39
2.1.5.8. Hubungan Komite Audit dan Manajemen Laba
Komite audit yang dipilih oleh komisaris hendaknya sesuai dengan peraturan yang ditetapkan oleh Bursa Efek Indonesia, hal
ini diharapkan dapat membatasi ruang gerak manajemen untuk melakukan manajemen laba. Selanjutnya dalam pelaksanaan
tugasnya, komite audit dengan proporsi anggota eksternal yang cukup besar dan dengan pengetahuan dan pengalaman berkaitan
dengan keuangannya, diharapkan dapat mengurangi praktik manajemen laba dalam perusahaan perbankan. Oleh karena itu
sebaiknya komite audit memiliki intensitas pertemuan yang cukup untuk dapat lebih baik dalam memonitor masalah seperti
manajemen laba. Sehubungan dengan komite audit yang diteliti dalam
penelitian ini, DeFond dan Subramayam 1998 dalam Wedari 2004 bahwa risiko klien dapat mempengaruhi pilihan akuntansi
auditor untuk lebih konservatif dari pada manajemen, bagi klien yang berisiko. Hal ini berarti komite audit dapat mengurangi
aktivitas manajemen laba.
2.2. Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian mengenai pengaruh mekanisme good corporate governance terhadap manajemen laba telah banyak dilakukan oleh peneliti
seperti Deni Darmawati 2003 meneliti Corporate Governance dan Manajemen Laba: Suatu Studi Empiris, dengan variabel mekanisme GCG
Universitas Sumatera Utara
40
pelaksanaan RUPS, kualitas dewan komisaris, kualitas komite audit, kualitas hubungan stakeholders, transparansi dan akuntabiltas, kepemilikan saham
oleh investor institusional. Hasilnya hanya satu variabel dalam mekanisme GCG, yaitu kualitas hubungan perusahaan dengan stakeholders, yang
berhubungan negatif dengan praktik manajemen laba. Wedari 2004 meneliti Pengaruh Proporsi Dewan Komisaris dan Keberadaan Komite Audit terhadap
Manajemen Laba dengan variabel komite audit, proporsi dewan komisaris, akuntan publik big 4, kepemilikan manajerial dan institusional. Hasilnya
komite audit dan dewan komisaris berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba, sedangkan kepemilikan manajerial dan institusional
berpengaruh positif terhadap manajemen laba. Siregar dan Utama 2005 meneliti pengaruh Struktur kepemilikan, ukuran perusahaan, dan praktik
corporate governance terhadap pengelolaan laba earning management dengan variabel kepemilikan keluarga, kepemilikan instutisional, ukuran
perusahaan, praktik corporate governance ukuran KAP, proporsi dewan komisaris, dan keberadaan komite audit. Hasilnya kepemilikan keluarga dan
ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba, sedangkan kepemilikan instutisional dan tiga variabel praktik GCG tidak
berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba. Tuti Sriwedari 2009 meneliti Mekanisme Good Corporate Governance, Manajemen Laba dan
Kinerja Keuangan Perusahaan Manufaktur di Indonesia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan variabel dependen: Manajemen Laba, Kinerja
Keuangan dan variabel independen: Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan
Universitas Sumatera Utara
41
Institusional, Komite Audit, Dewan Komisaris. Hasilnya Mekanisme Good Corporate Governance mempengaruhi manajemen laba dan manajemen laba
berpengaruh terhadap kinerja keuangan. Suryani 2010 meneliti Pengaruh Mekanisme Corporate Governance dan ukuran perusahaan terhadap
manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan variabel independennya Kepemilikan Institusional,
Kepemilikan Manajerial, Ukuran Dewan Komisaris, Komposisi Dewan Komisaris, Jumlah Rapat Komite Audit dan ukuran perusahaan, sedangkan
variabel dependennya adalah manajemen laba dan hasilnya konsentrasi kepemilikan berpengaruh negatif signifikan terhadap manajemen laba,
sedangkan komposisi komite audit, komposisi dewan komisaris dan ukuran dewan komisaris tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Adapun
persamaan penelitian sekarang dengan penelitian sebelumnya adalah sama- sama membahas mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap praktek
manajemen laba, sedangkan perbedaannya yaitu dari segi variabel yang digunakan, periode penelitian dan objek penelitian, oleh karena itu penelitian
sekarang bukan merupakan duplikasi. Beberapa hasil pengujian dari para penelitian terdahulu dapat dilihat
dari Tabel 2.1 sebagai berikut: No.
Peneliti Judul
Variabel Hasil
1. Deni Darmawati 2003
Corporate Governance dan Manajemen Laba:
Suatu Studi Empiris Mekanisme GCG
pelaksanaan RUPS, kualias dewan komisaris,
Hanya satu variabel dalam mekanisme
GCG, yaitu
Universitas Sumatera Utara
42
kualitas komite audit, kualitas hubungan
stakeholders, transparansi dan akuntabilitas,
kepemilikan saham oleh investor institusional.
kualitas hubungan perusahaan dengan
stakeholders yang berhubungan
negatif dengan
praktik manajemen laba.
2. Wedari 2004
Analisis Pengaruh Proporsi Dewan
Komisaris dan Keberadaan Komite
Audit terhadap Manajemen Laba
Komite Audit, proporsi dewan komisaris, akuntan
publik big 4, kepemilikan manajerial dan
institusional. 1 Komite Audit
dan Dewan Komisaris
berpengaruh signifikan terhadap
manajemen laba. 2 Kepemilikan
manajerial dan institusional
berpengaruh positif terhadap
manajemen laba. 3.
Siregar dan Utama 2005
Pengaruh Struktur Kepemilikan, Ukuran
Perusahaan, dan Praktik Corporate
Kepemilikan keluarga, kepemilikan institusional,
ukuran perusahaan, praktik Corporate Governance
1 Kepemilikan keluarga dan
ukuran perusahaan berpengaruh
Universitas Sumatera Utara
43
Governance terhadap Pengelolaan Laba
Earning Management ukuran KAP, proporsi
dewan komisaris, keberadaan komite audit
signifikan terhadap manajemen laba.
2 Kepemilikan institusional dan
tiga variabel praktik GCG tidak
berpengaruh signifikan terhadap
manajemen laba. 4.
Tuti Sriwedari 2009 Mekanisme
Good Corporate
Governance, Manajemen Laba dan
Kinerja Keuangan Perusahaan
Manufaktur di Indonesia yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Variabel Dependen: Manajemen Laba, Kinerja
Keuangan Variabel Independen:
Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional,
Komite Audit, Dewan Komisaris.
Mekanisme Good Corporate
Governance mempengaruhi
manajemen laba dan manajemen
laba berpengaruh terhadap kinerja
keuangan.
5. Suryani 2010
Pengaruh Mekanisme Corporate Governance
dan Ukuran Perusahaan terhadap
Variabel Dependen:
Manajemen Laba Variabel Independen:
Kepemilikan Institusional, Konsentrasi
kepemilikan berpengaruh
negatif signifikan
Universitas Sumatera Utara
44
Manajemen Laba Pada Perusahaan
Manufaktur yang terdaftar di BEI
Kepemilikan Manajerial, Ukuran Dewan Komisaris,
Komposisi Dewan Komisaris, Jumlah Rapat
Komite Audit dan Ukuran Perusahaan.
terhadap manajemen laba,
sedangkan komposisi komite
audit, komposisi dewan komisaris
dan ukuran dewan komisaris tidak
berpengaruh terhadap
manajemen laba.
2.3. Kerangka Konseptual
Adanya konflik kepentingan dan asimetri informasi yang terjadi antara prinsipal dan agen dalam teori agensi menyebabkan timbulnya manajemen
laba yang dilakukan oleh manajer. Hal ini dikarenakan manajer sebagai pengelola perusahaan lebih banyak mengetahui informasi internal dan
prospek perusahaan di masa yang akan datang dibandingkan dengan pemilik pemegang saham. Menurut teori keagenan salah satu mekanisme yang
dapat digunakan untuk meminimumkan konflik kepentingan tersebut adalah dengan tata kelola perusahaan yang baik yang bertujuan untuk mengatur dan
mengendalikan perusahaan serta menyelaraskan berbagai kepentingan tersebut.
