Lokasi dan Waktu Kajian Gambaran Umum Lokasi

III. METODE KAJIAN

A. Lokasi dan Waktu Kajian

Obyek penelitian adalah konsumen rumah tangga dan respondennya adalah konsumen yang melakukan pembelian produk teh herbal di Kota Bogor. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja purposive, yaitu didasarkan pada pertimbangan : 1 Bogor merupakan salah satu wilayah produsen teh di Jawa Barat, 2 Kota Bogor merupakan salah satu daerah pemasaran teh herbal dengan konsumen cukup banyak, 3 adanya ketersediaan data yang diperlukan dan kesediaan manajemen perusahaan menjadikan perusahaan tersebut menjadi obyek kajian. Tugas akhir ini dilaksanakan selama lima bulan, yaitu pada bulan Oktober 2008 – Pebruari 2009.

B. Metode kerja

Data yang digunakan dalam kajian ini adalah data primer dan sekunder yang bersifat kuantitatif dan kualitatif terhadap tingkat perilaku konsumen dalam mengambil keputusan mengonsumsi teh herbal. Data primer diperoleh dari hasil pengamatan langsung observasi, diskusi dan wawancara dengan pihak manajemen perusahaan dan konsumen. Data sekunder diperoleh dari dokumen-dokumen perusahaan, makalah-makalah seminar dan data statistik dari instansi-instansi terkait seperti Badan Pusat Statistik BPS. Tahapan kerja tersebut dapat dirinci sebagai berikut :

1. Pengumpulan data

Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini, dilakukan melalui langkah-langkah berikut : a. Melakukan observasi, yaitu pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan langsung terhadap obyek yang diteliti, dengan tujuan untuk mengetahui keadaan sesungguhnya. b. Melakukan wawancara kepada konsumen sebagai responden. Cara ini dilakukan agar dapat mengungkap fakta yang terjadi di lapangan. Bentuk kuesioner dapat dilihat pada Lampiran 1. ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ − − − = ] ][ [ 2 2 2 2 Y Y n X X n Y X XY n r

2. Pengambilan Contoh

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah setiap konsumen yang mengonsumsi produk teh herbal produksi Liza Herbal di Kota Bogor. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode Accidental Sampling, yaitu konsumen teh herbal yang ditemui secara kebetulan di lokasi penelitian outlet yang menjual produk teh herbal produksi Liza Herbal yang sedang membeli produk teh herbal bukan untuk pertama kalinya. Dari outlet- outlet yang terdapat di Kota Bogor sebanyak 23 outlet, masing-masing outlet diambil 5 responden, sehingga diperoleh 115 responden dari konsumen yang mengonsumsi teh herbal alamat outlet pada Lampiran 2.

3. Pengolahan dan Analisis Data a.

Uji Validasi dan Reliabilitas Kuesioner Sebelum dilakukan pengolahan data maka perlu dilakukan pengujian data terhadap variabel tersebut. Uji validitas menunjukkan sejauhmana suatu alat ukur itu dapat mengukur peubah yang akan diukur. Untuk mengukur validitas dan realibilitas menggunakan koefisien cronbach alpha untuk mengestimesi realibilitas dan validitas setiap skala indikator observarian. Pengujian validitas menggunakan teknik corrected item-total correlation, yaitu dengan cara mengkorelasi skor tiap item dengan skor totalnya. Kriteria valid atau tidak valid adalah bila korelasi r kurang dari nilai r tabel dengan tingkat signifikansi a = 5, berarti butir pertanyaan tidak valid Santoso, 2002. Untuk mengukur korelasi antar pertanyaan dengan skor total digunakan rumus teknik korelasi product moment pearson dan alat bantu Microsoft SPSS versi 15.00 for windows, yaitu : dengan : X = Skor pertanyaan Y = Skor total pertanyaan n = Banyaknya butir pertanyaan r = Indeks validitas 2 t σ Bila diperoleh r hitung lebih besar dari r tabel pada tingkat signifikansi α = 0,01 maka pertanyaan pada kuesioner mempunyai validitas konstruk atau terdapat konsistensi internal dalam pernyataan tersebut dan layak digunakan. Uji reliabilitas dilakukan terhadap pertanyaan tingkat pengambilan keputusan konsumen untuk mengetahui konsistensi alat ukur dalam mengukur gejala yang sama atau untuk mengetahui tingkat kesalahan pengukuran. Pengukuran reliabilitas menggunakan rumus α cronbach dan menggunakan alat ukur Cronbach Alpha, Microsoft SPSS versi 11.00 for windows, yaitu : 11 r = 1 k k − 1 - 2 t 2 b σ ∑ σ dengan : 11 r = reliabilitas instrumen k = banyak butir pertanyaan = ragam total Pengukuran validitas dan reliabilitas dengan cara mengujicobakan kuesioner kepada 25 responden, bahwa seluruh butir pertanyaan yang digunakan valid, hal ini ditunjukkan masing-masing butir berkorelasi signifikan dengan total skor nilai signifikan 0,05 Nurgiyantoro, 2000.

