Variabel Penelitian Definisi Operasional

3. Hasil pemeriksaan biopsi histopatologi dari Departemen Patologi Anatomi FK USU pada periode Januari 2011 sampai dengan Mei 2012. 4. Bersedia diikutsertakan dengan menandatangani informed consent. 3.3.2 Sampel Sampel pada penelitian ini adalah total populasi penelitian. 3.3.3 Tekhnik Pengambilan Sampel Pengambilan sampel penelitian adalah dengan cara non probability consecutive sampling

3.4 Variabel Penelitian

Variabel pada penelitian ini adalah : 1. Karsinoma nasofaring 2. Umur 3. Jenis Kelamin 4. Tipe histopatologi 5. Tumor primer T 6. Ukuran kelenjar getah bening N 7. Stadium klinis 8. Ekspresi PPARγ.

3.5 Definisi Operasional

1. Karsinoma nasofaring adalah tumor ganas berasal dari sel epitel yang melapisi permukaan nasofaring yang ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan histopatologi dan dinilai berdasarkan kriteria WHO. Universita Sumatera Utara 2. Jenis kelamin adalah perbedaan antara laki-laki dengan perempuan secara biologis sejak lahir, yang akan menjadi identitas responden: a. Laki-laki b. Perempuan 3. Umur adalah usia yang dihitung dalam tahun dan perhitungannya berdasarkan kalender masehi. Umur penderita karsinoma nasofaring dikelompokkan atas: a. 20 tahun b. 21-40 tahun c. 41-60 tahun d. 60 tahun 4. Tipe histopatologi karsinoma nasofaring adalah jenis dari suatu tumor ganas yang sediaanya diambil dari jaringan nasofaring dan dilihat di bawah mikroskop oleh ahli patologi antomi yang hasil pemeriksaannya berdasarkan kriteria WHO: Tipe 1 : Keratinizing Squamous cell carcinoma Tipe 2 : Non keratinizing squamous cell carcinoma Tipe 3 : Undifferentiated carcinoma 5. Tumor primer T karsinoma nasofaring adalah besar dan perluasan tumor primer sesuai kriteria AJCC tahun 2010 yang diukur oleh ahli Radiologi dengan memakai CT-Scan. Hasil ukur : 1, 2, 3, 4 T1 : Tumor terbatas di nasofaring atau tumor meluas ke orofaring dankavum nasi tanpa perluasan ke parafaring. T2 : Tumor dengan perluasan ke daerah parafaring. T3 : Tumor melibatkan struktur tulang dasar tengkorak danatau sinus paranasal Universita Sumatera Utara T4 : Tumor dengan perluasan intrakranial danatau terlibatnya syaraf kranial, hipofaring, orbita atau dengan perluasan ke fossa infratemporalruang mastikator. 6. Ukuran kelenjar getah bening leher N adalah ukuran kelenjar getah bening leher sesuai kriteria AJCC tahun 2010 yang diukur oleh ahli Radiologi dengan memakai CT-Scan. Hasil ukur: 0,1,2,3 N0 : Tidak ada metastase ke KGB regional N1 : Metastase kelenjar getah bening leher unilateral dengan diameter terbesar 6 cm atau kurang, di atas fossa supraklavikular, danatau unilateral atau bilateral kelenjar getah bening retrofaring dengan diameter terbesar 6 cm atau kurang. N2 : Metastase kelenjar getah bening bilateral dengan diameter terbesar 6 cm atau kurang, di atas fossa supraklavikular. N3 : Metastase pada kelenjar getah bening diatas 6 cm danatau pada fossa supraklavicular. 7. Stadium karsinoma nasofaring adalah penentuan stadium penyakit berdasarkan klasifikasi AJCC tahun 2010 yang dikelompokkan menjadi: I, II, III, IV. 8. Ekspresi PPARγ.adalah pemeriksaan imunohistokimia yang pada pewarnaan coklat pada sitoplasma dan membran sel. Skor imunoreaktif diperoleh dengan mengalikan skor luas dengan skor intensitas Tan Putti, 2005. Hasil ukur skor immunoreaktif: Ekspresi PPARγ negatif: 0-3 Ekspresi PPARγ positif overekspresi: 4-9 Universita Sumatera Utara

3.6 Bahan Penelitian

Dokumen yang terkait

Ekspresi p38 Mitogen Activated Protein Kinase (MAPK) Pada Penderita Karsinoma Nasofaring di RSUP H. Adam Malik Medan

1 87 87

Efek Pemberian Kemoradioterapi Konkuren Terhadap Ekspresi Peroxisome Proliferatif Aktivator Reseptor Gamma (PPARγ) Pada Penderita Karsinoma Nasofaring di RSUP Haji Adam Malik Medan

0 1 16

Efek Pemberian Kemoradioterapi Konkuren Terhadap Ekspresi Peroxisome Proliferatif Aktivator Reseptor Gamma (PPARγ) Pada Penderita Karsinoma Nasofaring di RSUP Haji Adam Malik Medan

0 0 2

Efek Pemberian Kemoradioterapi Konkuren Terhadap Ekspresi Peroxisome Proliferatif Aktivator Reseptor Gamma (PPARγ) Pada Penderita Karsinoma Nasofaring di RSUP Haji Adam Malik Medan

1 1 4

Efek Pemberian Kemoradioterapi Konkuren Terhadap Ekspresi Peroxisome Proliferatif Aktivator Reseptor Gamma (PPARγ) Pada Penderita Karsinoma Nasofaring di RSUP Haji Adam Malik Medan

0 1 18

Efek Pemberian Kemoradioterapi Konkuren Terhadap Ekspresi Peroxisome Proliferatif Aktivator Reseptor Gamma (PPARγ) Pada Penderita Karsinoma Nasofaring di RSUP Haji Adam Malik Medan Chapter III VI

0 0 22

Efek Pemberian Kemoradioterapi Konkuren Terhadap Ekspresi Peroxisome Proliferatif Aktivator Reseptor Gamma (PPARγ) Pada Penderita Karsinoma Nasofaring di RSUP Haji Adam Malik Medan

1 1 7

Efek Pemberian Kemoradioterapi Konkuren Terhadap Ekspresi Peroxisome Proliferatif Aktivator Reseptor Gamma (PPARγ) Pada Penderita Karsinoma Nasofaring di RSUP Haji Adam Malik Medan

0 0 27

2.1. Karsinoma Nasofaring - Ekspresi Peroksisome Proliferator Activator Reseptor Gamma (PPARγ) Pada Penderita Karsinoma Nasofaring Di RSUP H. Adam Malik.

0 0 15

Ekspresi Peroksisome Proliferator Activator Reseptor Gamma (PPARγ) Pada Penderita Karsinoma Nasofaring Di RSUP H. Adam Malik.

0 1 15