif sebesar 0,266. Arah positif pada
koefisien variabel profesionalisme menunjukkan bahwa semakin tinggi profesionalisme maka semakin tinggi pula efektivitas
sistem pengendalian internal perusahaan. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian-penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Kasdiarto 2015 dan Sinarwati 2015. Profesionalisme
berpengaruh signifikan
terhadap efektivitas sistem pengendalian internal perusahaan mungkin
disebabkan oleh para internal auditor yang mempunyai profesionalisme dalam melakukan pekerjaannya dalam suatu
perusahaan sebagai salah satu yang dapat mempengaruhi efektivitas sistem pengendalian internal. Dengan demikian,
profesionalisme seorang auditor internal dalam penelitian ini mempengaruhi
efektivitas sistem
pengendalian internal
perusahaan.
96
Hipotesis 3: Pengalaman Kerja berpengaruh terhadap efektivitas sistem pengendalian internal perusahaan
Berdasarkan hasil pengujian variabel pengalaman kerja mempunyai angka signifikansi 0,000 lebih kecil dari 0,05. Hal
ini menunjukkan bahwa pengalaman kerja berpengaruh secara signifikan terhadap efektivitas sistem pengendalian internal
perusahaan, dengan demikian H
3
diterima. Nilai beta yang dihasilkan bernilai positif sebesar 0,459. Arah positif pada
koefisien variabel pengalaman kerja menunjukkan bahwa semakin banyak dan lama pengalaman kerja seorang auditor
internal maka semakin tinggi pula efektivitas sistem pengendalian internal perusahaan. Hasil penelitian ini konsisten
dengan hasil penelitian-penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Herawati 2014 dan Sinarwati 2015.
Pengalaman kerja berpengaruh signifikan terhadap efektivitas sistem pengendalian internal perusahaan mungkin
disebabkan oleh para internal auditor yang mayoritas telah berpengalaman dibidangnya dan sudah cukup lama bekerja
sebagai auditor internal dan dapat dilihat dari distribusi data responden berdasarkan lama bekerja yang didominasi oleh
auditor internal yang telah bekerja lebih dari 5 tahun, sehingga memiliki banyak pengalaman dan dapat mempengaruhi
efektivitas sistem pengendalian internal. Dengan demikian,
97 pengalaman kerja seorang auditor internal dalam penelitian ini
mempengaruhi efektivitas
sistem pengendalian
internal perusahaan.
Hipotesis 4: Pengetahuan IT berpengaruh terhadap efektivitas sistem pengendalian internal perusahaan
Berdasarkan hasil pengujian variabel pengetahuan IT mempunyai angka signifikansi 0,029 lebih kecil dari 0,05. Hal
ini menunjukkan bahwa pengetahuan IT berpengaruh secara signifikan terhadap efektivitas sistem pengendalian internal
perusahaan, dengan demikian H
4
diterima. Nilai beta yang dihasilkan bernilai positif sebesar 0,195. Arah positif pada
koefisien variabel pengetahuan IT menunjukkan bahwa semakin banyak pengetahuan IT yang dimiliki seorang auditor internal
maka semakin tinggi pula efektivitas sistem pengendalian internal perusahaan. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Richardson 2016. Pengetahuan
IT berpengaruh
signifikan terhadap
efektivitas sistem pengendalian internal perusahaan mungkin disebabkan oleh beberapa auditor internal di perusahaan yang
dijadikan objek penelitian merupakan auditor internal sebuah perusahaan
provider yang
dituntut untuk
mengikuti perkembangan teknologi sehingga auditor internal harus mampu
mengetahui bahkan menguasai IT, serta banyak perusahaan
98 yang sekarang memiliki IT audit di dalam tim internal auditor
sehingga memiliki banyak pengetahuan tentang IT. Dengan demikian, pengetahuan IT seorang auditor internal dalam
penelitian ini mempengaruhi efektivitas sistem pengendalian internal perusahaan.
Berdasarkan hasil uji t pada tabel 4.17 maka dapat diperoleh model persamaan regresi sebagai berikut:
Y = 12,015 + 0,011X
1
+ 0,250X
2
+ 0,504X
3
+ 0,178 X
4
+ 5,514
Keterangan: Y
= SPI X
1
= Peran X
2
= Profesionalisme X
3
= Pengalaman kerja X
4
= Pengetahuan IT e
= error
99
b. Hasil Uji Signifikansi Simultan Uji Statistik F