Universitas Sumatera Utara
45
Salah satu kepentingan pokok dari pemegang saham adalah perusahaan harus mendapatkan keuntungan yang besar sehingga dapat meningkatkan
laba bagi perusahaan dan keuntungan para pemegang saham. Berdasarkan keterangan diatas, maka kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat
digambarkan sebagai berikut:
GAMBAR 2.1 KERANGKA PIKIR
Teori Keagenan
Laporan Keuangan
Pengguna Laporan Keuangan
Neraca Laporan
Arus Kas Laporan
LabaRugi Catatan
Atas Laporan
Keuangan Equitas
Pengguna Eksternal Konflik Kepentingan
Manajemen
Asimetri Informasi Manajemen Laba
Universitas Sumatera Utara
46
GAMBAR 2.2 KERANGKA KONSEPTUAL PENELITIAN
a. Uji parsial uji t
Variabel-variabel yang mempengaruhi Independent Variables variabel X
Variabel yang dipengaruhi
Dependent Variable variabel Y
b. Uji simultan uji F
Variabel-variabel yang mempengaruhi Independent Variables variabel X
Variabel yang dipengaruhi Dependent Variable variabel Y
Kepemilikan Manajerial X
1
Proporsi Dewan Komisaris X
2
Komite Audit X
3
Manajemen Laba Earning Management
Y
•
Kepemilikan Manajerial
X
1
•
Proporsi Dewan
Komisaris X
2
•
Komite Audit X
3
Manajemen Laba Earning Management
Y
Universitas Sumatera Utara
47
2.4. Hipotesis
Berdasarkan perumusan masalah, landasan teori, dan kerangka pemikiran yang telah dikemukakan, maka peneliti mengajukan suatu
hipotesis yang merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan yang diteliti dan masih harus dibuktikan secara empiris, yaitu bahwa:
1. Kepemilikan manajerial berpengaruh secara signifikan terhadap praktek
manajemen laba, 2.
Proporsi dewan komisaris independen berpengaruh secara signifikan terhadap praktek manajemen laba,
3. Komite audit berpengaruh secara signifikan terhadap praktek manajemen
laba.
Universitas Sumatera Utara
48
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Definisi dan Pengukuran Variabel
Penelitian dalam skripsi ini menggunakan metode desain asosiatif dengan hubungan kausal, yaitu menganalisis hubungan antara satu variabel
dengan variabel lainnya Umar, 2006. Penelitian ini meliputi analisis terhadap penerapan mekanisme good corporate governance terhadap
aktivitas manajemen laba perusahaan, dalam menyusun laporan keuangannya serta kualitas laba yang dihasilkan pada perusahaan telekomunikasi seluler
yang terdaftar di BEI. Untuk menguji beberapa variabel, yaitu kepemilikan manajerial X
1
, komposisi dewan komisaris X
2
, dan keberadaan komite audit X
3
, yang diindikasikan mempengaruhi manajemen laba Y maka akan digunakan
analisis regresi berganda multiple regression analysis yang terdapat dalam program SPSS Statistical Program for Social Science.
1.
Variabel Terikat Dependent Variable yaitu tipe variabel yang dijelaskan
atau dipengaruhi oleh variabel independen Indriantoro dan Supomo, 1999:69. Variabel terikat pada penelitian ini adalah variabel yang
dipengaruhi oleh Good Corporate Governance, yaitu manajemen laba Y. Manajemen Laba Earning Management adalah suatu tindakan
manajemen untuk memilih kebijakan akuntansi dari suatu standar tertentu dengan tujuan memaksimalkan kesejahteraan danatau nilai pasar
perusahaan. Variabel ini diukur berdasarkan proxy Discretionary Accrual
Universitas Sumatera Utara
49
DA, yang merupakan kumpulan sejumlah dampak bersih atas kebijakan akuntansi yang mencakup portofolio penentu pendapatan income. Skala
pengukuran yang digunakan adalah skala rasio dengan satuan pengukuran adalah persen . Manajemen laba Earning Management dapat
diformulasikan sebagai berikut:
Dechow, 1996, dalam Widyaningdyah, 2001 : 95
Keterangan:
TAC
it
: Total accruals perusahaan i pada tahun t NI
it
: Laba bersih perusahaan i pada tahun t CA
it
: Arus Kas operasional perusahaan i pada tahun t TA
it :
Aktiva tetap perusahaan i pada tahun t 2.
