Distribusi Frekuensi Ekspresi PP Distribusi Frekuensi Ekspresi PPARγ Berdasarkan Ukuran

5.4. Distribusi Frekuensi Ekspresi

PPARγ Tipe Berdasarkan Histopatologi Karsinoma Nasofaring Pada penelitian ini kami temukan nilai overekspresi PPARγ paling banyak dijumpai pada tipe histopatologi non keratinizing squamous cell carcinoma sebanyak 10 jaringan karsinoma nasofaring 58,8 diikuti tipe histopatologi undifferentiated carcinoma sebanyak 6 jaringan karsinoma nasofaring 35,3. Jika dilihat dari distribusi overekspresi PPARγ berdasarkan tipe histopatologi dapat kita temukan overekspresi PPARγ banyak dijumpai pada tipe histopatologi yang berkaitan dengan inflamasi, namun dengan uji Chi-Square menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan antara ekspresi PPARγ dengan tipe histopatologi karsinoma nasofaring p=0,456.

5.5. Distribusi Frekuensi Ekspresi PP

ARγ Berdasarkan Ukuran Tumor Primer T Karsinoma Nasofaring PPARγ ini ditemukan dapat terekspresi dalam beberapa jenis tumor, sehingga menimbulkan dugaan bahwa PPARγ memiliki peranan didalam diferensiasi garis sel kanker dan dalam regulasi siklus sel. Pada karsinoma sel skuamous kepala dan leher terlihat adanya overekspresi pada PPARγ. Overekspresi PPARγ paling banyak ditemukan pada karsinoma nasofaring dengan ukuran tumor primer T4 yaitu sebanyak 6 jaringan karsinoma nasofaring 35,3 dan terendah ditemukan pada ukuran tumor primer T2 yaitu sebanyak 1 jaringan karsinoma nasofaring 5,9 dengan nilai p=0,160. Apabila kita melihat pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat tumor dengan PPARγ. Hasil ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Mukunyadzi et al 2003 pada penderita karsinoma duktus saliva Universita Sumatera Utara yang menemukan bahwa tingkat ekspresi PPARγ dijumpai pada semua tingkatan ukuran tumor primer namun tidak menemukan hubungan yang signifikan antara ekspresi PPARγ dengan kelompok ukuran tumor primer. Ekspresi PPARγ pada karsinoma duktus saliva timbul dari reseptor androgen yang merupakan salah satu dari hormone nuclear reseptor. Galusca et al 2004 pada karsinoma tiroid papilari dimana mereka menemukan peningkatan level PPARγ sejalan dengan peningkatan ukuran tumor primer tetapi tidak menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara level PPARγ dengan kelompok ukuran tumor primer. Hasil yang sama juga ditemukan oleh Lacroix et al 2004 pada penelitian terhadap karsinoma tiroid folikular dimana tidak ada hubungan yang signifikan antara peningkatan ekspresi PPARγ dengan kelompok ukuran tumor primer.

5.6. Distribusi Frekuensi Ekspresi PPARγ Berdasarkan Ukuran

Kelenjar Getah Bening N Karsinoma Nasofaring Pada penelitian ini kami lakukan uji Chi-Square untuk menguji hubungan antara kelenjar getah bening karsinoma nasofaring dengan ekspresi PPARγ didapatkan nilai p=0,031. Kami menemukan overekspresi PPARγ paling banyak dijumpai pada kelompok ukuran kelenjar getah bening N3 yaitu sebanyak 11 jaringan karsinoma nasofaring 64,7 dan N2 sebanyak 2 11,8, sedangkan pada kelompok ukuran kelenjar getah bening N1 sebanyak 4 23,5. dan N0 sebanyak 0 jaringan karsinoma nasofaring 0,0. Jika kita melihat tabel distribusi frekuensi ukuran kelenjar getah bening karsinoma nasofaring berdasarkan ekspresi PPARγ, dapat kita simpulkan bahwa ditemukan hubungan yang signifikan Universita Sumatera Utara antara ukuran kelenjar getah bening karsinoma nasofaring berdasarkan ekspresi PPARγ. Hasil yang sama juga ditemukan oleh Galusca et al 2004 pada penelitian terhadap karsinoma tiroid papilari dimana dijumpai hubungan yang signifikan antara ukuran kelenjar getah bening karsinoma tiroid papilari be rdasarkan ekspresi PPARγ p0,05. Ukuran kelenjar getah bening karsinoma tiroid papilari terhadap ekspresi PPARγ berhubungan dengan siklus sel. Tetapi berbeda dengan penelitian Lacroix et al 2004 terhadap karsinoma tyroid folikular menemukan tidak ada hubungan yang signifikan antara peningkatan ekspresi PPARγ dengan penyebaran kelenjar getah bening.

5.7. Distribusi Frekuensi Ekspresi PPARγ Berdasarkan Stadium

Dokumen yang terkait

Ekspresi p38 Mitogen Activated Protein Kinase (MAPK) Pada Penderita Karsinoma Nasofaring di RSUP H. Adam Malik Medan

1 87 87

Efek Pemberian Kemoradioterapi Konkuren Terhadap Ekspresi Peroxisome Proliferatif Aktivator Reseptor Gamma (PPARγ) Pada Penderita Karsinoma Nasofaring di RSUP Haji Adam Malik Medan

0 1 16

Efek Pemberian Kemoradioterapi Konkuren Terhadap Ekspresi Peroxisome Proliferatif Aktivator Reseptor Gamma (PPARγ) Pada Penderita Karsinoma Nasofaring di RSUP Haji Adam Malik Medan

0 0 2

Efek Pemberian Kemoradioterapi Konkuren Terhadap Ekspresi Peroxisome Proliferatif Aktivator Reseptor Gamma (PPARγ) Pada Penderita Karsinoma Nasofaring di RSUP Haji Adam Malik Medan

1 1 4

Efek Pemberian Kemoradioterapi Konkuren Terhadap Ekspresi Peroxisome Proliferatif Aktivator Reseptor Gamma (PPARγ) Pada Penderita Karsinoma Nasofaring di RSUP Haji Adam Malik Medan

0 1 18

Efek Pemberian Kemoradioterapi Konkuren Terhadap Ekspresi Peroxisome Proliferatif Aktivator Reseptor Gamma (PPARγ) Pada Penderita Karsinoma Nasofaring di RSUP Haji Adam Malik Medan Chapter III VI

0 0 22

Efek Pemberian Kemoradioterapi Konkuren Terhadap Ekspresi Peroxisome Proliferatif Aktivator Reseptor Gamma (PPARγ) Pada Penderita Karsinoma Nasofaring di RSUP Haji Adam Malik Medan

1 1 7

Efek Pemberian Kemoradioterapi Konkuren Terhadap Ekspresi Peroxisome Proliferatif Aktivator Reseptor Gamma (PPARγ) Pada Penderita Karsinoma Nasofaring di RSUP Haji Adam Malik Medan

0 0 27

2.1. Karsinoma Nasofaring - Ekspresi Peroksisome Proliferator Activator Reseptor Gamma (PPARγ) Pada Penderita Karsinoma Nasofaring Di RSUP H. Adam Malik.

0 0 15

Ekspresi Peroksisome Proliferator Activator Reseptor Gamma (PPARγ) Pada Penderita Karsinoma Nasofaring Di RSUP H. Adam Malik.

0 1 15