lv pelatihan awal.
Fase 4. Mengecek pemahaman dan
memberikan umpan balik. Mengecek apabila siswa telah berhasil melakukan
tugas dengan baik dan memberi umpan balik Fase 5.
Memberi kesempatan untuk pelatihan
lanjutan dan
penerapan Guru mempersiapkan kesempatan melakukan
pelatihan lanjutan, dengan perhatian khusus pada penerapan kepada situasi lebih kompleks dan
kehidupan sehari-hari Arends, 1997:67.
Pada pembelajaran langsung memerlukan perencanaan dan pelaksanaan yang sangat hati-hati. Agar efektif, pembelajaran langsung mensyaratkan yaitu
pada tiap detail ketrampilanatau isi didifinisikan secara seksama. Demonstrasi dan jadwal pelatihan juga harus direncanakan dan dilaksanakan secara seksama.
Sistim pengolahan pembelajaran yang dilakukan oleh guru harus menjamin terjadinya keterlibatan siswa, yaitu dengan memperhatikan, mendengarkan, dan
resitasi atau tanya jawab yang terencana. Lingkungan belajar pada pembelajaran langsung berorientasi pada tugas dan memberi harapan tinggi agar siswa
mencapai hasil belajar dengan baik.
2. Sikap Sosial a. Pengertian Sikap
lvi Menurut La Pierre dalam Saifudin Azwar 1998:5, mendifinisikan sikap
sebagai suatu pola perilaku, tendensi atau kesiapan antisipatif, predisposisi untuk menyesuaikan diri dalam situasi social,atau secara sederhan, sikap adalah respon
terhadap stimuli social yang telah terkondisikan. Pendapat yang lain yaitu menurut Gerungan 2000:149, “sikap dapat dihubungkan dengan obyek tertentu”. Obyek
tersebut dapat merupakan sikap pandangan atau sikap perasaan, tetapi sikap tersebut disertai oleh kecenderungan untuk bertindak sesuai dengan sikap terhadap
obyek tertentu. Jadi sikap itu tepat diterjemahkan sebagai sikap dan kesediaan beraksi terhadap suatu hal. Sikap selalu senantiasa terarahkan terhadap suatu hal,
suatu obyek. Tidak ada sikap tanpa ada suatu obyeknya.
Difinisi lain dikemukakan oleh Aiken 1997:251, yang bunyinya : An attitude is a learned predisposition to respond positively or negative to
specific object, situation, institution or person. As such, it consists of cognitive knowledge or intellective, affective emotional and
motivational and performance behavioral or action component.
Sikap adalah prasyarat belajar yang dimiliki untuk merespon positif atau negative pada suatu yang specific, keadaan, lembaga atau orang. Semua itu
termasuk komponen kognitif pengetahuan dan pemahaman, afektif emosi dan motivasi dan penampilan tingkah laku dan perilaku.
Menurut Thomas dalam Abu Ahmadi 1999:162, memberi batasan sikap sebagai suatu kesadaran individu yang menentukan perbuatan-perbuatan yang
nyata ataupun mungkin akan terjadi di dalam kegiatan sosial.
lvii Winkel 1996:342, berpendapat bahwa sikap merupakan suatu
kemampuan internal yang berperanan sekali dalam mengambil tindakan action, lebih-lebih bila terbuka berbagai kemungkinan untuk bertindak atau tersedia
beberapa alternative. Pendapat lain dari Thirstone dalam Bimo Walgito 1985:51,
mengemukakan tentang pengertian sikap sebagai berikut : An attitude is the degree of positive or negative affect associated with
some psychological object thurstone means any symbol, phrase, slogan, person, institution, idea, to ward which people can different with respect
to positive or negative affect. Orang dikatakan memiliki sikap terhadap suatu obyek psikologi apabila ia
suka “like” atau memiliki sikap yang favorable, sebaliknya orang yang dikatakan memiliki sikap negative terhadap obyek psikologi bisa ia tidak suka “dislike” atau
pola tindakan yang membentuk tingkah laku baik yang bersifat negative maupun positif hubunganya terhadap obyek psikologis. Sikap yang bersifat positif yaitu
sikap senang, dengan demikian hanya sikap menerima atau setuju. Sikap yang bersifat negative yaitu adanya sikap menolak atau tidak senang.
Sikap dikatakan sebagai suatu proses evaluatif. Respons hanya akan timbul apabial individu dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki
adanya reaksi yang dinyatakan sebagai sikap itu timbulnya didasari oleh proses evaluasi dalam diri individu yang memberikan kesimpulan terhadap stimulus
dalam bentuk
nilai baik-buruk,
positif negatif,
menyenangkan-tidak
lviii menyenangkan, yang kemudian mengkristal sebagai potensi reaksi terhadap obyek
sikap. Breekler Wiggins dalam Saifudin Azwar 1995:18 memberikan
definisinya tentang sikap mengatakan bahwa sikap yang diproleh lewat pengalaman akan menimbulkan pengaruh langsung terhadap perilaku berikutnya.
Pengaruh langsung tersebut lebih berupa predisposisi perilaku yang akan direalisasikan hanya apabila kondisi dan situasi memungkinkan. Kondisi apa,
waktu apa,dan situasi bagaimana saat individu tersebut harus mengekpresikan sikapnya merupakan sebagian dari determinan-determinan yang sangat
berpengaruh terhadap konsistensi antara sikap dengan pernyataannya dan antara pernyataan sikap dengan perilaku.
Apabila individu berada dalam situasi yang betul-betul bebas dari berbagai bentuk tekanan atau hambatan yang dapat mengganggu ekspresi sikapnya maka
dapat diharapkan bahwa bentuk-bentuk perilaku yang ditampakkanya merupakan ekspresi sikap yang sebenarnya. Artinya, potensi reaksi yang sudah terbentuk
dalam diri individu itu muncul berupa perilaku actual sebagai cerminan sikap yang sesungguhnya terhadap sesuatu.
Apabila individu mengalami atau merasakan adanya hambatan yang dapat mengganggu kebebasannya dalam menyatakan sikap yang sesungguhnya atau bila
individu merasakan adanya ancaman fisik maupun mental yang dapat terjadi pada dirinya sebagai akibat pernyataan sikap yang hendak dikemukakannya maka apa
yang diekspresikannya oleh individu sebagai perilaku lesan atau perbuatan itu sangat mungkin tidak sejalan dengan sikap hati nuraninya.
lix Sikap merupakan suatu yang dapat dipelajari dan sikap menentukan
bagaimana individu bereaksi terhadap suatu situasi serta menentukan apa yang dicari individu dalam kehidupan. Sikap ini kemudian mendasari dan mendorong
kearah sejumlah perbuatan yang satu sama lainya saling berhubungan. Hal yang menjadi obyek sikap dapat bermacam-macam, sekalipun demikian orang hanya
dapat mempunyai sikap terhadap hal-hal yang diketahuinya. Sikap dapat merupakan suatu pandangan, tetapi dalam hal itu masih
berbeda dengan suatu pengetahuan yang dimiliki orang. Pengetahuan mengenai suatu obyek tidak sama dengan sikap terhadap obyek itu. Pengetahuan saja belum
menjadi penggerak, seperti halnya pada sikap. Pengetahuan mengenai suatu obyek baru menjadi sikap terhadap obyek tersebut apabila pengetahuan terhadap obyek
itu disertai oleh kesiapan untuk bertindak sesuai dengan pengetahuan terhadap obyek itu.
Sikap dapat merupakan pengetahuan, tetapi pengetahuan yang disertai kesediaan dan kecenderungan bertindak sesuai dengan pengetahuan itu.dalam hal
ini sikap juga berbeda dari kebiasaan tingkah laku. Kebiasaan tingkah laku itu hanya merupakan kelangsungan tingkah laku yang berlangsung secara otomatis
dan berlangsung dengan sendirinya. Tetapi sebaliknya dapat dimungkinkan bahwa adanya sikap itu menyatakan oleh kebiasan tingkah laku tertentu, dalam
hal ini sikap mengandung pula suatu penilaian positif dan negative terhadap suatu obyek.
Sikap adalah keadaan internal seseorang yang dapat mempengaruhi tingkah lakunya terhadap suatu obyek atau kejadian di sekitarnya. Sikap ini
lx merupakan suatu bentuk hasil belajar tersendiri yang selalu diharapkan di dalam
suatu proses belajar, meskipun untuk mempelajarinya diperlukan waktu yang relative lama. Menurut Toeti Sukamto dan Udin Saripudin 1996:68, komponen
sikap ada tiga yaitu : 1 kognitif, karena seorang memerlukan adanya konsistensi di dalam
tingkah lakusikapnya, 2 efektif, yang berupa positif dan negative
3 tingkah laku, yang ditentukan oleh situasi pada suatu saat tertentu, dan dapat saja tidak konsisten dengan sikap yang sesungguhnya.
Hampir sama dengan pandapat diatas, Allport dalam Mar’at 1982:15 mengatakan bahwa sikap melibatkan tiga komponen yang saling berkaitan, yaitu :
1 komponen kognitif, berupa pengetahuan dan pikiran yang didasarkan pada informasi yang berhubungan dengan obyek. Komponen kognitif
berisi kepercayaan seseorang mengenai apa yang berlaku atau apa yang benar bagi obyek sikap,
2 komponen afektif, yaitu menunjuk pada dimensi emosional dari sikap yaitu emosi yang berhubungan dengan obyek yang dirasakan sebagai
sesuatu yang menyenenangkan atau tidak menyenangkan. Secara umum, komponen efektif disamakan dengan perasaan yang dimiliki
terhadap sesuatu. 3 Komponen konatif, yaitu melibatkan salah satu predisposisi untuk
bertindak terhadap obyek. Komponen konatif dalam struktur sikap
lxi menunjukkan bagaimana perilaku atau kecenderungan berperilaku
yang ada dalam diri seseorang berkaitan dengan obyek sikap yang dihadapinya.
b. Pembentukan dan Perubahan Sikap