Pengawasan DPRD Padang Lawas Terhadap Pelaksanaan APBD Tahun 2010

c. Untuk menilai seberapa jauh pencapaian pemerintah dalam melaksanakan kebijakan dan program yang telah direncanakan. Dari penjelasan dan paparan Undang-undang tersebut di atas memastikan betapa posisi dan fungsi APBD menjadi tempat ‘tumpuan’ untuk menggerakan pembangunan di setiap sektor kehidupan masyarakat. Maka sangat membutuhkan sentuhan peran politik yang baik yang mengacu pada undang- undang yang mengaturnya. Oleh karenanya semua unsur, terlebih-lebih DPRD harus berada di garda terdepan untuk mengawalnya agar selaras dengan intruksi peraturan serta instruksi rakyat. Bila tidak, tentu akan mengundang harapan terbalik dari strategisnya posisi dan fungsi APBD dalam pembangunan masyarakat dan bangsa di setiap sektor.

3. Pengawasan DPRD Padang Lawas Terhadap Pelaksanaan APBD Tahun 2010

Karena penting dan strategisnya APBD dalam setiap ritme pembangunan, maka diperlukan suatu sistem maupun improvisasi politik dalam pengawasan DPRD yang optimal terhadap tindak tanduk kepala daerah eksekutif selaku penyelenggara APBD. Baik pengawasan yang bersifat preventif maupun represif agar terselenggaranya pelaksanaan APBD yang sesuai dengan kaidah-kaidah serta manfaat visionernya dari berbagai sudut atau dimensi dalam pengawasan harus dijalankan dengan sebaik-baiknya. Bahwa APBD yang merupakan keuangan negara harus dikelola secara profesional, terbuka dan bertanggungjawab untuk sebesar-besarnya kesejahteraan dan kemakmuran rakyat. Semangat ini terdapat pada pasal 3 ayat 1 Undang-undang No 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara yang mengatakan bahwa keuangan negara harus dikelola secara tertib, taat pada Universitas Sumatera Utara peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan, dan bertanggungjawab dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan. Hal tersebut di atas juga sejalan dengan konsepsi kewenangan dan kewajiban daerah dalam pengelolaan keuangan negara yang masuk dalam APBD tertuang pada Pasal 23 UU No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, yaitu : 1 Hak dan kewajiban daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 dan Pasal 22 diwujudkan dalam bentuk rencana kerja pemerintahan daerah dan dijabarkan dalam bentuk pendapatan, belanja, dan pembiayaan daerah yang dikelola dalam sistem pengelolaan keuangan daerah. 2 Pengelolaan keuangan daerah sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilakukan secara efisien, efektif, transparan, akuntabel, tertib, adil, patut, dan taat pada peraturan perundang-undangan. Bahwa prinsip-prinsip pengelolaan keuangan negara APBD sebagaimana instruksi Undang-undang dan norma-norma lainnya harus dijalankan dengan sungguh-sungguh guna menghindari terjadinya tindakan yang merugikan keuangan negara dan merugikan upaya pembangunan kesejahteraan rakyat. Ditegaskan kembali bahwa secara kedudukan dan kewenangan konstitusional serta politik yang memiliki peran ini tentu adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DPRD. DPRD akan menjadi penentu jalan tidaknya pelaksanaan APBD. Bagaimana DPRD menjadikan APBD sebagai standart pembangunan. Maka senyawa inilah juga yang sesungguhnya secara filosofis menjadi nafas dan tumpuan rakyat menuju kemakmuran dan kesejahteraan yang diimpikan rakyat. Dimana mereka mendapatkan pelayanan publik, seperti pendidikan, kesehatan, sarana-prasarana, peningkatan pendapatan, dll. Tentu dari ukuran sejauhmana Universitas Sumatera Utara APBD dijalankan pada relnya. Begitu juga dalam mengukur keberhasilan pelaksanaan otonomi daerah tentu dilihat dari peran optimal semua unsur pemerintahan serta stakeholdersnya. Yaitu di antaranya, tingkat peran dan fungsi pengawasan yang dilakukan DPRD, badan audit, dan juga elemen pengendali lainnya. Sejalan dengan pikiran Mardiasmo dalam Agus Hartanto, 2006 yang mengatakan bahwa ada tiga aspek utama yang mendukung keberhasilan otonomi daerah, yaitu pengawasan, pengendalian, dan pemeriksaan. Ketiga hal tersebut pada dasarnya berbeda baik konsepsi maupun aplikasinya. Pengawasan mengacu pada tingkatan atau kegiatan yang dilakukan diluar pihak eksekutif yaitu masyarakat dan DPRD, untuk mengawasi kinerja pemerintahan. Pengendalian control adalah mekanisme yang dilakukan oleh pihak eksekutif, yang dipimpin kepala daerah, untuk menjamin dilaksanakanya sistem dan kebijakan manajemen sehingga tujuan organisasi dapat tercapai. Pemeriksaan Audit merupakan kegiatan oleh pihak yang memiliki independensi dan memiliki kompetensi profesional untuk memeriksa apakah hasil kinerja pemerintah daerah telah sesuai dengan standar atau kriteria yang ada. Dalam konteks ini DPRD Padang Lawas akan diamati dan diteliti secara mendalam tentang pengawasannya terhadap pelaksanaan APBD tahun 2010. Bagaimana Bupati dan Wakil Bupati Padang Lawas menjalankan APBD dalam pengawasan DPRD. Untuk melihat serangkaian aktifitas pengawasan bahkan melakukan evaluasi terhadap objek kinerja, yang melingkupi standart, norma- norma, serta usaha memperbaiki yang diawasi, dalam lingkup penyelenggaraan APBD. Universitas Sumatera Utara

F. Defenisi Konsep