23
Kemudian nilai discretionary accruals dihitung sebagai berikut:
DAіt =
TAіtAіt–1 –
[ α1Aіt–1+β1ΔREVіtAіt–
1+β2PPEіtAіt1]..................................................................4 4. Modified Jones Model
Dechow 1995 berhasil melakukan modifikasi atas model Jones dengan menambahkan perubahan piutang sebagai
pengurang perubahan pendapatan. Penambahan ini dilakukan dengan asumsi bahwa semua penjualan kredit disebabkan oleh
adanya praktek manajemen laba, karena akan lebih mudah untuk melakukan rekayasa dengan menggunakan penjualan
kredit dibandingkan dengan penjualan tunai. Model ini digambarkan dengan rumus berikut:
TAіtAіt–1 = α1Aіt–1 + β1ΔREVіt–ΔRECіtAіt–1
+ β2PPE
іtAіt –
1+εіt........................................................................................5 Model ini diyakini dapat memberikan hasil yang lebih baik
dibandingkan dengan model yang lainnya.
2.1.5. Good Corporate Governance
2.1.5.1. Definisi Corporate Governance
Beberapa pakar telah mengemukakan definisi corporate governance. Berbagai definisi tersebut antara lain:
1. Blair 1995 sebagaimana yang dikutip oleh Darmawati 2003
menyatakan bahwa corporate governance adalah keseluruhan set aransemen legal, kebudayaan, dan institusional yang
menentukan apa yang dapat dilakukan oleh perusahaan publik,
Universitas Sumatera Utara
24
siapa yang mengendalikan, bagaimana pengendalian dilakukan, dan bagaiamana risiko dan return dari aktivitas - aktivitas yang
dilakukan oleh perusahaan tersebut dialokasikan.
2. Marthur 1999 sebagaimana yang dikutip oleh Darmawati 2003 “Corporate governance is the conduct of directors and
its aim as to maximize shareholders value while satisfying stakeholders.”
3. Maksum 2005 mendefinisikan corporate governance sebagai suatu sistem yang dibangun untuk mengarahkan dan
mengendalikan perusahaan sehingga tercipta tata hubungan yang baik, adil dan transparan di antara berbagai pihak yang
terkait dan memiliki kepentingan stakeholders dalam perusahaan.
4. Khomsiyah 2007 mendefinisikan bahwa corporate governance merupakan upaya yang dilakukan oleh semua
pihak yang berkepentingan dengan perusahaan untuk menjalankan usahanya secara baik sesuai dengan hak dan
kewajiban masing-masing dalam rangka untuk meningkatkan kesejahteraan semua pihak.
Menurut FGCI 2002: Corporate governance adalah seperangkat peraturan
yang mengatur hubungan antara pemegang saham, pengurus perusahaan, pihak kreditur, pemerintah,
karyawan, serta pemegang kepentingan intern dan ekstern lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan
kewajiban mereka, atau dengan kata lain suatu sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan.
Komite Nasional Kebijakan Corporate Governance 2002 menjelaskan bahwa corporate governance merupakan acuan bagi
perusahaan dalam rangka: 1.
Mendorong tercapainya kesinambungan perusahaan melalui pengelolaan yang didasarkan atas prinsip transparansi,
Universitas Sumatera Utara
25
akuntabilitas, responsibiltas, independensi, serta kewajaran dan kesetaraan.
2. Mendorong pemberdayaan fungsi dan kemandirian masing-
masing organ perusahaan, yaitu dewan komisaris, direksi, dan Rapat Umum Pemegang Saham.
3. Mendorong pemegang saham, dewan komisaris, dan anggota
direksi agar membuat keputusan dan menjalankan tindakannya dilandasi oleh nilai moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap
peraturan perundang-undangan. 4.
Mendorong timbulnya kesadaran dan tanggung jawab sosial perusahaan terhadap masyarakat dan kelestarian lingkungan di
sekitar perusahaan. 5.
Mengoptimalkan nilai perusahaan bagi pemegang saham dengan tetap memperhatikan pemangku kepentingan lainnya.
6. Meningkatkan daya saing perusahaan secara nasional sehingga
meningkatkan kepercayaan pasar yang dapat mendorong arus investasi dan pertumbuhan ekonomi nasional yang
berkesinambungan.
2.1.5.2. Prinsip-prinsip Corporate Governance