commit to user sangat besar karena saat itu pembelahan, pembesaran, pemanjangan sel
terjadi. Pada kondisi demikian kandungan protein bahan vegetatif sangat menentukan. Keberhasilan ini juga tidak terlepas dari peran pemeliharaan
selama okulasi. Selain perawatan, keberhasilan okulasi dipengaruhi oleh keserasian batang atas dan bawah, umur, kemampuan mata tempel untuk
pecah dan tumbuh, iklim, dan ketrampilan okulator Supriyanto et. al., 1995; Suryana, 2000. Keserasian batang atas dan bawah adalah mekanisme
kompatibilitas misalnya fisiologi, biokimia, dan sistem anatomi secara simultan Mansyah et. al., 1998.
B. Waktu Pecah Tunas
Okulasi jadi diikuti dengan pecah tunas kemudian tumbuh sampai menjadi tanaman baru. Saat pecah tunas atau saat tunas muncul Gambar 3
merupakan salah satu variabel pengamatan yang menunjukkan pengaruh asal tunas dan pemotongan batang bawah terhadap pertumbuhan tunas pertama
kali. Waktu pecah tunas okulasi ditandai dengan ukuran mata tunas membesar dan selaput berwarna coklat yang membungkus mata tunas pecah kemudian
diikuti pertumbuhan entres tunas sehingga lebih panjang. Okulasi menggunakan entres bagian ujung, tengah, dan pangkal serta
perlakuan batang bawah dipotong ½ batang, 15 cm, 5 cm, dan 10 cm menunjukkan bahwa terdapat ketidak seragaman waktu pecah tunas
gambar 2. Dilihat dari rata-rata waktu pecah tunas dapat diketahui bahwa perlakuan entres tengah dan pemotongan batang bawah 10 cm memiliki
waktu pecah tunas paling cepat 2-3 hari lebih cepat dibandingkan dengan perlakuan yang lain. Entres ujung memiliki rata-rata pertumbuhan paling
cepat karena kandungan hormon tumbuh sitokinin dan auksin yang cukup tinggi sehingga mampu memacu pembelahan dan diferensiasi sel lebih cepat.
Makin tinggi konsentrasi hormon sampai dengan batas tertentu, laju pertumbuhan tunas makin meningkat, tetapi pada konsentrasi yang lebih
tinggi laju pertumbuhan tunas melambat. Hal ini berhubungan dengan ketidak seimbangan hormon, khususnya pada sel-sel kambium sebab batang bawah
commit to user makin keras, sel-sel kambium makin kurang aktif, sehingga pertumbuhan
tunas juga makin melambat. Pemotongan batang bawah 10 cm dari ujung tunas batang bawah akan
meningkatkan suplai hasil fotosintesis ke entres sebab pada batang bawah masih terdapat beberapa daun yang masih produktif. Perkembangbiakan
dengan okulasi dipengaruhi oleh batang bawah dalam menentukan pertumbuhan batang atas. Batang bawah lebih berperan dalam membentuk
kalus yang sangat dipengaruhi oleh umur tanaman. Proses pembentukan kalus ini sangat dipengaruhi oleh kandungan protein, lemak, dan karbohidrat yang
terdapat pada jaringan parenkim karena senyawa-senyawa tersebut merupakan sumber energi dalam membentuk kalus.
Gambar 2. Pengaruh asal tunas dan pemotongan batang bawah terhadap rata- rata Saat Pecah Tunas Hari
commit to user Gambar 3. Mata entres mata tunas yang sudah pecah
dan mulai membentuk kuncup daun Laju pertumbuhan entres ditentukan oleh aktivitas kambium yang
dipengaruhi oleh keseimbangan hormonal pada tempat penempelan tunas. Selain itu laju pertumbuhan entres juga dipengaruhi oleh beberapa faktor,
salah satu adalah keadaan dorman, yaitu entres tidak menunjukkan pertumbuhan akan tetapi masih tetap hijau. Seperti yang dijelaskan Purbiati
2002, keadaan dorman tersebut terjadi karena diferensiasi tunas tidak terjadi sehingga berakibat tumbuh tunas batang bawah dari bekas luka irisan batang.
Dugaan lain penyebab keadaan dorman pada entres menurut Hidayat 2005, bahwa entres kekurangan salah satu dari beberapa senyawa yang
ditranslokasikan oleh akar ke tunas, seperti : air, garam mineral, dan zat tumbuh.
C. Saat Kemunculan Daun Pertama