Wulan Saripah, 2013 Profil Interaksi Sosial Peserta Didik Broken Home Dan Implikasinya Terhadap Layanan Bimbingan
Dan Konseling Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Tahap I : Identifikasi masalah
Bagan 3.1 Alur Penelitian Untuk Mengetahui Profil Interaksi Sosial Peserta didik
Broken Home
Tahap I identifikasi masalah dilakukan dengan melakukan studi pendahuluan dan wawancara kepada guru BK tentang adanya kasus interaksi
sosial yang terjadi di sekolah. Tahap II kegiatan penelitian dilakukan dengan mengumpulkan berbagai literatur tentang konsep interaksi sosial dan keluarga
broken home. Tahap III menyusun instrumen penelitian dengan mengacu kepada teori,
melakukan penimbangan instrumen kepada tiga pakar, uji validitas kemudian mengolah data hasil penyebaran instrumen. Tahap IV implikasi BK terhadap
profil interaksi sosial peserta didik broken home.
C. Definisi Operasional Variabel
Terdapat dua variabel penelitian, yaitu interaksi sosial dan peserta didik broken home. Kedua variabel tersebut dapat didefinisikan secara operasional
sebagai berikut.
1. Interaksi Sosial
Me nurut Thibaut dan kelley Ali Asrori, 2009:87 „interaksi sebagai
peristiwa saling mempengaruhi satu sama lain ketika dua orang atau lebih hadir bersama, mereka menciptakan suatu hasil satu sama lain atau berkomunikasi satu
Tahap II: Studi pustaka
Tahap IV: Profil dan Implikasi Layanan
Bimbingan dan Konseling terhadap interaksi sosial peserta didik
broken home kelas X SMK Negeri 7 Baleendah Kab. Bandung Tahun
ajaran 20122013 Tahap III:
Menyusun instrumen penelitian, judgement ke pakar, pengambilan
data, uji validitas, pengolahan data
Wulan Saripah, 2013 Profil Interaksi Sosial Peserta Didik Broken Home Dan Implikasinya Terhadap Layanan Bimbingan
Dan Konseling Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
sama lain‟. Turner 1988: 13 mendefinisikan interaksi sosial sebagai “a situation where the behaviors of one actor are consciously reorganized by, and influence
the behaviors of, another actor, and vice versa ”.
Interaksi sosial pada penelitian didefinisikan sebagai perilaku interpersonal yang dilakukan oleh peserta didik dalam menjalin hubungan dengan
orang lain di lingkungan sekolah, yang ditandai dengan role peran, purpose tujuan dan topography keterlibatan partisipasi. Role peran tediri dari
initiation memulai dan acknowledgement merespon. Purpose tujuan merupakan tujuan seseorang berinteraksi dengan orang lain yang terdiri dari
social sosial dan task related interaction interaksi yang berhubungan dengan tugas. Topography keterlibatan partisipasi merupakan kategori perilaku yang
memperhatikan apakah individu ikut berpartisipasi atau terlibat dalam interaksi sosial. topography keterlibatan partisipasi terdiri dari on task berpartisipasi
dalam kegiatan yang sedang berlangsung, no active task participation tidak berpartisipasi dalam kegiatan yang sedang berlangsung, tetapi juga tidak
memperlihatkan perilaku yang tepat, voluntary isolation menarik diri dari lingkungan, aggresive to other perilaku kasar terhadap orang lain,
inappropriate to self perilaku menjatuhkan citra diri, mild inappropriate perilaku tidak pantas terhadap orang lain.
Indikator dari setiap aspek yaitu sebagai berikut. a.
Indikator perilaku initiation memulai ditandai dengan peserta didik mampu memulai terjadinya interaksi seperti menyapa, bertanya,
bersalaman, tersenyum, dan kontak mata. b.
Indikator perilaku acknowledgements merespon ditandai dengan peserta didik mampu merespon percakapan seperti menjawab sapaan, tersenyum
balik, mau berjabat tangan. c.
Indikator social sosial ditunjukkan oleh peserta didik dengan tujuan sosial yang berkenaan dengan rekreasi atau kesenangan, interaksi sosial yang
dilakukan tidak berkaitan dengan tugas tetapi lebih kepada tujuan sosial seperti mengobrol, bermain, makan siang bersama, rekreasi.
Wulan Saripah, 2013 Profil Interaksi Sosial Peserta Didik Broken Home Dan Implikasinya Terhadap Layanan Bimbingan
Dan Konseling Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
d. Indikator task related interaction interaksi berhubungan dengan tugas
ditandai oleh peserta didik karena memiliki kebutuhan yang berhubungan dengan tugas seperti diskusi tentang mata pelajaran, bertanya tentang tugas.
e. Indikator on task berpartisipasi dalam kegiatan yang sedang berlangsung
ditandai peserta didik dengan berpartisipasi secara tepat dalam aktivitas yang sedang berlangsung, terlepas dari sifat kegiatan.
f. Indikator no active task participation tidak berpartisipasi dalam kegiatan
yang sedang berlangsung, tetapi juga tidak memperlihatkan perilaku yang tepat ditandai peserta didik dengan tidak berpartisipasi dalam kegiatan yang
sedang berlangsung tetapi juga tidak memperlihatkan perilaku yang tidak tepat. Misalnya ketika dikelas, temannya membaca, dia tidak membaca,
tidak memperhatikan guru, tidak menulis. g.
Indikator voluntary isolation mengasingkan diri ditandai peserta didik dengan sengaja menghilangkan diri dari kesempatan untuk menerima
sapaan dengan berjalan menjauh dari orang lain, memutar kepalanya, berbalik badan, mengasingkan diri dari keramaian.
h. Indikator aggression to other kekerasan terhadap orang lain ditunjukkan
peserta didik dengan berperilaku yang tidak pantas dan lebih diarahkan kepada orang lain. perilaku agresif yang ditunjukkan peserta didik seperti
meludah, memukul, menendang, menjerit. i.
Indikator inappropriate to self perilaku menjatuhkan citra diri ditunjukkan oleh peserta didik dengan merusak diri atau menjatuhkan reputasi dirinya
seperti bertingkahlaku bodoh, bersikap aneh. j.
Indikator mild inappropriate perilaku tidak pantas terhadap orang lain ditunjukkan peserta didik dengan tidak pantas tetapi intensitasnya lebih
rendah dibanding perilaku agresif. Perilaku mild inappropriate ditandai dengan berteriak, menghina, membuat lelucon untuk oranglain, mengambil
barang yang bukan miliknya, menggoda orang lain.
Wulan Saripah, 2013 Profil Interaksi Sosial Peserta Didik Broken Home Dan Implikasinya Terhadap Layanan Bimbingan