Mekanisme Good Corporate Governance

27 Organization for Economic Co-Operation Development OECD 2004 menyatakan terdapat lima prinsip corporate governance yaitu : a. Perlindungan terhadap hak-hak pemegang saham The rights of shareholders. b. Perlakuan yang adil tehadap pemegang saham The equitable treatment of shareholders. c. Peranan stakeholders dalam corporate governance The role of stakeholders. d. Pengungkapan dan transparansi Disclosure and transparency. e. Tanggung jawab direksi dan komisaris The responsibilities of the board.

2.1.5.3. Mekanisme Good Corporate Governance

Beberapa mekanisme corporate governance seperti mekanisme internal, berupa struktur dan dewan komisaris, serta mekanisme eksternal seperti pasar untuk kontrol perusahaan diharapkan dapat mengatasi masalah keagenan. Konflik keagenan yang mengakibatkan adanya sifat opportunistic manajemen akan mengakibatkan rendahnya kualitas laba. Rendahnya kualitas laba akan dapat membuat kesalahan pembuatan keputusan kepada para pemakainya seperti investor dan kreditur, sehingga nilai perusahaan akan berkurang. Universitas Sumatera Utara 28 Penelitian ini mengambil mekanisme good corporate governance yang meliputi kepemilikan manajerial, proporsi dewan komisaris, dan komite audit. 1. Kepemilikan Manajerial Pemahaman terhadap kepemilikan perusahaan sangat penting karena berkaitan dengan pengendalian operasional perusahaan. Dari sudut pandang teori akuntansi, manajemen laba sangat ditentukan oleh motivasi manajer perusahaan. Motivasi yang berbeda menghasilkan besaran manajemen laba yang berbeda, seperti antara manajer yang juga sekaligus sebagai pemegang saham dan manajer yang tidak sebagai pemegang saham. Hal ini sesuai dengan sistem pengelolaan perusahaan dalam dua kriteria: a perusahaan dipimpin oleh manajer dan pemilik owner manager; b perusahaan yang dipimpin oleh manajer non pemilik non-owner manager. Dua kriteria ini akan mempengaruhi manajemen laba, sebab kepemilikan seorang manajer akan ikut menentukan kebijakan dan pengambilan keputusan terhadap metode akuntansi yang diterapkan pada perusahaan yang mereka kelola. Secara umum dapat dikatakan bahwa persentase tertentu kepemilikan saham oleh pihak manajemen cenderung mempengaruhi tindakan manajemen laba Boediono, 2005. Dengan meningkatkan kepemilikan saham oleh manajer, diharapakan manajer akan Universitas Sumatera Utara 29 bertindak sesuai dengan keinginan para principal karena manajer akan termotivasi untuk meningkatkan kinerja. Besar kecilnya jumlah kepemilikan saham manajerial dalam perusahaan dapat mengindikasikan adanya kesamaan kepentingan antara manajemen dengan pemegang saham. Perusahaan dengan kepemilikan saham yang besar seharusnya mempunyai konflik keagenan yang rendah pula. Jensen dan Meckling 1976 menyatakan bahwa untuk meminimalkan konflik keagenan adalah dengan meningkatkan kepemilikan manajerial di dalam perusahaan. Ross et al 1999, dalam Siallagan Mas’ud, 2006 menyatakan bahwa dengan kepemilikan manajerial dalam perusahaan maka manajemen akan cenderung untuk berusaha meningkatkan kinerjanya untuk kepentingan pemegang saham dan untuk kepentingannya sendiri. Sensitivitas manajemen terhadap pengaruh para pemegang saham akan tergantung pada tingkat kontrol kepemilikan manajerial. 2. Proporsi Dewan Komisaris Independen Dewan Komisaris, khususnya komisaris independen memegang peranan yang penting dalam perusahaan karena mereka mewakili kepentingan publik dengan cara mengawasi manajemen perusahaan. Dewan Komisaris merupakan suatu mekanisme yang mengawasi dan memberikan petunjuk serta Universitas Sumatera Utara 30 arahan pada pengelola perusahaan FGCI, 2002. Namun dalam praktiknya, dewan komisaris hanya bersifat pasif bahkan tidak menjalankan tugas pengawasannya sama sekali. FGCI, 2002 menyatakan bahwa fakta di Indonesia menunjukkan banyak dewan komisaris yang memang tidak memiliki