FAKTOR-FAKTOR YANG MENJADI KENDALA PENGAWASAN DPRD PADANG LAWAS TERHADAP PELAKSANAAN APBD Faktor internal

D. FAKTOR-FAKTOR YANG MENJADI KENDALA PENGAWASAN DPRD PADANG LAWAS TERHADAP PELAKSANAAN APBD

TAHUN 2010 Dari hasil penelitian yang dilakukan, ditemukan faktor-faktor yang menjadi kendala pengawasan DPRD Padang Lawas terhadap pelaksanaan APBD tahun 2010, antara lain :

A. Faktor internal

1. SDM Sumber Daya Manusia dan Latar Belakang Pendidikan Pada umumnya sumber daya manusia SDM anggota DPRD Padang Lawas masih lemah, dilihat dari jenjang pendidikan, dimana masih banyak tamatan SLTA Sekolah Lanjutan Tingkat Atas. Kemudian, latar belakang pendidikan yang bervariasi, mempengaruhi kemudahan memahami dan keseragaman pemahaman terhadap objek-objek yang diawasi. Termasuk pemahaman terhadap segenap undang-undang yang berkaitan erat dengan tugas pengawasannya. DPRD Padang Lawas juga masih didominasi ‘pendatang baru’ alias baru satu periode menjabat sebagai anggota dewan dan baru terjun di dunia politik, sehingga ‘semangat eufhoria’ kelihatan daripada kesungguhan untuk bekerja maksimal. Begitu juga dengan latar belakang organisasi para anggota dewan relatif rendah, sehingga turut mendorong kelambanan kerja-kerja pengawasan. Pada akhirnya yang terjadi adalah dominasi ‘minoritas’, yakni dominasi minoritas yang memiliki kemampuan, keberanian dan kapasitas yang mumpuni terhadap mayoritas yang tidak memiliki. 2. Kemauan Kemauan anggota dewan Padang Lawas untuk melakukan penyesuaian Universitas Sumatera Utara terhadap tugas dan tanggungjawab serta untuk belajar dalam rangka meningkatkan kemampuan juga masih rendah. Hal ini sangat berpengaruh terhadap dinamisnya kerja-kerja pengawasan. 3. Keahlian Pegawai di Sekretariat Dewan Kenyataan di lapangan, ternyata keahlian pegawai yang bekerja di lingkungan dewan juga masih rendah, baik dalam mengkonsep maupun dalam hal teknis. Sehingga kelancaran administratif atau tugas-tugas perbantuan untuk kebutuhan dewan kerap menemui kendala. 4. Banyaknya fraksi Dengan fraksi yang berjumlah tujuh, ternyata cukup mempengaruhi efektifitas pengawasan dan pengendalian secara politik. Dengan tujuh fraksi pada kenyataan di lapangan semakin melebarkan pandangan serta sikap dalam menjalankan tugas pengawasan serta semakin mudahnya dilakukan ‘koptasi’ politik untuk kepentingan pengamanan eksekutif. Dengan kondisi begini sering menciptakan komunikasi politik yang tidak terarah. Kemudian semakin memperluas kepentingan politik fraksi. Dan makin terbentuknya komplotan fraksi. 5. Lemahnya data DPRD tidak mampu mendapatkan data dan akses ke sumber masalah dalam menjalankan pengawasannya sangat menghambat tugas pengawasan. Dimana DPRD selama ini kerap mengandalkan data yang bersumber dari eksekutif. 6. Hubungan dewan dengan konstituen Hubungan dewan dengan para konstituen masih kurang jelas, sehingga akuntabilitas anggota dewan secara individual relatif lemah. Dan Universitas Sumatera Utara tanggungjawab pada akhirnya lebih mengutamakan kolektifitas, sehingga kurang bertanggungjawab secara perorangan terhadap tugas dan fungsi pengawasannya.

B. Faktor eksternal