Wulan Saripah, 2013 Profil Interaksi Sosial Peserta Didik Broken Home Dan Implikasinya Terhadap Layanan Bimbingan
Dan Konseling Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
orangtuanya meninggal, orangtua sudah bercerai atau tinggal dengan wali, yang berjumlah 53 orang dengan rincian pada tabel 3.1 sebagai berikut.
Tabel 3.1 Peserta Didik Broken Home
Kelas X SMK Negeri 7 Baleendah Kab. Bandung
No kelas
Jumlah Peserta Didik Salah satu kedua
orangtua meninggal Orangtua bercerai
Tinggal bersama wali
1 X TKR I
1 Orang 2 Orang
3 Orang 2
X TKR II -
2 Orang 5 Orang
3 X TKR III
1 Orang 1 Orang
3 Orang 4
X TKR IV 3 Orang
1 Orang 4 Orang
5 X TAV I
1 Orang -
1 Orang 6
X TAV II 3 Orang
3 Orang 6 Orang
7 X TAV III
1 Orang 1 Orang
3 Orang 8
X TAV IV 4 Orang
1 Orang 3 Orang
Jumlah 14 Orang
11 Orang 28 Orang
Jumlah Total 53 Orang
B. Pendekatan, Metode dan Desain Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk mengetahui gambaran
interaksi sosial peserta didik broken home Kelas X SMK Negeri 7 Baleendah Kab. Bandung.
Metode penelitian menggunakan metode deskriptif. Metode dipilih karena bermaksud mendeskripsikan, menganalisis, dan mengambil suatu
generalisasi mengenai interaksi sosial peserta didik broken home. Berdasarkan pendekatan dan metode penelitian, maka dibuat desain
penelitian sebagai acuan dalam pelaksanaan penelitian sebagaimana digambarkan pada Bagan 3.1 berikut.
Wulan Saripah, 2013 Profil Interaksi Sosial Peserta Didik Broken Home Dan Implikasinya Terhadap Layanan Bimbingan
Dan Konseling Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Tahap I : Identifikasi masalah
Bagan 3.1 Alur Penelitian Untuk Mengetahui Profil Interaksi Sosial Peserta didik
Broken Home
Tahap I identifikasi masalah dilakukan dengan melakukan studi pendahuluan dan wawancara kepada guru BK tentang adanya kasus interaksi
sosial yang terjadi di sekolah. Tahap II kegiatan penelitian dilakukan dengan mengumpulkan berbagai literatur tentang konsep interaksi sosial dan keluarga
broken home. Tahap III menyusun instrumen penelitian dengan mengacu kepada teori,
melakukan penimbangan instrumen kepada tiga pakar, uji validitas kemudian mengolah data hasil penyebaran instrumen. Tahap IV implikasi BK terhadap
profil interaksi sosial peserta didik broken home.
C. Definisi Operasional Variabel
Terdapat dua variabel penelitian, yaitu interaksi sosial dan peserta didik broken home. Kedua variabel tersebut dapat didefinisikan secara operasional
sebagai berikut.
1. Interaksi Sosial
Me nurut Thibaut dan kelley Ali Asrori, 2009:87 „interaksi sebagai
peristiwa saling mempengaruhi satu sama lain ketika dua orang atau lebih hadir bersama, mereka menciptakan suatu hasil satu sama lain atau berkomunikasi satu
Tahap II: Studi pustaka
Tahap IV: Profil dan Implikasi Layanan
Bimbingan dan Konseling terhadap interaksi sosial peserta didik
broken home kelas X SMK Negeri 7 Baleendah Kab. Bandung Tahun
ajaran 20122013 Tahap III:
Menyusun instrumen penelitian, judgement ke pakar, pengambilan
data, uji validitas, pengolahan data
Wulan Saripah, 2013 Profil Interaksi Sosial Peserta Didik Broken Home Dan Implikasinya Terhadap Layanan Bimbingan
Dan Konseling Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
sama lain‟. Turner 1988: 13 mendefinisikan interaksi sosial sebagai “a situation where the behaviors of one actor are consciously reorganized by, and influence
the behaviors of, another actor, and vice versa ”.
