xlii dalam proses belajar, interaksi antar siswa dan guru, percaya diri, serta dukungan
sosial.
Aplikasi Belajar Kooperatif Kolaboratif
Untuk dapat menerapkan strategi belajar kooperatif kolaboratif, guru dapat menyusun kasus yang dapat memicu siswa untuk bekerja sama secara
kooperatif kolaboratif, memiliki ketrampilan dalam membimbing diskusi kelompok, serta memiliki ketrampilan menjadi mediator dan pengelola konflik.
Proses belajar kooperatif kolaboratif merupakan proses konstruktivisme social yang menjadi salah satu proses konstruksi pengetahuan yang relative
dominant dalam diri individu sebagai makluk sosial. Bentuk-bentuk belajar kooperatif menurut Slavin 1990 meliputi Student Teams Achievement Division
STAD, Team Games Tournament TGT, dan Jigsaw II.
1. Student Teams Achievement Division STAD
STAD atau Tim Siswa Kelompok Prestasi merupakan bentuk belajar kooperatif yang paling mudah dilakukan. Para siswa dikelompokkan dalam tim
belajar yang beranggotakan 5-6 orang yang merupakan gabungan dari berbagai tingkatan kinerja, jenis kelamin maupun etnik atau kelompok heterogen. Guru
menyajikan pelajaran, dan kemudian siswa bekerja di dalam tim mereka untuk memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut.
Akhirnya, seluruh siswa dikenai tentang suatu materi, dan pada saat kuis mereka mengerjakan secara individual. Menurut Arend 1997:71, STAD merupakan
pendekatan dalam proses pembelajaran kooperatif dimana siswa bekerja di dalam kelompok-kelompok yang memiliki kemampuan yang heterogen dan dalam
xliii penilaianya diberikan dengan penilaian individu maupun kelompok. Jadi lebih
menekankan pada proses kerja sama di dalam kelompok yang heterogen baik kemampuan, jenis kelamin, ras dan sebagainya serta dalam penilaiannya
dilakukan dengan penilaian individu maupun kelompok dengan tes. Ada tiga konsep dalam pembelajaran STAD, yaitu : penghargaan
terhadap tim, penghargaan individu, dan kesempatan yang sama untuk mencapai kesuksesan. Pada penghargaan tim, dapat diperoleh apabila tim berhasil meraih
point tertinggi dalam suatu periode tertentu. Sedangkan penghargaan individu, bahwa setiap individu memiliki peran atau tanggung jawab sendiri-sendiri dalam
menyelesaikan tugasnya yang pada akhirnya akan menjadikan tim mereka memperoleh point yang tinggi. Untuk itu setiap anggota tim harus mampu serta
bersedia untuk membantu rekan satu tim memahami materi agar siap menghadapi soal atau kuis yang diberikan. Kesempatan yang sama untuk sukses
mengindikasikan bahwa apa yang diberikan oleh anggota tim terhadap kelompoknya adalah suatu perbaikan terhadap kesalahan yang dilakukan. Point
dari masing-masing individu ini dijumlah untuk mendapatkan skor tim sehingga tim dapat memperoleh penghargaan sebagai tim dengan skor tinggi. Sebaliknya
anggota yang semula memperoleh skor atau nilai tes rendah harus berusaha mencapai nilai rata-rata. Bentuk pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe
STAD, terdiri dari empat langkah, yaitu : 1. sajian guru, 2. diskusi kelompok siswa, 3. teskuis atau silang tanya antar kelompok, 4. penguatan dari guru.
xliv 1. Sajian guru meliputi penyajian pokok permasalahan, konsep, kaidah, dan
prinsip-prinsip bidang ilmu. Penyajian guru dalam bentuk ceramah atau tanya jawab.
2. Diskusi kelompok
dilakukan berdasarkan
permasalahan yang
disampaikan oleh guru, oleh sekelompok siswa yang cukup heterogen. Diskusi ini dilakukan untuk mendalami topic-topik yang sudah disajikan
oleh guru. Peran guru untuk mengatasi konflik antar anggota kelompok sangat diperlukan.
3. setelah mendalami materi, dilakukan teskuis atau silang tanya antar kelompok siswa untuk mengetahui hasil belajar siswa.
4. dari perolehan hasil akhir dari rangkaian di atas, sementara guru memberikan penguatan dalam dialog tersebut.
2. Teams Games Tournament TGT