Uji Heteroskedastisitas Uji Multikolinearitas Pengujian Hipotesis 1

Sumber: Data Diolah, 2015. Gambar 4.2. Output SPSS Grafik Histogram Dari grafik Histogram di atas diketahui bahawa variabel kualitas pelaporan keuangan berdistribusi normal, hal ini ditunjukkan oleh distribusi data tersebut tidak menceng kekiri atau kekanan.

b. Uji Heteroskedastisitas

Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain Sumber: Data Diolah, 2015. Gambar 4.3. Grafik Scatterplot Heteroskedastisitas Hasil pengujian ini menunjukkan bahwa model regresi ini bebas dari masalah heteroskedastisitas, dengan kata lain: variabel-variabel yang akan diuji dalam penelitian ini bersifat homoskedastis.

c. Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas dalam penelitian ini adalah dengan melihat koefisien Variance Inflation Factor VIF dan nilai Tolerance. Menurut Ghozali 2009:91 bahwa: “Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai Tolerance 0.10 atau sama dengan nilai VIF ≥10”, dengan kata lain data yang baik dapat dilihat apabila memiliki nilai Tolerance lebih besar dari 0,10 dan nilai VIF lebih kecil dari 10 dan apabila nilai Tolerance dan VIF tidak sesuai dengan ketentuan tersebut maka data penelitian mengandung multikolinearitas yang berarti tidak layak digunakan sebagai data penelitian. Berikut adalah hasil uji multikolinearitas dari output SPSS yang dilakukan. Tabel 4.3. Uji Multikolinearitas Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Collinearity Statistics B Std. Error Beta Toleranc e VIF 1 Constant 170.606 15.595 JUMLAH KEANGOTAAN KOMITE AUDIT -2.333 4.306 -.056 .970 1.031 FREKUENSI RAPAT KOMITE AUDIT -8.082 1.611 -.517 .970 1.031 a. Dependent Variable: KUALITAS PELAPORAN KEUANGAN Sumber: Data Diolah, 2015. Hasil uji multikolinearitas menunjukkan nilai tolerance 0,1 dan nilai VIF 10 untuk variabel jumlah keanggotaan komite audit dan frekuensi rapat komite audit hal ini menunjukkan bahwa tidak ada multikolinearitas dalam model regresi sehingga data dikatakan baik dan dapat digunakan untuk pengujian selanjutnya.

d.Uji Autokorelasi

Uji ini dilakukan dengan menggunakan analisis Durbin Watson DW test. Pengambilan keputusan pada asumsi ini memerlukan dua nilai bantu yang diperoleh dari tabel Durbin Watson, yaitu nilai dl dan du untuk K = jumlah variabel bebas dan n = jumlah sampel. Jika nilai DW berada diantara nilai du hingga 4-du, berarti asumsi tidak terjadi autokorelasi terpenuhi. Adapun kriteria dalam penentuan autokorelasi adalah sebagai berikut : 1 Jika Dw Dl atau Dw 4-Dl maka terdapat autokorelasi. 2 Jika Dl Dw Du atau 4-Du Dw 4-Dl maka status autokorelasi tidak dapat dijelaskan inconclusive. 3 Jika Du Dw 4-Du maka tidak terjadi autokorelasi Non Autokorelasi. Tabel 4.4 digunakan untuk melihat nilai Durbin Watson yang didapat dengan menggunakan bantuan SPSS Versi 17. Tabel 4.4 digunakan untuk melihat nilai Durbin Watson yang didapat dengan menggunakan bantuan SPSS Versi 17. Tabel DW menunjukkan bahwa dengan n = 73, K = 2, maka akan diperoleh nilai dl = 2.124 dan du = 1.676 dan 4-du = 4 – 1.676 = 2.324 Tabel 4.4. Uji Autokorelasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin- Watson 1 .529 a .280 .259 27.16193 2.124 Sumber : Data Diolah, 2015 Tabel 4.4 menunjukkan bahwa DW test sebesar = 2.124, Ini menyimpulkan bahwa data berada di Du Dw 4-Du, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data yang digunakan dalam penelitian tersebut tidak terjadi autokorelasi Non Autokorelasi. Penulis menetapkan bahwa model layak digunakan setelah asumsi klasik terpenuhi.

4.1.5. Pengujian Hipotesis

Setelah dilakukan pengujian awal terhadap data penelitian berikut akan dilakukan uji hipotesis 1 dengan menggunakan analisis regresi berganda kemudian uji hipotes 2 dan 3 menggunakan uji interaksi atau MRA Moderated Regression Analysis.

a. Pengujian Hipotesis 1

Pengujian hipotesis 1 dilakukan untuk melihat pengaruh jumlah keanggotaan komite audit dan frekuensi rapat komite audit terhadap kualitas pelaporan keuangan yang dilakukan dengan menggunakan analisis regresi berganda. 1. Uji Simultan Uji-F Sebelum melakukan pengujian untuk uji parsial dengan menggunakan uji t, maka akan dilakukan pengujian apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh bersama-sama terhadap variabel dependen. Uji yang dilakukan adalah dengan menggunakan Uji-F. Berikut ini merupakan hasil perhitungan Uji-F. Tabel 4.5. Output SPSS Uji-F Sumber : Data Diolah, 2015 Tabel 4.5 menunjukkan bahwa F hitung adalah sebesar 13.612 F tabel 2.71 dengan taraf signifikan sebesar 0.000 0.05. Hasil tersebut menunjukkan bahwa secara bersama-sama variabel jumlah keanggotaan komite audit dan frekuensi rapat komite audit dalam penelitian ini mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap kualitas pelaporan keuangan. 2. Uji Parsial Uji-t Uji-t pada dasarnya menunjukkan seberapa besar pengaruh satu variabel penjelasindependen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Tampilan output SPSS uji-t dapat dilihat pada Tabel 4.6. Tabel 4.6. Output SPSS Uji-t Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 170.606 15.595 10.940 .000 JUMLAH KEANGGOTAAN KOMITE AUDIT -2.333 4.306 -.056 -.542 .590 FREKUENSI RAPAT KOMITE AUDIT -8.082 1.611 -.517 -5.018 .000 a. Dependent Variable: KUALITAS PELAPORAN KEUANGAN Sumber : Data Diolah, 2015 Harga t hitung yang ada selanjutnya dibandingkan dengan harga t tabel. Untuk kesalahan 5 uji dua pihak dan dk = n – 2 = 71, maka diperoleh t tabel = 1.671 t tabel terlampir. Adapun kriteria penerimaan hipotesis adalah sebagai berikut : Ho Hipotesis Nol : µ = 0 tidak ada pengaruh Ha Hipotesis Alternatif : µ ≠ 0 ada pengaruh Tabel 4.6 menjelaskan untuk variabel jumlah keanggotaan komite audit, nilai t hitung -0.542 t tabel 1.671 dan nilai sig sebesar 0.590 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak, dapat disimpulkan bahwa jumlah keanggotaan komite audit tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas pelaporan keuangan Untuk variabel frekuensi rapat komite audit, nilai t hitung 5.018 t tabel 1.671 dan nilai sig sebesar 0.000 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak, dapat disimpulkan bahwa variabel frekuensi rapat komite audit berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas pelaporan keuangan 3. Koefisien Determinasi Tabel 4.7 berikut merupakan Tabel model summary yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar kualitas model regresi yang terbentuk dapat menerangkan kondisi yang sebenarnya, dengan memperhatikan nilai koefisien determinasi R square. Tabel 4.7 Output Uji Determinasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin- Watson 1 .529 a .280 .259 27.16193 2.124 Sumber: Data Diolah, 2015 Tabel 4.7 menunjukkan kemampuan model dalam menjelaskan besarnya pengaruh variabel bebas jumlah keanggotaan komite audit dan frekuensi rapat komite audit, terhadap variabel terikat kualitas pelaporan keuangan adalah sebesar 0.529 52,9, dimana dari 100 yang mempengaruhi kualitas pelaporan keuangan ternyata jumlah keanggotaan komite audit dan frekuensi rapat komite audit dapat berpengaruh terhadap besarnya kualitas pelaporan keuangan sebesar 52,9 sedangkan selebihnya sebesar 47,1 dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. 4. Uji Analisis Regresi Berganda Tabel 4.8. Output Uji Regresi Berganda Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 170.606 15.595 10.940 .000 JUMLAH KEANGGOTAAN KOMITE AUDIT -2.333 4.306 -.056 -.542 .590 FREKUENSI RAPAT KOMITE AUDIT -8.082 1.611 -.517 -5.018 .000 Sumber : Data Diolah, 2015 Berdasarkan pada Tabel 4.8 dapat dilihat koefisien untuk persamaan regresi dari penelitian ini, yang dapat disusun dalam persamaan matematis sebagai berikut: Y = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 Y = 170.606 + -2.333X 1 + -8.082X 2 Persamaan regresi berganda tersebut menunjukkan nilai a = 170.606 yang berarti apabila jumlah keanggotaan komite audit dan fekuensi pertemuan komite audit tidak ada maka kualitas pelaporan keuangan perusahaan bernilai 170.606, dengan nilai β 1 = -2.333X 1 menunjukkan bahwa apabila jumlah keanggotaan komite audit lebih sedikit maka akan menurunkan kualitas pelaporan keuangan. Dengan nilai β 2 = -8.082X 2 menunjukkan bahwa apabila frekuensi rapat komite audit lebih sedikit maka akan menurunkan kualitas pelaporan keuangan

b. Pengujian Hipotesis 2

Dokumen yang terkait

Pengaruh Kepemilikan Intitusional, Komite Audit Terhadap Manajemen Laba Dengan Kualitas Audit sebagai Variabel Moderating (Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

2 40 99

PENGARUH KOMITE AUDIT TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN KUALITAS LABA SEBAGAI PENGARUH KOMITE AUDIT TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN KUALITAS LABA SEBAGAI VARIABEL PEMEDIASI.

1 7 16

PENDAHULUAN Pengaruh Karakteristik Keuangan Perusahaan, Karakteristik Komite Audit Dan Kualitas Audit Terhadap Frekuensi Rapat Komite Audit Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

0 0 9

NATANIA DEVINA ROSITA GAYATRI42702010

0 0 66

ANALISIS DAMPAK KUALITAS KOMITE AUDIT TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN DENGAN KUALITAS AUDIT SEBAGAI VARIABEL MODERASI

0 0 24

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Pengaruh Kepemilikan Intitusional, Komite Audit Terhadap Manajemen Laba Dengan Kualitas Audit sebagai Variabel Moderating (Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 1 15

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Pengaruh Kepemilikan Intitusional, Komite Audit Terhadap Manajemen Laba Dengan Kualitas Audit sebagai Variabel Moderating (Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 0 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori Keagenan (Agency Theory) - Pengaruh Komite Audit Terhadap Kualitas Pelaporan Keuangan Dengan Kualitas Audit Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia (Bei)

0 1 22

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Pengaruh Komite Audit Terhadap Kualitas Pelaporan Keuangan Dengan Kualitas Audit Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia (Bei)

0 1 9

Pengaruh Komite Audit Terhadap Kualitas Pelaporan Keuangan Dengan Kualitas Audit Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia (Bei)

0 0 11