Jenis Penelitian Tempat dan waktu penelitian Identifikasi variabel Populasi dan Sampel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian yang bersifat kausal. Kausal merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui atau membuktikan hubungan sebab dan akibat atau hubungan mempengaruhi dan dipengaruhi dari variabel-variabel yang diteliti.

3.2. Tempat dan waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia melalui situs resmi BEI yaitu www.idx.co.id. Adapun waktu bagi penulis melakukan penelitian ini yaitu mulai dilaksanakan pada bulan November 2014 sampai dengan selesai, dimana ada kesenjangan waktu oleh peneliti untuk mengolah data penelitian.

3.3. Identifikasi variabel

Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua variabel independen, satu variabel dependen dan satu variabel moderating. Variabel independen yang digunakan adalah Jumlah keanggotaan komite audit dan Frekuensi pertemuan komite audit. Variabel dependen yang digunakan adalah Kualitas pelaporan keuangan dan variabel moderating yang digunakan adalah kualitas audit.

3.4. Difinisi Operasional variabel

Definisi operasional variabel adalah definisi-definisi yang akan dipergunakan dalam penelitian ini dengan tujuan untuk memberikan arah dan batasan dalam penyelesaian masalah.

3.4.1. Variabel Bebas Independent Variable

Variabel bebas independent variable adalah variabel yang menyebabkan atau mempengaruhi faktor-faktor yang diukur, dimanipulasi atau dipilih oleh peneliti untuk menentukan hubungan antara fenomena yang diobservasi atau diamati Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Jumlah keanggotaan komite audit dan Frekuensi pertemuan komite audit. a. Jumlah Anggota Komite Audit Komite Audit biasanya terdiri dari dua hingga tiga orang anggota. Dipimpin oleh seorang Komisaris Independen. Seperti komite pada umumnya, Komite audit yang beranggotakan sedikit cenderung dapat bertindak lebih efisien. Akan tetapi, Komite Audit beranggota terlalu sedikit juga menyimpan kelemahan yakni minimnya ragam pengalaman anggota. Sedapat mungkin anggota Komite Audit memiliki pemahaman memadai tentang pembuatan laporan keuangan dan prinsip-prinsip pengawasan internal. Menurut Sarbanes-Oxley act jumlah anggota Komite Audit perusahaan yang dikutip Siswanto Sutojo dan E. John Aldridge 2005, 132 mengharuskan bahwa: Komite Audit harus beranggotakan lima orang, diangkat untuk masa jabatan lima tahun. Mereka harus memiliki pengetahuan dasar tentang manajemen keuangan. Dua diantara lima orang anggota tersebut pernah menjadi akuntan publik. Tiga orang anggota yang lain bukan akuntan publik. Ketua Komite Audit dipegang oleh salah seorang anggota Komite Akuntan Publik, dengan syarat selama lima tahun terakhir mereka tidak berprofesi sebagai akuntan publik. Ketua dan anggota Komite Audit tidak diperkenankan menerima penghasilan dari perusahaan akuntan publik kecuali uang pensiun.

b. Frekuensi Rapat Komite Audit

Peraturan Bapepam-LK No. IX.1.5 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit menjelaskan bahwa Komite Audit sebaiknya menyelenggarakan rapat minimal 3 kali dalam satu tahun. Berbagai rapat komite audit yang dapat dilakukan meliputi rapat internal komite audit, rapat dengan internal auditor dan external auditor dan rapat dengan dewan komisaris maupun dengan dewan direksi. Agar agenda rapat dapat berjalan lancar efisien, bahan rapat seharusnya sudah disampaikan kepada peserta sebelumnya. Regulator lain, sering mengungkapkan preferensi yang kuat untuk komite audit yang sering bertemu. Penelitian sebelumnya mengatakan biasanya bergantung pada jumlah pertemuan komite audit tahunan sebagai proxy untuk ketekunan komite audit karena tindakan lain tidak diamati publik DeZoort et al., 2002. Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa komite audit yang sering bertemu lebih mungkin mendapatkan informasi tentang isu-isu audit saat ini dan lebih rajin memenuhi tugasnya. Carcello et al. 2002, Goodwin-Stewart dan Kent 2006 mendokumentasikan hubungan positif antara jumlah pertemuan komite audit dan biaya audit.

3.4.2. Variabel Terikat Dependent Variable

Variabel terikat dependent variable adalah faktor-faktor yang diobservasi dan diukur untuk menentukan adanya pengaruh variabel bebas, yaitu faktor yang muncul, atau tidak muncul, atau berubah sesuai dengan yang diperkenalkan oleh peneliti. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitas pelaporan keuangan. Fokus kualitas pelaporan keuangan dalam penelitian ini adalah ketetapan waktu pelaporan keuangan. Dimana, Pengukuran ketepatan waktu pelaporan keuangan diukur berdasarkan keterlambatan pelaporan keuangan perusahaan, yang didasarkan pada peraturan yang telah ditetapkan oleh Bapepam berdasarkan UU No.8 tahun 1985 yang telah diperbaharui pada tahun 1996 dan mulai berlaku tanggal 17 Januari 1996. Berdasarkan keputusan ketua Bapepam No.80 tahun 1996, perusahaan wajib menyampaikan laporan keuangan tahunan yang telah diaudit selambat-lambatnya 120 hari setelah tahun buku berakhir.

3.4.3. Variabel Moderating

Variabel moderator adalah faktor-faktor atau aspek-aspek yang diukur, dimanipulasi, atau dipilih oleh peneliti untuk menentukan apakah variabel tersebut mengubah hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat. Variabel moderating yang digunakan dalam penelitian adalah kualitas audit. Menurut Jensen dan Meckling 1976 pengauditan merupakan suatu proses pengawasan dan peningkatan keselarasan informasi yang wujud antara manajemen dan pemegang saham. Pengauditan dilakukan dengan harapan dapat mengurangi kekeliruan terhadap sistem akuntansi. Oleh karena itu kualitas audit merupakan faktor utama yang mendapatkan perhatian khususnya dalam proses audit. Penelitian ini menggunakan variable moderating dari tipe auditor eksternal ditinjau dari big four atau non big four. Tipe auditor eksternal yang di-hire oleh perusahaan diklasifikasikan menjadi dua tipe yaitu big four dan non big four. Informasi mengenai auditor ini didapat dari laporan keuangan perusahaan yang telah diaudit. Untuk pengukurannya, setiap perusahaan dengan auditor big four akan diberikan skor 1 sedangkan untuk non big four diberikan skor 0. Ukuran KAP dibedakan menjadi KAP besar dan KAP kecil. KAP besar di Indonesia yang kesemuanya adalah afiliasi dari The Big Four, yaitu: 1 KAP Purwanto, Sarwoko, Sandjaja-afiliasi dari Ernst Young, 2 KAP Osman Bing Satrio-Deloitte Touche Tohmatsu DTT, 3 KAP Sidharta, Widjaja-afiliasi dari KMPG, 4 KAP Haryanto Sahari Rekan-afiliasi dari PWC. Semua KAP lain di luar KAP Big Four dikatagorikan sebagai KAP kecil No Variabel Definisi Variabel Skala Pengukuran Rasio 1 Jumlah Keanggotaan Menurut peraturan Bapepam, jumlah anggota komite audit sekurang kurangnya terdiri dari tiga orang, yang diketuai oleh satu orang yang berasal dari Komisaris Independen, dan dua orang anggota lainnya merupakan pihak dari luar perusahaan jumlah anggota Komite Audit yang ada dalam satu perusahaan Nominal 2 Frekuensi rapat komite audit Peraturan Bapepam-LK No. IX.1.5 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit menjelaskan bahwa Komite Audit sebaiknya Jumlah rapat Komite Audit selama setahun Nominal menyelenggarakan rapat minimal 3 kali dalam satu tahun 3 Kualitas Pelaporan Keuangan Fokus kualitas pelaporan keuangan dalam penelitian ini adalah ketetapan waktu pelaporan keuangan. Dimana, ketepatan waktu mengimplikasikan bahwa laporan keuangan seharusnya disajikan pada suatu interval waktu, untuk menjelaskan perubahan dalam perusahaan yang mungkin mempengaruhi pemakai informasi dalam membuat predeksi dan keputusan Selisih waktu antara tanggal tutup tahun buku dengan tanggal laporan audit Nominal 4 Kualitas Audit kualitas audit merupakan faktor utama yang mendapatkan perhatian khususnya dalam proses audit Berdasarkan tipe auditor eksternal ditinjau dari big four atau non big four Dummy

