BAB 5
PEMBAHASAN
Telah dilakukan penelitian histopatologi dan imunohistokimia PPARγ terhadap penderita karsinoma nasofaring di RSUP H. Adam Malik
Medan mulai Juni 2012 sampai dengan Desember 2012 dengan sampel merupakan penderita yang berobat periode Januari 2011 sampai dengan
April 2012 yaitu sebanyak 30 sampel dan akan dijabarkan seperti dibawah ini.
5.1. Distribusi Frekuensi Karsinoma Nasofaring Berdasarkan Umur
Pada penelitian ini ditemukan distribusi frekuensi tertinggi pada kelompok umur 41-60 tahun 63,3, sedangkan yang
terendah pada kelompok umur ≤ 20 tahun 3.3. Umur termuda
adalah 16 tahun dan tertua berumur 71 tahun dengan rerata umur 48.3 tahun.
Kelompok umur 41-60 tahun merupakan kelompok umur yang memiliki angka kejadian penderita karsinoma nasofaring
yang cukup tinggi, hal ini terlihat pada beberapa penelitian lain di Indonesia seperti yang didapat oleh Puspitasari 2011 di RSUP H.
Adam Malik Medan periode 2006-2010 dengan kelompok umur terbanyak pada usia 51-60 tahun sebanyak 89 kasus 26,5 dari
335 kasus. Penelitian lain yang dilakukan di luar negeri menjumpai hal yang sama, menurut National Cancer Registry 2003 mencatat
kasus penderita kanker nasofaring tertinggi ditemukan pada kelompok dari usia 40-49 sebesar 347 36,3 kasus dari 1.125
Demikian juga dengan Pua et al. 2008 di Malaysia mendapatkan presentase tertinggi pada kelompok umur 51-60
tahun sebesar 12 penderita 28 dari 225 kasus. kasus.
Universita Sumatera Utara
Hal ini disebabkan karena sistem mekanisme perbaikan DNA yang mengalami mutasi DNA repair sudah kurang berfungsi
dengan baik dan penurunan daya tahan tubuh pada usia lebih dari 40 tahun. Mekanisme perbaikan DNA dibutuhkan guna
memperbaiki rangkaian asam amino pada kode genetik DNA yang mengalami mutasi. Jika mekanisme perbaikan DNA ini mengalami
kegagalan dalam menjalankan fungsinya maka mutasi gen DNA yang sudah terjadi akan menyebabkan pertumbuhan sel tidak
terkendali Soehartono et al. 2007
5.2. Distribusi Frekuensi Karsinoma Nasofaring Berdasarkan Jenis
Kelamin
Penelitian ini menemukan bahwa jenis kelamin penderita karsinoma nasofaring terbanyak adalah laki-laki sebanyak 21
orang 70,0 dengan perbandingan laki-laki dengan perempuan adalah 2.7:1.
Hasil ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yaitu Puspitasari 2011 di RSUP H. Adam Malik Medan mendapatkan
perbandingan laki-laki dengan perempuan 2.7:1. Penelitian lain juga mendapatkan hasil yang sama seperti Anusha et al. 2012
yaitu ditemukannya penderita karsinoma nasofaring terbanyak adalah pada laki-laki dengan rata-rata 70. Menurut National
Cancer Registry 2003, karsinoma nasofaring yang paling umum adalah pada
Hampir semua penelitian penderita KNF lebih banyak dijumpai pada laki-laki dibandingkan pada perempuan diduga ada
hubungan dengan kebiasaan hidup dan pekerjaan dimana laki-laki lebih sering terpapar dengan karsinogen penyebab KNF seperti
paparan uap, asap debu dan gas kimia, paparan formaldehid di tempat kerja dapat meningkatkan risiko KNF Chang Adami,
2006. Selain itu, mengkonsumsi minuman beralkohol dan laki-laki sebesar 70,8 di Cina.
Universita Sumatera Utara
merokok juga dapat meningkatkan risiko terkena KNF Yunardi, 2010 Ellen T. Chang et al 2006.
5.3. Distribusi Frekuensi Karsinoma Nasofaring Berdasarkan Tipe