Interaksi sosial pada penelitian didefinisikan sebagai perilaku interpersonal yang dilakukan oleh peserta didik dalam menjalin hubungan dengan
orang lain di lingkungan sekolah, yang ditandai dengan role peran, purpose tujuan dan topography keterlibatan partisipasi. Role peran tediri dari
initiation memulai dan acknowledgement merespon. Purpose tujuan merupakan tujuan seseorang berinteraksi dengan orang lain yang terdiri dari
social sosial dan task related interaction interaksi yang berhubungan dengan tugas. Topography keterlibatan partisipasi merupakan kategori perilaku yang
memperhatikan apakah individu ikut berpartisipasi atau terlibat dalam interaksi sosial. topography keterlibatan partisipasi terdiri dari on task berpartisipasi
dalam kegiatan yang sedang berlangsung, no active task participation tidak berpartisipasi dalam kegiatan yang sedang berlangsung, tetapi juga tidak
memperlihatkan perilaku yang tepat, voluntary isolation menarik diri dari lingkungan, aggresive to other perilaku kasar terhadap orang lain,
inappropriate to self perilaku menjatuhkan citra diri, mild inappropriate perilaku tidak pantas terhadap orang lain.
Indikator dari setiap aspek yaitu sebagai berikut. a.
Indikator perilaku initiation memulai ditandai dengan peserta didik mampu memulai terjadinya interaksi seperti menyapa, bertanya,
bersalaman, tersenyum, dan kontak mata. b.
Indikator perilaku acknowledgements merespon ditandai dengan peserta didik mampu merespon percakapan seperti menjawab sapaan, tersenyum
balik, mau berjabat tangan. c.
Indikator social sosial ditunjukkan oleh peserta didik dengan tujuan sosial yang berkenaan dengan rekreasi atau kesenangan, interaksi sosial yang
dilakukan tidak berkaitan dengan tugas tetapi lebih kepada tujuan sosial seperti mengobrol, bermain, makan siang bersama, rekreasi.
Wulan Saripah, 2013 Profil Interaksi Sosial Peserta Didik Broken Home Dan Implikasinya Terhadap Layanan Bimbingan
Dan Konseling Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
d. Indikator task related interaction interaksi berhubungan dengan tugas
ditandai oleh peserta didik karena memiliki kebutuhan yang berhubungan dengan tugas seperti diskusi tentang mata pelajaran, bertanya tentang tugas.
e. Indikator on task berpartisipasi dalam kegiatan yang sedang berlangsung
ditandai peserta didik dengan berpartisipasi secara tepat dalam aktivitas yang sedang berlangsung, terlepas dari sifat kegiatan.
f. Indikator no active task participation tidak berpartisipasi dalam kegiatan
yang sedang berlangsung, tetapi juga tidak memperlihatkan perilaku yang tepat ditandai peserta didik dengan tidak berpartisipasi dalam kegiatan yang
sedang berlangsung tetapi juga tidak memperlihatkan perilaku yang tidak tepat. Misalnya ketika dikelas, temannya membaca, dia tidak membaca,
tidak memperhatikan guru, tidak menulis. g.
Indikator voluntary isolation mengasingkan diri ditandai peserta didik dengan sengaja menghilangkan diri dari kesempatan untuk menerima
sapaan dengan berjalan menjauh dari orang lain, memutar kepalanya, berbalik badan, mengasingkan diri dari keramaian.
h. Indikator aggression to other kekerasan terhadap orang lain ditunjukkan
peserta didik dengan berperilaku yang tidak pantas dan lebih diarahkan kepada orang lain. perilaku agresif yang ditunjukkan peserta didik seperti
meludah, memukul, menendang, menjerit. i.
Indikator inappropriate to self perilaku menjatuhkan citra diri ditunjukkan oleh peserta didik dengan merusak diri atau menjatuhkan reputasi dirinya
seperti bertingkahlaku bodoh, bersikap aneh. j.
Indikator mild inappropriate perilaku tidak pantas terhadap orang lain ditunjukkan peserta didik dengan tidak pantas tetapi intensitasnya lebih
rendah dibanding perilaku agresif. Perilaku mild inappropriate ditandai dengan berteriak, menghina, membuat lelucon untuk oranglain, mengambil
barang yang bukan miliknya, menggoda orang lain.
