b. Gangguan pendengaran
Dijumpai tuli konduktif namun dapat pula bersifat campuran. Gangguan pendengaran bervariasi namun jarang melebihi 50 dB Dhingra, 2007. Tala
2010 di Medan memeriksa 64 telinga OMSK, tuli konduktif 40 telinga, tuli saraf 1 telinga dan tuli campur 23 telinga. Olateke memeriksa 52 liang telinga
dengan OMSK, 38,5 memiliki tuli konduktif ringan dan 26,9 dengan tuli konduktif sedang Olateke et al, 2008.
c. Perforasi
Pada yang jinak biasanya sentral, bisa di anterior, posterior atau inferior dari malleus. Pada yang ganas di daerah atik atau posterosuperior Dhingra,
2007. Tala 2010 di Medan mendapatkan 36 telinga perforasi total, perforasi sentral sebanyak 26 telinga, perforasi subtotal dan atik masing-masing 1 telinga.
Ologe dan Nwawolo mendapatkan 6 siswa SD negeri di desa dengan OMSK yang ditandai dengan perforasi persisten membran timpani lebih dari 3 bulan
Ologe dan Nwawolo, 2003.
d. Mukosa kavum timpani
Tampak pada perforasi membran timpani yang besar. Secara normal warnanya merah muda, saat terjadi inflamasi warnanya menjadi merah, udem
dan lunak. Kadang-kadang tampak polip Dhingra, 2007.
2.2.6. Diagnosa
Diagnosis OMSK dapat ditegakkan melalui anamnesa, pemeriksaan otoskopi, pemeriksaan audiometri, pemeriksaan radiologi dan pemeriksaan
bakteriologi. Melalui anamnesa dapat diketahui tentang awal mula penyakit, riwayat penyakit terdahulu, faktor risiko, gejala klinis serta hal-hal lainnya yang
mengarah ke diagnosis yang mungkin terjadi. Diagnosis pasti OMSK dapat
Universitas Sumatera Utara
ditegakkan dengan pemeriksaan fisik dan penunjang lainnya Mills, 1997; Telian, 2002; Kenna dan Latz, 2006.
Pada pemeriksaan otoskopi dapat dibedakan jenis OMSK berdasarkan perforasi pada membran timpani, yang terdiri dari perforasi sentral, marginal dan
atik. Gambaran yang terlihat dengan otoskopi pada perforasi sentral adalah tampak perforasi yang letaknya sentral pada pars tensa, dapat berbentuk bundar,
oval, bentuk ginjal atau hati. Perforasinya dapat subtotal atau total, masih terlihat pinggir membran timpani annulus timpanikus, melalui perforasi tampak
mukosa kavum timpani bewarna pucat, bila ada eksaserbasi akut maka warna mukosa menjadi merah dan jarang terdapat granulasi atau polip. Gambaran
otoskopi pada perforasi marginal adalah tampak perforasi yang letaknya marginal, pada pars tensa belakang atas biasanya besar, atau pada pars flaksida
muka atau belakang kecil, prosesnya bukan hanya pada mukosa kavum timpani dan tulang-tulang pendengaran ikut rusak, sering terdapat granulasi atau
polip, annulus timpanikus tidak terlihat lagi dan terlihat gambaran nekrosis tulang. Sedangkan gambaran pada perforasi atik adalah perforasi yang letaknya
di pars flaksida Mills, 1997; Telian, 2002; Kenna dan Latz, 2006. Pada pemeriksaan audiometri penderita OMSK biasanya didapati tuli
konduktif, tetapi dapat pula dijumpai adanya tuli sensorineural, beratnya ketulian tergantung besar dan letak perforasi membran timpani serta keutuhan
dan mobilitas sistim penghantaran suara ditelinga tengah Mills, 1997; Telian, 2002; Kenna dan Latz , 2006.
Pemeriksaan radiografi daerah mastoid pada penyakit telinga kronis nilai diagnostiknya terbatas dibandingkan dengan manfaat otoskopi dan audiometri.
Pemeriksaan radiologi biasanya mengungkapkan mastoid yang tampak sklerotik,
Universitas Sumatera Utara
lebih kecil dengan pneumatisasi lebih sedikit dibandingkan mastoid yang satunya atau yang normal. Erosi tulang, terutama pada daerah atik memberi
kesan kolesteatom Mills, 1997; Telian, 2002; Kenna dan Latz, 2006. Pemeriksaan bakteriologi sekret telinga penting untuk menentukan
bakteri penyebab OMSK dan antibiotika yang tepat Mills, 1997; Telian, 2002; Kenna dan Latz, 2006.
2.2.7. Komplikasi