Maksud dan Tujuan Pajak Bumi dan Bangunan Sifat Pajak Bumi dan Bangunan

serta berkonsultasi dengan Dewan Perwakilan Rakyat. 2.2 Pajak Bumi dan Bangunan 2.2.1 Pegertian Pajak Bumi dan Bangunan Pajak Bumi dan Bangunan PBB adalah Pajak Negara yang dikenakan terhadap bumi danatau bangunan berdasarkan Undang-undang nomor 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang nomor 12 Tahun 1994. PBB adalah pajak yang bersifat kebendaan dalam arti besarnya pajak terutang ditentukan oleh keadaan objek yaitu bumitanah danatau bangunan. Keadaan subyek siapa yang membayar tidak ikut menentukan besarnya pajak.

2.2.2 Maksud dan Tujuan Pajak Bumi dan Bangunan

Yang dijadikan alasan untuk dipungut Pajak Bumi dan Bangunan adalah 1. Dasar falsafah yang digunakan dalam berbagai undang-undang yang berasal dari zaman kolonial adalah tidak sesuai dengan Pancasila 2. Berbagai undang-undang mengenakan oajak atas harta tak gerak sehingga membingungkan masyarakat 3. Undang-undang yang berasal dari zaman kolonial sukar dimengerti oleh rakyat 4. Undang-undang yang berasal dari zaman penjajahan masih tertulis dari bahasa Belanda dan perubahan tertulis dalam bahasa Indonesia, sehingga merupakan bahasa yang rancu, sedangkan terjemahan resmi tidak ada Universitas Sumatera Utara 5. Undang-undang zaman kolonial tidak lagi sesuai dengan aspirasi dan kepribadian bangsa Idonesia 6. Undang-undang lama tidak lagi sesuai dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia 7. Undang-undang yang lama kurang memberikan kepastian hukum. Yang menjadi tujuan Pajak Bumi dan Bangunan adalah : 1. Menyederhanakan peraturan perundang-undangan pajak sehingga mudah dimengerti oleh rakyat 2. Memberi dasar hukum yang kuat pada pungutan pajak atas harta tak gerak dan sekalian menyerasikan pajak atas harta tak gerak di semua daerah dan menghilangkan simpang siur 3. Memnerikan kepastian hukum kepada masyarakat, sehingga rakyat tahu sejauh mana hak dan kewajibannya, menghilangkan pajak ganda yang terjadi sebagai akibat berbagai Undang-undang pajak yang sifatnya sama 4. Memberikan penghasilan kepada daerah yang sangat diperlukan untuk menggerakkan otonomi daerah dan untuk pembangunan daerah 5. Menambah penghasilan bagi daerah.

2.2.3 Sifat Pajak Bumi dan Bangunan

Pajak Bumi dan Bangunan adalah pajak yang dikenakan atas harta tak gerak, maka oleh sebab itu yang dipentingkan adalah onjeknya dan oleh karena itu keadaan atau status orang atau badan yang dijadikan subjek tidak penting dan tidak mempengaruhi besarnya pajak. Walaupun pajak ini merupakan pajak yang Universitas Sumatera Utara objektif tetapi dipungut dengan surat ketetapan pajak yang pada prinsipnya setiap tahun dikeluarkan. Setiap tahun wajib pajak diwajibkan memasukkan Surat Pemberitahuan yang untuk Pajak Bumi dan Bangunan disebut Surat Pemberitahuan Objek Pajak SPOP, dan berdasarkan data yang diberikan wajib pajak dalam Surat Pemberitahuannya oleh Kantor Inspeksi Pajak dikeluarkan Surat Ketetapan Pajak untuk Pajak Bumi dan Bangunan disebut Surat Pemberitahuan Pajak Terutang. Jadi Pajak Bumi dan Bangunan ini karena dikenakan setiap tahun dan sikeluarkan Surat Pemberitahuan Pajak Terutang merupakan pajak langsung yang pajaknya harus dipikul sendiri oleh wajib pajak yang namanya tercantum pada SKP dan tidak dapat dilimpahkan kepada orang lain. Pemerintah berpendapat, bahwa untuk sementara waktu sistem self assessment, mengingat tingkat pendidikan sebagian besar rakyat, belum dapat diterapkan. Tetapi oleh DPR diusulkan supaya lambat laun sistem itu diterapkan juga pada Pajak Bumi dan Bangunan. Walaupun Pajak Bumi dan Bangunan itu merupakan Pajak Pemerintah Pusat yang hasilnya diserahkan kepada pemerintah daerah, penagihannya dapat diserahkan kepada Perintah Daerah Tingkat I danatau Tingkat II Pasal 14 UU Pajak Bumi dan Bangunan. 2.2.4 Objek dan Subjek Pajak Bumi dan Bangunan 2.2.4.1 Objek Pajak Bumi dan Bangunan