b. Pengolahan dan Analisis Data

Dalam menganalisis data digunakan metode deskriptif kualitatif- kuantitatif. Untuk mendapatkan gambaran mengenai karakteristik responden mengonsumsi teh herbal, maka metode statistik yang digunakan adalah distribusi frekuensi, sehingga dapat diketahui besarnya jumlah responden dalam kategori atau kelompok yang telah ditentukan. Analisis data menggunakan analisis komponen utama PCA Principal Component Analysis, mengingat model dalam penelitian ∑ σ 2 b = jumlah ragam butir ini adalah model kausalitas hubunganpengaruh sebab akibat. Komponen utama merupakan salah satu metode analisis multivariate sidik peubah ganda yang bertujuan untuk meringkas sejumlah besar peubah asal menjadi beberapa kelompok peubah baru. Tetapi peringkasan data ini tetap mempertahankan keragaman total data dan kelompok-kelompok peubah baru yang jumlahnya lebih sedikit dari peubah asal ini disebut principal component atau komponen utama Johnson and Wichern, 2002 . Peubah-peubah tersebut dapat diolah menjadi beberapa komponen utama, yang selanjutnya dipergunakan untuk menetapkan implikasi pemasaran yang berguna bagi produsen teh herbal. Pengolahan peubah-peubah tersebut dilakukan dengan bantuan program komputer Minitab V.15. Tahap-tahap dalam analisis komponen utama sebagai berikut : 1. Menentukan jumlah faktor komponen utama Komponen utama yang digunakan untuk menerangkan keragaman dapat dilihat dari akar ciri eigenvalue yang dimiliki pada komponen utama tersebut. Gasperz 1992, memberikan batasan hanya akar ciri yang lebih besar dari satu yang diambil sebagai peubah baru. Akar ciri yang kecil dibawah satu atau yang mendekati nol biasanya tidak dipergunakan karena kontribusinya dalam menerangkan keragaman data sangat kecil. 2. Penentuan koefisien korelasi loading Komponen utama merupakan komponen peubah yang mempunyai koefisien korelasi antara peubah asal dengan komponen utama tersebut. Koefisien korelasi antar sekelompok peubah asal dengan komponen utamanya secara relatif lebih tinggi dibandingkan koefisien korelasi kelompok peubah tersebut dengan komponen utama lainnya. Dalam hal ini, dapat dinyatakan bahwa komponen utama merupakan sekelompok peubah asal yang mempunyai koefisien korelasi lebih tinggi pada komponen utama tersebut dibandingkan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi

1. Kondisi Umum Kota Bogor Kota Bogor mempunyai potensi yang strategis untuk pengembangan dan pertumbuhan kegiatan ekonomi. Letaknya yang tidak begitu jauh dari ibukota negara ± 60 km dan berada di tengah-tengah Kabupaten Bogor ini merupakan suatu faktor yang mendukung. Selain itu, dengan adanya Kebun Raya Bogor KRB dan Istana Bogor di pusat kotanya yang merupakan tujuan wisata masyarakat Bogor dan sekitarnya, serta kedudukan kota Bogor di antara jalur tujuan wisata puncak juga merupakan suatu potensi strategik bagi pertumbuhan ekonomi di kota Bogor ini. Kota Bogor mempunyai luas wilayah 118.50 km 2 dengan kepadatan penduduk per km 2 sebanyak 6 897 jiwa. Wilayah-wilayah tersebut terbagi menjadi 6 kecamatan, 31 kelurahan dan 37 desa. Keenam kecamatan tersebut adalah Kecamatan Bogor Barat, Kecamatan Bogor Timur, Kecamatan Bogor Tengah, Kecamatan Tanah Sareal, Kecamatan Bogor Selatan dan Kecamatan Bogor Utara. Penduduk terpadat di Kecamatan Bogor Tengah, yaitu 13 047 jiwakm 2 , karena pusat pemerintahan dan kegiatan ekonomi banyak berada di kecamatan ini. Berdasarkan hasil registrasi penduduk akhir tahun 2006, jumlah penduduk Kota Bogor sebanyak 879 138 jiwa yang terdiri dari 444 508 jiwa laki-laki 50.6 dan 434 630 jiwa perempuan 49.4. Dengan demikian sex ratio penduduk Kota Bogor adalah 102, yang artinya 102 penduduk laki-laki berbanding dengan 100 penduduk perempuan. Hal ini menunjukkan jumlah penduduk laki-laki relatif seimbang dengan jumlah penduduk perempuan. Jumlah penduduk menurut umur dan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 1. Dapat disebutkan bahwa secara garis besar penduduk kota Bogor terkonsentrasi pada kelompok umur muda, yaitu 0 – 24 tahun 49.56. Oleh karena itu, struktur penduduknya dapat dikatakan sebagai penduduk muda. Struktur penduduk muda ini berdampak pada banyaknya penduduk yang berstatus sebagai pelajar dan mahasiswa. Tabel 1. Penduduk kota Bogor menurut golongan umur dan jenis kelamin pada tahun 2006 Golongan Umur tahun Laki-laki jiwa Perempuan jiwa Jumlah jiwa Persentase 0-14 15-24 25-34 35-44 45-54 55 121.291 90.428 88.701 64.434 42.367 37.287 128.038 95.985 84.651 58.715 33.992 33.247 249.329 186.413 173.352 123.149 76.359 70.534 28,36 21,20 19,71 14,00 8,68 8,02 Jumlah 444.508 434.630 879.138 100 Sumber : BPS, 2007. Sebagian besar penduduk Kota Bogor memiliki lapangan usaha sebagai perdagangan 26.99, sektor jasa 26.75 dan sektor industri 17.73. Sebaran penduduk menurut lapangan usaha dilihat pada Tabel 2. Sektor perekonomian yang memberikan sumbangan terbesar dalam perekonomian Kota Bogor pada tahun 2006 adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran 30.16 dan sektor industri pengolahan 27.84. Tabel 2. Penduduk kota Bogor menurut lapangan usaha Lapangan Usaha Jumlah Jiwa Persentase Pertanian 12.592 4,64 Pertambangan 2.004 0,74 Industri 48.076 17,73 Listrik, gas dan air 1.971 0,73 Konstruksi 18.680 6,89 Perdagangan 73.191 26,99 Tranportasi dan komunikasi 26.711 9,85 Keuangan 15.436 5,69 Jasa 72.533 26,75 Jumlah 271.194 100 Sumber : BPS, 2007. Fasilitas perekonomian yang berada di Kota Bogor juga terus berkembang dari tahun ke tahun. Pada tahun 2006, fasilitas hotel dan akomodasi lainnya di kota Bogor mencapai 48 buah, jumlah bank menurut jenisnya tercatat sebanyak 20 buah dan pusat perbelanjaan modern tercatat sebanyak 12 buah. Meningkatnya taraf perekonomian penduduk tercermin dari peningkatan jumlah penabung dan besar tabungan di Kota Bogor. Sebagai ilustrasi, pada tahun 2005 terdapat 1.319.403 penabung dengan jumlah tabungan sekitar Rp. 1.584 milliar dan pada tahun 2006 tercatat 1.469.776 penabung dengan jumlah tabungan sekitar Rp. 1.936 milliar. Peningkatan jumlah penabung mencapai 11,39 persen sedangkan peningkatan jumlah tabungan mencapai 22,2 persen BPS, 2007. 