Wulan Saripah, 2013 Profil Interaksi Sosial Peserta Didik Broken Home Dan Implikasinya Terhadap Layanan Bimbingan
Dan Konseling Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
2. Peserta Didik Broken Home
Definisi keluarga broken home menurut Gerungan 2009:199 adalah: Tidak adanya ayah atau ibu atau keduanya tidak ada, maka struktur
keluarga sudah tidak utuh lagi. Juga apabila ayah atau ibunya jarang pulang ke rumah atau berbulan-bulan meninggalkan rumah karena tugas-tugas atau
hal-hal lain, dan hal ini terjadi secara berulang maka struktur keluarga itupun sebenarnya tidak utuh lagi broken.
Menurut Soelaeman 1994:12 Ketidakutuhan keluarga ialah: Keluarga yang karena bercerai atau meninggal salah satu pihak tidak ada,
ayah atau ibu, karena kesatuannya atau unitnya pecah. Sekiranya jumlah anggota keluarga itu lengkap, akan tetapi ayah atau ibu tidak atau kurang
dihayati kehadiran dan integrasinya dalam keluarga, maka keluarga tersebut dikatakan keluarga semu atau quasi broken home.
Peserta didik broken home dalam penelitian adalah peserta didik yang tinggal bersama wali, orangtua bercerai, atau salah satu atau kedua orangtua sudah
meninggal.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen atau alat pengumpulan data penelitian, menggunakan data
berupa angket atau kuesioner tentang interaksi sosial serta buku catatan pribadi
peserta didik untuk mengetahui ketidakutuhan keluarga. Kisi-kisi instrumen untuk mengungkap tingkat interaksi sosial peserta didik broken home peserta didik
dikembangkan dari definisi operasional variabel penelitian. Item-item pernyataan instrumen pengungkap interaksi sosial peserta didik broken home dikembangkan
dari komponen atau variabel interaksi sosial peserta didik broken home yang telah ada, lalu dijabarkan melalui sub komponen yang akhirnya berbentuk indikator-
indikator.
1. Jenis Instrumen
Instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah angket tertutup angket berstruktur tentang interaksi sosial, yang merupakan alat pengumpul data
sekaligus alat ukur untuk mencapai tujuan penelitian. Responden hanya perlu
Wulan Saripah, 2013 Profil Interaksi Sosial Peserta Didik Broken Home Dan Implikasinya Terhadap Layanan Bimbingan
Dan Konseling Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
menjawab pernyataan dengan cara memilih alternatif respon yang telah disediakan.
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan melakukan penyebaran angket kepada seluruh peserta didik Broken Home Kelas X SMK Negeri 7
Baleendah Kab. Bandung yang menjadi sampel dalam penelitian. Angket yang digunakan menggunakan format rating scale skala bertingkat model Likert
dengan lima alternatif jawaban Sangat sesuai SS, Sesuai S, Kurang Sesuai KS, Tidak Sesuai TS dan Sangat Tidak Sesuai STS dengan skor berkisar
antara 1 sampai dengan 5.
2. Pengembangan Kisi-kisi Instrumen
Angket atau kuesioner dalam penelitian dipergunakan untuk memperoleh gambaran tentang interaksi sosial peserta didik broken home. Kisi-kisi instrumen
ini dikembangkan menjadi tiga aspek interaksi sosial. Ketiga aspek tersebut dijabarkan menjadi sepuluh sub aspek dan masing-masing aspek terdiri dari satu
indikator.
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Interaksi Sosial Peserta Didik
Sebelum Judgement
Aspek Dimensi
Sub aspek Indikator
Pernyataan +
- Role peran Initiation
memulai Peserta didik mampu
memulai interaksi 1,2
3,4 Acknowledgem
ent merespon Peserta didik mampu
merespon percakapan 5,6,7
8,9,10 Purpose
tujuan Social sosial
Peserta didik melakukan interaksi dengan tujuan
sosial yang berkenaan dengan rekreasi atau
kesenangan 11,12,13
14,15,16
Task related interaction
Peserta didik melakukan interaksi yang
berhubungan dengan pemenuhan tugas sekolah
17,18,19 .