3.5. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah sekelompok entitas yang lengkap yang dapat berupa orang, kejadian, atau benda yang mempunyai karakteristik tertentu, yang berada dalam suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun. Jumlah populasi perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI ada sebanyak 134 perusahaan. Sampel adalah bagian populasi yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi. Adapun perusahaan yang menjadi sampel adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012. Pengambilan sampel pada penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik purposive sampling yaitu pengambilan sampel berdasarkan suatu kriteria tertentu. Metode penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan pendekatan non probability sampling, khususnya metode purposive sampling yaitu teknik sampling dengan metode pengambilan sampel secara tidak acak tetapi berdasarkan atas tujuan dan kriteria tertentu. Adapun kriteria penentuan sampel dalam penelitian ini adalah : 1. Perusahaan manufaktur dalam satu sektor industri yaitu manufaktur, dengan maksud menghindari bias dari ragam jenis industri dan jumlah sampel. 2. Perusahaan menerbitkan laporan keuangan tahunan dengan periode yang berakhir 31 Desember 2012 3. Perusahaan yang mempunyai data laporan tahunan dan laporan keuangan yang berisi profil komite audit terutama mengenai jumlah keanggotaan komite audit dan frekuensi rapat komite audit. 4. Perusahaan yang memiliki data mengenai KAP selama tahun 2012 Setelah dilakukan penentuan kriteria sampel terhadap populasi, akhirnya didapatkan jumlah sampel sebanyak 73 perusahaan manufaktur dari jumlah populasi sebanyak 134 perusahaan

3.6. Jenis Data Penelitian

Dokumen yang terkait

Pengaruh Kepemilikan Intitusional, Komite Audit Terhadap Manajemen Laba Dengan Kualitas Audit sebagai Variabel Moderating (Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

2 40 99

PENGARUH KOMITE AUDIT TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN KUALITAS LABA SEBAGAI PENGARUH KOMITE AUDIT TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN KUALITAS LABA SEBAGAI VARIABEL PEMEDIASI.

1 7 16

PENDAHULUAN Pengaruh Karakteristik Keuangan Perusahaan, Karakteristik Komite Audit Dan Kualitas Audit Terhadap Frekuensi Rapat Komite Audit Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

0 0 9

NATANIA DEVINA ROSITA GAYATRI42702010

0 0 66

ANALISIS DAMPAK KUALITAS KOMITE AUDIT TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN DENGAN KUALITAS AUDIT SEBAGAI VARIABEL MODERASI

0 0 24

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Pengaruh Kepemilikan Intitusional, Komite Audit Terhadap Manajemen Laba Dengan Kualitas Audit sebagai Variabel Moderating (Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 1 15

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Pengaruh Kepemilikan Intitusional, Komite Audit Terhadap Manajemen Laba Dengan Kualitas Audit sebagai Variabel Moderating (Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 0 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori Keagenan (Agency Theory) - Pengaruh Komite Audit Terhadap Kualitas Pelaporan Keuangan Dengan Kualitas Audit Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia (Bei)

0 1 22

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Pengaruh Komite Audit Terhadap Kualitas Pelaporan Keuangan Dengan Kualitas Audit Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia (Bei)

0 1 9

Pengaruh Komite Audit Terhadap Kualitas Pelaporan Keuangan Dengan Kualitas Audit Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia (Bei)

0 0 11