Lembar Observasi Pedoman Wawancara

E. Instrumen Penelitian

Untuk mendapatkan data yang akurat, maka diperlukan adanya instrumen penelitian. Instrumen penelitan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu lembar observasi, pedoman wawancara, tes hasil belajar, dan catatan lapangan.

1. Lembar Observasi

Menurut pendapat yang diungkapkan Hermawan, dkk. 2010: 169, Observasi adalah semua kegiatan yang ditujukan untuk mengenali, merekam, dan mendokumentasikan setiap indikator dari proses dan hasil yang dicapai perubahan yang terjadi baik yang ditimbulkan oleh tindakan terencana maupun akibat sampingannya. Dengan demikian observasi merupakan suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara pengamatan secara langsung untuk memperoleh data dalam rangka menyelesaikan suatu masalah. Observasi bertujuan untuk memperoleh data yang lengkap mengenai kegiatan guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Dalam hal ini aspek yang diamati yaitu difokuskan pada kinerja guru dan aktivitas siswa. Pada aspek kinerja guru, hal yang diamati mencakup semua kinerja guru mulai dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir yang meliputi langkah-langkah pada rencana pelaksanaan pembelajaran. Sedangkan aspek aktifitas siswa difokuskan pada kemampuan siswa selama proses pembelajaran berlangsung yang meliputi aspek perhatian, partisipasi, dan kerjasama.

2. Pedoman Wawancara

Hopkins Wiriaatmadja, 2009: 117 menyatakan bahwa, „Wawancara adalah suatu cara untuk mengetahui situasi tertentu di dalam kelas dilihat dari sudut pandang yang lain‟. Selanjutnya, Stainback Sugiyono, 2005: 72 mengemukakan bahwa „engan wawancara, peneliti akan mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang partisipan dalam menginterpretasikan situasi dan fenomena yang terjadi, di mana hal ini tidak bisa ditemukan melalui observasi ‟. Dengan demikian wawancara merupakan suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara tanya jawab terhadap guru dan siswa untuk memperoleh data yang lebih akurat. Wawancara dilakukan kepada guru dan siswa mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran IPS melalui penerapan model cooperative learning tipe make a match pada materi keragaman budaya di Provinsi Jawa Barat.

3. Tes Hasil Belajar

Dokumen yang terkait

Efektivitas pembelajaran kooperatif model make a match dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS: penelitian tindakan kelas di SMP Islam Al-Syukro Ciputat

0 21 119

Pendekatan pembelajaran cooperative learning type make a match di kelas V MI Nurul Jihad Kota Tangerang : penelitian tindakan kelas di MI Nurul Jihad Tangerang

0 5 125

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IVB SD NEGERI 2 BUMIHARJO

2 9 80

Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Siswa Kelas IV SDN Pisangan 03

0 10 174

PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT DI SD.

0 3 31

PENGGUNAAN MEDIA KARTERITASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI TRANSPORTASI (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas IV SDN 2 Suci Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon).

0 1 41

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH MENGGUNAKAN MEDIA KARTU SOAL-JAWABAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SUMBER DAYA ALAM KELAS IV SDN 2 KARANGREJA KECAMATAN SURANENGGALA KABUPATEN CIREBON.

0 0 47

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PERUBAHAN SIFAT BENDA PADAT, CAIR DAN GAS.

0 0 29

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PERUBAHAN SIFAT BENDA PADAT, CAIR DAN GAS.

0 1 24

Model Cooperative Learning Tipe Make A Match Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Dan Aktivitas Siswa

0 0 9