20,21,22,2 3
Topography On task Peserta didik ikut
berpartisipasi dalam kegiatan
24,25 26,27
Wulan Saripah, 2013 Profil Interaksi Sosial Peserta Didik Broken Home Dan Implikasinya Terhadap Layanan Bimbingan
Dan Konseling Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
No active task participation
Peserta didik tidak berpartisipasi dalam
kegiatan yang sedang berlangsung tetapi juga
tidak memperlihatkan perilaku yang tepat
28,29,30 31,32,33
Voluntary isolation
Peserta didik menarik diri dari interaksi di
sekolah 34,35,36
37,38,39
Aggression to other
Bertindak kasar terhadap orang lain
40,41,42 43,44,45,4
6,47 Inappropriate
to self Melakukan kegiatan
yang merusak citra diri 48,49
50,51 Mild
inappropriate Berperilaku tidak pantas
terhadap orang lain 52,53,54
55,56,57,5 8,59
3. Uji Keterbacaan
Sebelum instrumen interaksi sosial diujikan kepada sampel penelitian, langkah selanjutnya dilakukan uji keterbacaan kepada peserta didik setara yaitu
kepada lima orang peserta didik kelas X SMK. Setelah uji keterbacaan, pernyataan-pernyataan yang tidak dipahami di revisi sesuai dengan kebutuhan
sehingga dapat dimengerti oleh peserta didik Kelas X SMK Negeri 7 Baleendah Kab. Bandung. Hasilnya, seluruh item pernyataan dapat diberikan kepada peserta
didik.
4. Pedoman Penyekoran Scoring
Instrumen interaksi sosial menggunakan skala Likert sebagaimana tertera dalam tabel 3.3 berikut.
Tabel 3.3 Pola Skor Opsi Alternatif Respons
Model Summated Ratings Likert Pernyataan
Skor Alternatif Respon SS
S KS
TS STS
Positif + 5
4 3
2 1
Negatif - 1
2 3
4 5
Wulan Saripah, 2013 Profil Interaksi Sosial Peserta Didik Broken Home Dan Implikasinya Terhadap Layanan Bimbingan
Dan Konseling Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Pada instrumen atau alat ukur, setiap item diasumsikan memiliki nilai 1 - 5 dengan bobot tertentu, sebagai berikut.
a Untuk pilihan jawaban sangat sesuai SS memiliki skor 5 pada pernyataan
positif atau skor 1 pada pernyataan negatif. b
Untuk pilihan jawaban sesuai S memiliki skor 4 pada pernyataan positif atau skor 2 pada pernyataan negatif.
c Untuk pilihan jawaban kurang sesuai KS memiliki skor 3 pada
pernyataan positif atau 3 pada pernyataan negatif. d
Untuk pilihan jawaban tidak sesuai TS memiliki skor 2 pada pernyataan positif dan skor 4 pada pernyataan negatif.
e Untuk pilihan jawaban sangat tidak sesuai STS memiliki skor 1 pada
pernyataan positif dan skor 5 pada pernyataan negatif.
5. Uji Coba Alat Pengumpul Data
a. Uji Kelayakan Instrumen
Instrumen interaksi sosial peserta didik yang telah disusun terlebih
dahulu dilakukan uji kelayakan instrumen judgement. Penimbangan dilakukan
oleh dosen ahli yang bertujuan untuk mengetahui tingkat kelayakan instrumen
dari segi bahasa, konstruk, dan isi, yakni kesesuaian item pernyataan yang telah disusun dengan landasan teoretis dan ketepatan bahasa yang digunakan, dilihat
dari sudut bahasa baku dan subjek yang memberikan respon. Instrumen ditimbang oleh tiga orang dosen jurusan PPB FIP UPI, yaitu
oleh Dr. Mubyar Agustin, M.Pd, Nandang Budiman, S.Pd, M.Psi dan Drs. Sudaryat Nurdin Akhmad. Penilaian oleh dosen ahli dilakukan dengan
memberikan penilaian pada setiap item dengan kualifikasi Memadai M dan Tidak Memadai TM. Item yang diberi nilai M menyatakan bahwa item tersebut
bisa digunakan, dan item yang diberi nilai TM menyatakan dua kemungkinan yaitu item tersebut tidak bisa digunakan atau diperlukan revisi pada item tersebut.
Hasil penimbangan dari ketiga dosen ahli dapat disimpulkan dalam tabel 3.4 sebagai berikut.
