commit to user Gambar 3. Mata entres mata tunas yang sudah pecah
dan mulai membentuk kuncup daun Laju pertumbuhan entres ditentukan oleh aktivitas kambium yang
dipengaruhi oleh keseimbangan hormonal pada tempat penempelan tunas. Selain itu laju pertumbuhan entres juga dipengaruhi oleh beberapa faktor,
salah satu adalah keadaan dorman, yaitu entres tidak menunjukkan pertumbuhan akan tetapi masih tetap hijau. Seperti yang dijelaskan Purbiati
2002, keadaan dorman tersebut terjadi karena diferensiasi tunas tidak terjadi sehingga berakibat tumbuh tunas batang bawah dari bekas luka irisan batang.
Dugaan lain penyebab keadaan dorman pada entres menurut Hidayat 2005, bahwa entres kekurangan salah satu dari beberapa senyawa yang
ditranslokasikan oleh akar ke tunas, seperti : air, garam mineral, dan zat tumbuh.
C. Saat Kemunculan Daun Pertama
Pertumbuhan entres akan diikuti pembentukan kuncup-kuncup daun dan diikuti berkembang daun menjadi organ tanaman yang berperan dalam
proses fotosintesis, respirasi, dan transpirasi. Daun merupakan organ tanaman tempat mensintesis makanan untuk kebutuhan tanaman maupun sebagai
cadangan makanan. Daun memiliki klorofil yang berperan dalam melakukan fotosintesis. Semakin banyak jumlah daun, maka tempat untuk melakukan
fotosintesis lebih banyak dan produk yang dihasilkan juga besar. Kemunculan daun pertama ditandai dengan satu helaian daun membuka Gambar 5.
Entres yang sudah pecah
commit to user Gambar 4. Pengaruh asal tunas dan pemotongan batang bawah terhadap rata-
rata kemunculan daun pertama hari
Gambar 5. Kemunculan daun pertama Pengamatan saat kemunculan daun pertama pada bibit durian nampak
pada Gambar 4 yang menunjukkan bahwa entres ujung dan pemotongan batang bawah 10 cm dan 5 cm muncul 1 hari lebih cepat dibandingkan perlakuan yang
lain. Hal ini dapat dijelaskan bahwa hormon auksin dan sitokinin lebih besar sebab tunas ujung merupakan tempat hormon tersebut diproduksi. Oleh karena
itu hormon tersebut memacu pembelahan dan pemanjangan sel sebagai Satu lembar
daun membuka
commit to user pendukung tunas tumbuh Rubio, 1994 dan memacu kemunculan daun
pertama. Pada pemotongan batang bawah 10 cm dan 5 cm terjadi penghentian pertumbuhan tunas apikal sehingga memacu pertumbuhan entres yang
mengakibatkan kemunculan daun pertama menjadi lebih cepat.
D. Panjang Tunas Okulasi
Tanaman setiap waktu terus tumbuh yang menunjukkan telah terjadi pembelahan dan pembesaran sel. Pertumbuhan tanaman sangat dipengaruhi
oleh faktor lingkungan, fisiologi, dan genetik tanaman. Pertumbuhan dapat diukur dari kenaikan panjang tunas suatu tanaman atau bagian tanaman lain.
Sedangkan peningkatan jumlah sel dan ukuran sel terjadi pada jaringan meristem misalnya meristem ujung, meristem interkalar, dan meristem lateral.
Pertumbuhan pada meristem ujung menghasilkan sel-sel baru di ujung sehingga mengakibatkan bertambah tinggi atau panjang. Pertumbuhan
panjang tunas okulasi bibit okulasi tersebut dijadikan salah satu parameter pertumbuhan tanaman.
Gambar.6 Panjang Tunas Okulasi per Minggu setelah pembukaan okulasi
Variabel panjang tunas, sangat berhubungan dengan waktu pecah tunas. Pertumbuhan tunas paling panjang ditunjukkan pada entres pangkal
dengan pemotongan batang bawah 10 cm. Entres pangkal menghasilkan rata- rata panjang tunas yang lebih tinggi, bermula saat pertumbuhan awal dari
commit to user pemecahan mata entres hingga pembentukan daun, pertumbuhan entres masih
berjalan lambat, kendati pertumbuhan berlangsung cepat setelah umur bibit dua bulan. Gambar 6 menunjukkan entres pangkal memiliki panjang tunas
okulasi yang lebih baik dibandingkan perlakuan lain. Mata tunas yang cepat pecah, akan segera tumbuh dan memanjang jika unsur-unsur yang diperlukan
untuk pertumbuhan terpenuhi. Pemotongan batang bawah berpengaruh terhadap panjang tunas
okulasi Gambar 6. Batang bawah yang masih terdapat beberapa helai daun mampu melakukan fotosintesis sehingga hasil fotosintesis dapat digunakan
untuk pertumbuhan entres. Daun batang bawah juga mampu mempercepat pertautan yang memacu pertumbuhan tunas. Apabila ketersediaan karbohidrat
semakin tinggi, maka laju pertumbuhan entres yang dipengaruhi oleh ketersediaan karbohidrat akan semakin cepat. Seperti yang dinyatakan oleh
Suprijadji 1997 keberadaan daun pada batang bawah merupakan salah satu faktor penting agar diperoleh persentase keberhasilan okulasi. Daun yang
telah terbentuk akan segera melakukan fungsi untuk fotosintesis. Dari sini akan dihasilkan karbohidrat dan zat pengatur tumbuh ZPT. Karbohidrat
maupun ZPT auksin dan sitokinin ditransfer dengan perantara molekul air menuju daerah meristematis, diantaranya ujung tunas. Sel-sel pada daerah
tersebut akan memperbanyak diri dan memperpanjang ukuran sehingga mengakibatkan pemanjangan tunas. Panjang tunas merupakan ukuran yang
sering diamati baik sebagai indikator pertumbuhan maupun sebagai parameter yang digunakan mengukur pengaruh lingkungan oleh perlakuan yang
diterapkan. Panjang tunas merupakan ukuran pertumbuhan yang paling mudah dilihat Karintus, 2011.
E. Jumlah Daun