Latar Belakang Penelitian PENDAHULUAN
Ari Nursenja Rivanti, 2014 Pengembangan multimedia interaktif Dalam Pembelajaran Memahami Stuktur Dan Kaidah Teks
Anekdot Melalui Metode inkuiri Di SMA Negeri 5 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
baru yang dapat menyajikan pembelajaran menjadi lebih menarik dan inovatif. Sekaitan dengan hal tersebut, peneliti memandang bahwa kedudukan model pembelajaran harus
selalu terintegrasi dengan media pembelajaran, media pembelajaran merupakan fasilitator penunjang kegiatan pembelajaran.
Kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan paling pokok dalam keseluruhan proses pendidikan. Hal ini berarti bahwa pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada
bagaimana proses pembelajaran dikemas dan dirancang secara tepat dan professional. Setiap kegiatan pembelajaran selalu melibatkan dua pelaku aktif, yaitu guru dan siswa.
Guru sebagai pengajar merupakan pencipta kondisi belajar yang kondusif bagi siswa. Pembelajaran harus dirancang secara sistemik, sistematis dan kesinambungan. Sedangkan
siswa sebagai peserta didik merupakan pihak yang merespon dan menikmati kondisi belajar yang diciptakan guru tersebut. Perpaduan dari kedua unsur manusiawi ini melahirkan
interaksi edukatif dengan memanfaatkan bahan, media, dan sumber belajar sebagai mediumnya. Pada kegiatan pembelajaran, guru dan siswa saling mempengaruhi dan
memberi masukan. Karena itulah kegiatan pembelajaran harus menjadi aktivitas yang hidup, sarat nilai dan senantiasa memiliki tujuan yang jelas Rusman A, 2012:23
Kekinian banyak media pembelajaran yang disajikan dengan begitu mudah dan bervariasi. Salah satunya multimedia yang berbasis teknologi. Munculnya multimedia dan
teknologi menjadi salah satu media pembelajaran yang telah mengubah cara mengajar pendidik dan cara belajar peserta didik. Dengan multimedia cara penyampaian komunikasi
informasi dapat dilakukan lebih efektif dalam memberikan informasi. Para pembuat desain presentasi multimedia, merancang aplikasi multimedia yang interaktif dan multi indera
dapat menjadi sebuah tantangan yang menarik. Pengembangan aplikasi multimedia kini telah menawarkan wawasan-wawasan baru dalam proses pembelajaran dan dapat
mendorong seseorang untuk menghasilkan informasi dan pengetahuan yang baru dengan cara inovatif menurut Neo 2000 : 175.
Ari Nursenja Rivanti, 2014 Pengembangan multimedia interaktif Dalam Pembelajaran Memahami Stuktur Dan Kaidah Teks
Anekdot Melalui Metode inkuiri Di SMA Negeri 5 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Hadirnya berbagai macam jenis multimedia interaktif merupakan wujud peningkatan kualitas pendidikan khususnya kualitas pembelajaran di era teknologi informasi dan
komunikasi pada abad 21 atau abad yang dapat dikategorikan merintis canggih. Pembelajaran yang berkualitas memerlukan perencanaan dan penciptaan kondisi
pembelajaran yang tepat dan menantang, sehingga pembelajaran menggunakan multimedia interaktif ini merupakan suatu keniscayaan yang harus dirancang dan dikembangkan oleh
seorang guru sebagai desainer dan manajer pembelajaran. Sistem pembelajaran dapat diibaratkan sebagai proses produksi yang terdiri dari
bagian input-proses-output, yang saling terintegrasi. Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini merupakan pengembangan model instruksional yang memiliki tahapan
secara umum mengidentifikasi, tahap proses dan terakhir tahap evaluasi. Selaras dengan multimedia interaktif kita mengenal adanya aplikasi moodle dalam dunia pendidikan saat
ini. Aplikasi tersebut dirancang oleh seorang manajerinstruktur untuk digunakan sebagai pelengkap dalam proses pembelajaran serta didukung oleh berbagai macam fitur yang ada
didalamnya. Peneliti terdahulu yang pernah meneliti hal yang sekaitan dengan penggunaan
aplikasi moodle adalah Rizki Gustin 2008 dengan judul penelitian “Efektivitas
Penggunaan Model Pembelajaran Multimedia Interaktif Berbasis Moodle untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Studi Kasus pada Siswa SMK kelas 2 Mata Pelajaran
Dasar-Dasar Elektronika di SMK Negeri 2 Cimahi. Berdasarkan penelitian tersebut telah terbukti bahwa penggunaan aplikasi moodle dapat meningkatkan hasil belajar siswa dengan
kategori sedang pada setiap pertemuannya. Mata pelajaran bahasa Indonesia yang di dalamnya mencakup empat keterampilan
berbahasa kiranya dapat membangun aspek audio, visual, somatis dan intelektual. Permasalahan yang kian berkembang padahal merupakan hal dasar, yakni persoalan
motivasi yang terjadi antara guru dan siswa dengan alih menggunakan pengobatan metode, model, media ataupun bahan ajar. Namun, pada kenyataan obat yang disuguhkan tidak
Ari Nursenja Rivanti, 2014 Pengembangan multimedia interaktif Dalam Pembelajaran Memahami Stuktur Dan Kaidah Teks
Anekdot Melalui Metode inkuiri Di SMA Negeri 5 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
dapat bersinergis baik dengan penyakit yang terjadi. Sejauh ini peneliti memandang bahwa belum ada model pembelajaran multimedia interaktif pada pembelajaran aspek memahami
informasi secara lisan yang didalamnya disajikan melalui daya simak siswa. Dalam kurikulum 2013 terdapat materi teks anekdot pada kompetensi dasar kelas X
jenjang sekolah menengah atas SMA dan madrasah aliyah MA, yaitu memahami stuktur dan kaidah teks anekdot, laporan hasil observasi, prosedur kompleks, dan negosiasi baik
melalui lisan maupun tulisan. Pada teks anekdot terdapat kompetensi memahami kaidah dan struktur teks anekdot, yang mengharuskan siswa dapat mengenal stuktur isi, ciri
bahasa, hingga pada akhirnya siswa memahami keseluruhan isi dari teks anekdot. Teks anekdot bersifat naratif dan faktual serta memuat kritik sosial. Maka dari itu pemahaman
terhadap struktur dan isi menjadi penting. Untuk memahami isi dari teks anekdot diperlukan sebuah media yang tepat. Terutama
perihal memahami teks anekdot secara lisan. Guru terkadang memiliki kendala pada model pembelajaran yang baik dan efektif. Oleh karena itu, peneliti menganggap perlu adanya
model pembelajaran yang menunjang siswa agar dapat memahami materi teks anekdot yang diajarkan.
Peneliti memandang pembelajaran bahasa Indonesia dalam kurikulum 2013 mengenai teks anekdot secara lisan menjadi sebuah permasalahan yang perlu dibantu menggunakan
media pembelajaran. Ini berkenaan dengan keberhasilan tujuan kurikulum yang beriorietasi pada peserta didik yang apresiatif. Berdasarkan hal tersebut peneliti bermaksud
mengadakan penelitian berjudul “Pengembangan Multimedia Interaktif dalam Pembelajaran Memahami Stuktur dan Kaidah Teks Anekdot Melalui Metode Inkuiri Di
SMA Negeri 5 Bandung Penelitian Dan Pengembangan.
Ari Nursenja Rivanti, 2014 Pengembangan multimedia interaktif Dalam Pembelajaran Memahami Stuktur Dan Kaidah Teks
Anekdot Melalui Metode inkuiri Di SMA Negeri 5 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu