Persiapan Batang Bawah Tahap Okulasi

commit to user

C. Tahap Okulasi

1. Persiapan Batang Bawah

Umur batang bawah sebagai bahan okulasi sangat beragam tergantung kepada jenis tanaman. Sebagian dapat diokulasi saat berumur 9 bulan, yang lain berumur lebih dari 4 tahun, tetapi pada umumnya tanaman dapat diokulasi lebih kurang berumur 1 tahun atau cabang sudah mencapai sebesar ibu jari Wudianto, 2001. Menurut Darjanto 1975, pertautan antara batang atas dan batang bawah akan lebih mudah terjadi pada batang bawah yang lebih muda, karena dengan menggunakan batang bawah yang lebih muda 4-10 bulan keadaan tanaman masih aktif dalam pertumbuhan, sel-sel kambium aktif dalam pembelahan dan akan segera membentuk kalus bila dilakukan okulasi. Tanaman yang dijadikan sebagai batang bawah pada umumnya mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: a. Sistem perakaran cukup kuat, serta mampu beradaptasi pada keadaan tanah yang kurang mendukung serta tahan terhadap penyakit akar dan batang. b. Berkecepatan tumbuh sesuai dengan batang atas yang digunakan, sehingga dapat hidup bersama secara ideal dan dalam waktu tertentu. c. Pertumbuhan kuat dan sehat serta dapat tumbuh serasi dengan batang atas compatible. d. Batang dan akar cukup kuat sehingga mampu menahan batang atas terutama pada jenis tanaman berbuah lebat. e. Tidak mengurangi kuantitas maupun kualitas buah pada tanaman yang berbentuk sebagai hasil sambungan. Barus dan Syukri, 2008. Supaya okulasi berhasil dengan baik dicari tanaman yang memiliki kulit mudah dikupas dari kayu, yaitu tanaman yang masih aktif dalam pertumbuhannya sel-sel kambium aktif dalam pembelahan diri dan akan commit to user segera membentuk jaringan baru bila kulit diambil dari kayunya Pracaya, 2009. Bentuk irisan batang bawah bergantung pada cara okulasi yang kita pilih. Irisan ini di buat pada bagian kulit yang halus. Sekitar 20 cm di atas permukaan tanah. Irisan tidak boleh terlalu dalam, yang baik adalah setebal kulit batang. Jika irisan terlalu dalam dan melukai bagian kayu dapat mengakibatkan kegagalan okulasi Wudianto, 2001.

2. Pengambilan Mata Tunas