Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Penelitian Rancangan Penelitian Tata Laksana Penelitian

commit to user

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Januari sampai bulan Mei 2011 di Dukuh Tanggul Kalang Jantiharjo Karanganyar, dengan letak geografis 7 Lintang Utara 110 Bujur Timur dan ketinggian tempat 350 mdpl.

B. Bahan dan Alat Penelitian

1. Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: a. Bibit durian dari biji sebagai batang bawah Root stock b. Mata tunas batang atas Entres Durian Petruk c. Media tanam tanah, pasir d. Pupuk kandang kotoran kambing e. Pupuk NPK 15-15-15 2 gram atau 5 butir NPK f. Pestisida Fungisida Decis 2,5 EC dan Insektisida Dithane M-45 dosis 3 cc per liter. g. Lilin 2. Alat Alat yang digunakan antara lain: a. Polibag ukuran 15x25 cm b. Cangkul c. Gunting pangkas d. Pisau okulasi e. Plastik okulasi 0,3 mm f. Penggaris g. Alat tulis h. Cutter i. Sprayer commit to user

C. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap RAL yang disusun secara faktorial terdiri atas dua faktor perlakuan sebagai berikut: a. Faktor pertama adalah asal tunas okulasi yang terdiri atas 3 macam, yaitu: E0 : Dari Ranting Ujung entres muda, 5 cm dari pucuk E1 : Dari Ranting Tengah entres agak tua, 10 cm dari pucuk E2 : Dari Ranting Pangkal entres tua, 20 cm dari pucuk. b. Faktor ke dua adalah pemotongan batang bawah setelah pembukan plastik okulasi, yang terdiri atas 4 macam, yaitu: B0 : Dipotong ½ batang, 15 cm di atas okulasi, kemudian batang bawah dilengkungkan. B1 : Dipotong 15 cm di atas okulasi B2 : Dipotong 5 cm di atas okulasi B3 : Dipotong 10 cm dari ujung tunas Dari kedua faktor tersebut, diperoleh 12 kombinasi perlakuan sebagai berikut: E0B0 E1B0 E2B0 E0B1 E1B1 E2B1 E0B2 E1B2 E2B2 E0B3 E1B3 E2B3 Setiap kombinasi perlakuan tersebut diulang sebanyak 4 kali sehingga diperoleh 48 satuan percobaan.