Variabel bebas Independent Variable, yaitu: tipe variabel yang
menjelaskan atau mempengaruhi variabel lain. Indriantoro dan Supomo,1999 : 69. Variabel bebas pada penelitian ini adalah Good
Corporate Governance yang terdiri dari:
a. Kepemilikan Manajerial X
1
Kepemilikan manajerial adalah persentase kumulatif saham yang dimiliki secara langsung oleh manajemen yang secara aktif ikut dalam
pengambilan keputusan perusahaan komisaris dan direksi . Semakin besar kepemilikan manajemen semakin kecil kecenderungan untuk
melakukan manajemen laba karena adanya kesejajaran kepentingan dan TAC
it
= NI
it
– CA
it
TA
it
Universitas Sumatera Utara
50
tujuan. Proporsi kepemilikan manajerial dihitung melalui persentase saham yang dimiliki secara langsung oleh investor manajerial yang
terdapat dalam laporan keuangan. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala rasio, dengan
satuan pengukurannya adalah persen , dan rumus yang digunakan Isnanta, 2008:
b. Proporsi Dewan Komisaris Independen X
2
Proporsi dewan komisaris independen adalah perbandingan jumlah komisaris independen yang dimiliki suatu perusahaan terhadap
jumlah seluruh anggota dewan komisaris. Semakin tinggi proporsi komisaris independen maka semakin baik fungsi pengawasan terhadap
manajemen, sehingga dapat menghambat praktek manajemen laba. Proporsi komisaris independen yang disyaratkan oleh peraturan yang
dikeluarkan oleh Bapepam Kep-05PM2002 tanggal 3 April minimal adalah 25 dua puluh lima persen dari jumlah seluruh anggota atau
proporsional dengan jumlah pemegang saham minoritas. Variabel dewan komisaris diukur skala rasio, dengan satuan pengukurannya
adalah persen , dan rumus yang digunakan: Proporsi Dewan Komisaris Independen = Jumlah anggota komisaris independen
Jumlah dewan komisaris Kepemilikan Manajerial = Jumlah saham yang dimiliki oleh manajerial
Total saham
Universitas Sumatera Utara
51
c. Komite Audit X
3
Komite audit ditentukan dari ada atau tidaknya komite audit dalam perusahaan. Sehubungan dengan fungsi yang dimiliki komite
audit, diindikasikan bahwa perusahaan yang memiliki komite audit mempunyai aktivitas manajemen laba yang lebih rendah intensitasnya
dari pada perusahaan yang tidak mempunyai komite audit. Variabel ini merupakan variabel dummy yaitu dengan
menggunakan skala 1 untuk perusahaan yang memiliki komite audit dan skala 0 untuk perusahaan yang tidak memiliki komite audit
Effendi, 2008:25.
3.2. Teknik Penentuan Sampel 3.2.1. Populasi
Populasi adalah himpunan individu, unit, elemen, yang memiliki ciri atau karakteristik yang sama Sugiyono, 2004:55. Dari pengertian
tersebut maka populasi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan telekomunikasi yang go public di Bursa
Efek Indonesia BEI tahun 2008 sampai dengan tahun 2011 berjumlah 6 enam perusahaan, yaitu:
1. PT. Bakrie Telecom, Tbk. 2. PT. XL Axiata, Tbk.
3. PT. Indosat, Tbk. 4. PT. Inovisi Infracom, Tbk.
5. PT. Smartfren Telecom, Tbk.
Universitas Sumatera Utara
52
6. PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk.
3.2.2 Sampel