kemampuan dan tidak menunjukkan independensinya sehingga dalam banyak kasus, dewan komisaris juga gagal untuk mewakili kepentingan stakeholders lainnya selain daripada kepentingan pemegang saham mayoritas. Kepemilikan saham yang berpusat pada satu kelompok atau satu keluarga, dapat menjadi salah satu penyebab lemahnya posisi dewan komisaris, karena pengangkatan anggota dewan komisaris diberikan sebagai rasa penghargaan semata maupun berdasarkan hubungan keluarga atau kenalan dekat. Oleh karena itu keberadaan dewan komisaris, apalagi dalam jumlah yang besar justru tidak meningkatkan kinerja perusahaan. 3. Komite Audit Keberadaan Komite Audit sangat penting bagi pengelolaan perusahaan. Komite audit merupakan komponen baru dalam sistem pengendalian perusahaan. Selain itu komite audit dianggap sebagai penghubung antara pemegang saham dan dewan komisaris dengan pihak manajemen dalam mengenai Universitas Sumatera Utara 31 masalah pengendalian. Berdasarkan surat edaran BEJ No.: SE- 008BEJ12-2001, keanggotaan komite audit terdiri dari sekurang-kurangnya tiga orang termasuk ketua komite audit. Anggota komite audit ini yang berasal dari komisaris hanya sebanyak satu orang, anggota komite yang berasal dari komisaris tersebut merupakan komisaris independen perusahaan tercatat sekaligus menjadi ketua komite audit. Anggota lain yang bukan merupakan komisaris independen harus berasal dari pihak eksternal yang independen Nasution Dody, 2007. Komite audit yang bertanggung jawab untuk mengawasi laporan keuangan, mengawasi audit eksternal, dan mengamati sistem pengendalian internal juga diharapkan dapat mengurangi sifat opportunistic manajemen yang melakukan manajemen laba. Komite Audit mempunyai peran yang sangat penting dan strategis dalam hal memelihara kredibilitas proses penyusunan laporan keuangan seperti halnya menjaga terciptanya sistem pengawasan perusahaan yang memadai serta dilaksanakannya Good Corporate Governance Improving Audit Committee Performance: What Works Best – A Research Reportprepared by Pricewaterhouse Coopers, the Institute of Internal Auditors Research Foundation dalam FCGI, 2001. Selain di bidang corporate Universitas Sumatera Utara 32 governance, komite audit juga memiliki tugas di bidang pelaporan keuangan, yaitu: 1. Merekomendasikan auditor eksternal. 2. Menilai kebijakan akuntansi dan keputusan yang menyangkut kebijakan-kebijakan tersebut. 3. Meneliti laporan keuangan yang meliputi laporan paruh tahunan, laporan tahunan, dan opini auditor serta management letters.

2.1.5.4. Manfaat Good Corporate Governance

Dokumen yang terkait

Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan pada Perusahaan Perkebunan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

3 57 80

Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Property dan Real Estaate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2010 - 2013

1 70 119

Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 41 110

Analisis Pengaruh Good Corporate Governance terhadap Kinerja Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

2 52 93

Analisis Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2011

0 51 83

Analisis Pengaruh Penerapan Mekanisme Good Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (2008-2010)

1 28 108

Analisis Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Property and Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 53 95

Analisis Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 35 155

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian - Analisis Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance Pada Perusahaan Telekomunikasi Seluler Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2011

0 0 11

Analisis Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance Pada Perusahaan Telekomunikasi Seluler Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2011

0 0 14