37
mampu mengurangi konflik kepentingan yang timbul dari hubungan keagenan antara manajemen dengan pemegang saham.
2.1.5.6. Hubungan Kepemilikan Manajerial dan Manajemen Laba
Berdasarkan teori keagenan, hubungan antara manajemen dengan pemegang saham rawan untuk terjadinya masalah
keagenan. Untuk mengurangi masalah keagenan tersebut salah satunya adalah dengan adanya kepemilikan manajerial dan
kebijakan hutang. Dengan kepemilikan tersebut, manajemen akan merasakan langsung dampak dari setiap keputusannya termasuk
dalam menentukan kebijakan hutang perusahaan. Midiastuty dan Mahfoedz 2003 melakukan penelitian dengan dua tujuan yaitu
menguji pengaruh mekanisme corporate governance dengan manajemen laba yang diproksikan dengan discretionary accrual.
Salah satu mekanisme yang diuji adalah kepemilikan manajerial. Penelitian ini menemukan bahwa kepemilikan manajerial
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap discretionary accrual. Hasil ini menunjukkan bahwa di Indonesia kepemilikan
manajerial mampu menjadi mekanisme corporate governance yang dapat mengurangi masalah ketidakselarasan kepentingan
antara manajer dengan pemilik atau pemegang saham. Berdasarkan hasil beberapa penelitian di atas dinyatakan bahwa
semakin besar kepemilikan manajerial maka akan semakin mengurangi kecenderungan manajer melakukan manajemen laba.
Universitas Sumatera Utara
38
2.1.5.7. Hubungan Proporsi Dewan Komisaris Independen dan Manajemen Laba
Proporsi Dewan Komisaris Independen merupakan salah satu mekanisme pengawasan internal corporate governance untuk
mengendalikan perusahaan. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, proporsi dewan komisaris yang didalamnya termasuk
komisaris independen mempunyai tanggung jawab untuk mengawasi kualitas pelaporan keuangan demi membatasi
manajemen laba di perusahaan, hal ini disebabkan karena semakin banyak anggota komisaris independen maka proses pengawasan
yang dilakukan dewan ini semakin berkualitas karena dengan banyaknya pihak independen dalam perusahaan yang menuntut
adanya transparansi dalam pelaporan keuangan. Sebagaimana dinyatakan dalam Surat Keputusan Direksi PT Bursa Efek
Indonesia Nomor Kep-305BEJ07-2004 perihal Peraturan Nomor I-A tentang Pencatatan Saham dan Efek Bersifat Ekuitas Lain
selain Saham yang Diterbitkan oleh Perusahaan Tercatat bahwa sekurang-kurangnya 30 tiga puluh persen dari anggota Dewan
Komisaris perusahaan publik harus merupakan Komisaris Independen.
Wilopo 2004 menemukan bahwa komisaris independen sebagai mekanisme corporate governance mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap manajemen laba.
Universitas Sumatera Utara
39
2.1.5.8. Hubungan Komite Audit dan Manajemen Laba