2. Kondisi Umum perusahaan Di zaman teknologi kesehatan modern seperti sekarang, bermacam- macam obat kimia banyak beredar dan tersedia. Namun, obat-obat ini sering kali memiliki efek samping bagi kesehatan. Dengan disadarinya bahaya penggunaan bahan kimia secara terus menerus dan berlebihan, masyarakat internasional mulai beralih ke arah penggunaan obat-obat herbal alami. Liza Herbal memiliki komitmen untuk menyediakan berbagai produk dan jasa herbal dan organik. Teknologi pengeringan suhu rendah digunakan untuk menghasilkan herbal kering dengan kualitas tinggi. Teknologi pengeringan ini memungkinkan untuk menguapkan kandungan air tanpa merusak kandungan khasiat alami dari herbal kering yang dihasilkan. Oleh karena itu, herbal kering yang dihasilkan, secara alami masih memiliki warna asli, bau, senyawa aktif dan khasiat obat. Kandungan air yang terdapat pada herbal kering yang dihasilkan dari proses tersebut adalah sekitar 5-7 berat per volume. Hal tersebut memungkinkan dapat menyimpan herbal-herbal yang dihasilkan untuk waktu yang lama tanpa harus khawatir rusak atau terkontaminasi oleh jamur atau bakteri. Perusahaan juga selalu berpartisipasi dalam kampanye sosial untuk memberikan informasi, pengetahuan dan konsultasi pada masyarakat dengan tujuan masyarakat menyadari manfaat dari penggunaan obat-obatan herbal untuk penyembuhan dan memulai hidup sehat dengan cara alami. Liza Herbal yang didirikan pada 27 Maret 2005 di Bogor, Indonesia memfokuskan diri untuk mengembangkan produk dan jasa herbal di Indonesia. Dalam waktu singkat, Liza Herbal telah menjangkau pasar yang luas hingga ke berbagai kota besar di Indonesia. “Be Healthy With Herbs” adalah motto Liza Herbal untuk memperkenalkan kepada masyarakat mengenai manfaat herbal sebagai pengganti dari obat-obatan kimia. Visi utama Liza Herbal adalah untuk menjadi mitra dalam cara hidup sehat dan alami dengan misi untuk meningkatkan pemahaman, kegunaan dan penghargaan atas herbal dan manfaatnya bagi kesehatan. Tujuan Liza Herbal adalah 1 menyediakan informasi, pengetahuan dan berita mengenai segala aspek tentang tanaman herbal Indonesia, 2 mengembangkan minat tentang herbal kepada semua usia dan berbagai latar belakang, 3 mengembangkan kesadaran akan gaya hidup sehat alami melalui penggunaan tanaman herbal Indonesia yang sehat, alami dan merupakan suplemen yang bermanfaat, 4 mendorong petani Indonesia dan pengrajin lokal untuk mengembangkan budidaya herbal yang berkelanjutan, 5 mendorong konservasi untuk melindungi tanaman herbal yang langka, 6 menyediakan forum nasional dan internasional untuk saling bertukar informasi dan gagasan mengenai herbal dan 7 membuka lapangan pekerjaan dan mengurangi kemiskinan. Liza Herbal memiliki tim yang solid dan loyal kepada kepada perusahaan. Komisaris utama dipimpin oleh Prof. Dr. Ir. Erliza Hambali, MSc Dosen dan ilmuwan di Institut Pertanian Bogor. Ia juga seorang pebisnis yang membantu dan memotivasi banyak pengusaha muda di Indonesia. Hj. Ratna Permanik Anggota Komisaris, pebisnis yang telah banyak mengembangkan berbagai bidang usaha di Indonesia terutama usaha kecil dan menengah. Ir. Rafian Joni, MM Direktur, pebisnis yang memiliki pengalaman yang layak dipertimbangkan dalam mengembangkan berbagai usaha di Indonesia dari perusahaan kecil hingga menengah. Salah satu pengalamannya ialah membangun Hotel Salak The Heritage HSTH, hotel berbintang 4 dari awal laba bersih Rp 80 jutabulan pada tahun 1998, hingga Rp 2,5 miliarbulan pada tahun 2006. Hingga kini Hotel Salak telah menjadi hotel terfavorit di Bogor. Liza Herbal Key Operational Team terdiri dari Dany Dardanela Plant Manager, R. Ferdy Surya Purchasing, Ersi Herliana Research Development Manager, Wenni Rivai HRD Manager, Nila Rifai Finance Manager, Asep Indra Kurniawan Sr. Sales dan Marketing Manager, Norma Julita Sales dan Marketing Assistance Manager dan Bambang Tejo Communication Assistance Manager

B. Validitas dan Reliabilitas