D. Tata Laksana Penelitian

Pelaksanaan Penelitian ini dilakukan melalui tahap-tahap sebagai berikut: a. Batang Bawah Batang bawah okulasi durian adalah tanaman yang tumbuh dari biji sapuan ilegetim yaitu biji yang pohon induk tidak diketahui dengan jelas. Biji durian sebagai batang bawah adalah biji yang sehat dan tua, dari tanaman induk yang sehat dan subur, sistem perakaran bagus dan produktif. Biji yang dipilih dikeringkan pada tempat terbuka, tidak terkena commit to user sinar matahari langsung kemudian disemaikan. Biji yang ditumbuhkan, dipilih yang pertumbuhannya sempurna. Setelah umur 1 tahun, dan tanaman sudah sebesar pensil maka tanaman dapat diokulasi. b. Media Media yang digunakan dalam okulasi durian adalah tanah, pasir halus dan pupuk kandang kambing dengan perbandingan 1 : 1 : 1. Penggantian media dan polibag dilakukan 2 minggu sebelum okulasi agar nutrisi tanaman terpenuhi dan pertumbuhan tanaman tidak terganggu. c. Batang Atas Batang atas entres diambil dari pohon induk yang baik. Pohon induk adalah pohon asal entres sebagai batang atas dalam sebuah proses perbanyakan. Pemilihan entres yang baik adalah: 1 Mapak pupus daun tua. 2 Warna cabang mengkilat dan berisi. 3 Cabang yang diambil berukuran sebesar pensil. Dalam penelitian ini menggunakan mata tempel berkayu, dengan membandingkan hasil pertumbuhan asal mata tunas ranting pucuk, tengah, dan pangkal. Entres yang digunakan adalah jenis durian petruk diambil dari KBH Salaman Magelang. Entres yang diambil berasal dari ranting pohon induk yang sehat dengan ketinggian 5 meter dari permukan tanah. Diameter batang pohon induk 30 cm dengan ketinggian 10 meter, dan telah berumur 12 tahun. d. Pelaksanan Okulasi 1 Membuat jendela okulasi Jendela okulasi dibentuk persegi panjang dengan panjang 5 cm dan lebar 1 cm, dibuat dengan mengiris kulit batang bawah. Irisan ini dibuat pada bagian kulit yang halus, irisan tidak terlalu dalam kedalaman yang baik adalah setebal kulit batang sebab bila irisan terlalu dalam akan melukai bagian kayu sehingga mengakibatkan kegagalan okulasi. Posisi atau letak jendela okulasi harus memperhatikan letak commit to user matahari yaitu membelakangi arah sinar matahari. Hal ini untuk memaksimalkan agar tempelan tidak terkena sinar matahari secara langsung. 2 Pengambilan mata tunas batang atas Mata tunas batang atas diambil beserta kayu, dengan cara memotong ranting untuk batang atas dengan satu mata tunas. Batang atas bagian bawah dipotong secara miring dengan kemiringan 45 derajad, sedangkan bagian atas dipotong secara horisontal. Dengan demikian dapat diperoleh tunas okulasi yang memiliki kandungan karbohidrat lebih banyak sehingga akan memperbesar kemungkinan keberhasilan okulasi. 3 Penyisipan mata tunas Mata tunas yang diperoleh kemudian disisipkan pada jendela okulasi yang telah dibuat pada batang bawah. Penyisipan ini harus dilakukan secara hati-hati, sehingga tidak merusak kambium. Pada saat penempelan mata tunas, kotoran yang menempel pada kambium harus dibersihkan karena dapat mengganggu bersatunya penempelan. 4 Mengikat tempelan Tempelan diikat dengan plastik polivenil khlorida, panjang 20 cm, lebar 1,5 cm, dan tebal 0,3 mm. Cara mengikat tempelan dari bawah ke atas atau sering disebut dengan sistim genting. Pengikatan mata tunas ini tidak boleh terlalu erat, untuk menghindari kerusakan mata tunas. 5 Pembukaan ikatan Setelah 3 minggu pelaksanaan okulasi, ikatan dibuka kemudian mata tempel diperiksa. Bila mata tempel masih kelihatan hijau segar dan sudah melekat dengan batang bawah pertanda okulasi ini berhasil. Bila mata tempel berwarna hijau kemerahan atau hitam maka okulasi ini gagal. 6 Pemotong batang bawah Pemotongan batang bawah dilakukan dua minggu setelah commit to user pembukaan plastik okulasi dan okulasi sudah dipastikan hidup. Pemotongan batang bawah dilakukan untuk menghilangkan dominansi pertumbuhan pucuk batang bawah yang sangat cepat karena memproduksi auksin dalam jumlah besar. Menurut Sanjaya 1993 dalam Septyarini 2007, menyatakan bahwa pemotongan batang bawah di atas penempelan satu minggu, dua minggu, dan tiga minggu setelah okulasi dapat mempercepat petumbuhan mata tunas okulasi pada okulasi mawar. Pemotongan ini dapat dilakukan dengan empat cara yaitu: a Batang bawah tidak dipotongan langsung sekaligus yaitu batang bawah cukup dipotong ½ batang 15 cm di atas okulasi. Kemudian batang bawah di lengkungkan. Hal ini dimaksudkan agar peredaran makanan masih berlangsung sehingga pertumbuhan tunas lebih cepat dan kuat. Setelah tunas okulasi sudah cukup kuat, batang bawah baru dipotong seluruhnya. b Batang bawah langsung dipotong 15 cm di atas okulasi, dengan tujuan apabila tunas sudah tumbuh tinggi dapat digunakan untuk mengikat tunas, agar tunas dapat tumbuh tegak lurus. c Batang bawah langsung dipotong 5 cm di atas okulasi dengan bentuk potongan miring ke belakang, sehingga air hujan atau air siraman dapat jatuh dan tidak mengenai tempelan. d Batang bawah dipotong 10 cm dari pucuk tanaman. Hal ini dimaksudkan untuk menghentikan pertumbuhan tunas ke atas sehingga pertumbuhan tunas okulasi lebih optimal. Tanaman tetap melakukan fotosintesis dan hasil fotosintesis akan dimanfaatkan untuk pertumbuhan tunas okulasi. Untuk menghindari terjadinya infeksi maka luka bekas potongan segera ditutup. Penutupan ini dapat dilakukan dengan menggunakan lilin untuk menjaga agar pertumbuhan tunas okulasi dapat tegak lurus. commit to user 7 Perompesan tunas batang bawah Hal ini sesuai pernyataan Septyarini 2007 bahwa pertumbuhan mata tunas okulasi seringkali tertekan oleh tunas lateral batang bawah, karena harus berkompetisi dalam menggunakan hasil asimilat. Oleh kerena itu tunas batang bawah harus segera di buang agar pertumbuhan tunas okulasi menjadi lebih terpacu. e. Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan tanaman dilakukan dengan cara: 1 Penyiraman tanaman yang dilakukan satu hari dua kali yaitu pagi dan sore. 2 Pemupukan dilakukan Setelah penggantian polibag dan media. Pemupukan menggunakan NPK masing-masing 2 gram 5 butir NPK. Pupuk tersebut diberikan tiap 2 minggu dengan cara dibenamkan di pinggir polibag. 3 Penyemprotan pestisida Decis 2,5 EC untuk mencegah serangan hama dan fungisida Dithane M-45 untuk mencegah serangan jamur, dengan dosis 3 cc per liter. Penyemprotan pestisida dilakukan satu minggu sekali. 4 Pencabutan gulma dilakukan satu minggu sekali. f. Pengamatan Pengamatan terhadap keberhasilan dan pertumbuhan tanaman durian okulasi dilakukan setiap satu minggu sekali dimulai setelah pembukaan ikatan hingga bibit berumur 90 hari setelah okulasi.

E. Variabel Penelitian