Wulan Saripah, 2013 Profil Interaksi Sosial Peserta Didik Broken Home Dan Implikasinya Terhadap Layanan Bimbingan
Dan Konseling Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.4 Hasil Penimbangan Instrumen Interaksi Sosial
Hasil Penimbangan Pakar
Nomor Item Jumlah
Dipakai 2, 4, 5, 6, 7, 9, 11, 13, 19, 21, 24, 25,
28, 30, 35, 36, 38, 42, 43, 46, 49, 51, 52, 53, 56, 58
26 item Direvisi
1, 3, 8, 14, 15, 17, 20, 26, 27, 31, 32, 37, 40, 48
14 item Dibuang
10, 12, 16, 18, 22, 23, 29, 33, 34, 39, 41, 44, 45, 47, 50, 54, 55, 57, 59
19 item
Hasil penimbangan menunjukkan terdapat 26 item yang dapat digunakan, 14 item yang perlu direvisi dan 19 item yang harus dibuang.
b. Kisi- kisi setelah judgment
Instrumen yang digunakan dalam penelitian yaitu setelah melalui tahap judgement dari ketiga pakar ahli. Adapun kisi-kisi instrumen interaksi sosial
setelah judgement tersedia dalam tabel 3.5 berikut.
Tabel 3.5 Kisi-Kisi Instrumen Interaksi Sosial Peserta Didik
Setelah Judgement
Aspek Dimensi
Sub aspek Indikator
Pernyataan +
- Role peran Initiation
memulai Peserta didik mampu
memulai interaksi 1,2
3,4 Acknowledgem
ent merespon Peserta didik mampu
merespon percakapan 5,6
7,8 Purpose
tujuan Social sosial
Peserta didik melakukan interaksi dengan tujuan
sosial yang berkenaan dengan rekreasi atau
kesenangan 9,10
11,12
Task related interaction
Peserta didik melakukan interaksi yang
berhubungan dengan pemenuhan tugas sekolah
13,14 15,16
Wulan Saripah, 2013 Profil Interaksi Sosial Peserta Didik Broken Home Dan Implikasinya Terhadap Layanan Bimbingan
Dan Konseling Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Topography On task Peserta didik ikut
berpartisipasi dalam kegiatan
17,18 19,20
No active task participation
Peserta didik tidak berpartisipasi dalam
kegiatan yang sedang berlangsung tetapi juga
tidak memperlihatkan perilaku yang tepat
21,22 23,24
Voluntary isolation
Peserta didik menarik diri dari interaksi di
sekolah 25,26
27,28
Aggression to other
Bertindak kasar terhadap orang lain
29,30 31,32
Inappropriate to self
Melakukan kegiatan yang merusak citra diri
33,34 35,36
Mild inappropriate
Berperilaku tidak pantas terhadap orang lain
37,38 39,40
Jumlah 20
20
6. Uji Validitas dan Reliabilitas
a. Uji Validitas
Pengujian validitas alat pengumpul data yang dilakukan dalam penelitian adalah seluruh item yang terdapat dalam instrumen yang mengungkap interaksi
sosial peserta didik. Adapun data yang digunakan untuk mengukur validitas item, merupakan data hasil penyebaran instrumen. Dengan kata lain, penyebaran
instrumen dilaksanakan sekaligus untuk menguji validitas item built-in. Pengolahan data dalam penelitian dilakukan dengan menggunakan
program SPSS for Windows Versi 16..0. Validitas item dilakukan dengan menganalisis daya pembeda menggunakan prosedur pengujian
Spearman’s rho. Berdasarkan pengolahan data, hasil uji validitas menunjukkan bahwa dari 40 butir
item pernyataan dalam angket interaksi sosial peserta didik, hanya terdapat 39 item pernyataan valid.
Item yang dinyatakan valid memiliki daya pembeda yang signifikan pada p 0.01 dan p 0.05. ini artinya terdapat 39 butir item pernyataan yang dapat
digunakan dalam penelitian di lapangan. Hasil perhitungan validitas terlampir. Berikut disajikan item-item pernyataan setelah validasi.
Wulan Saripah, 2013 Profil Interaksi Sosial Peserta Didik Broken Home Dan Implikasinya Terhadap Layanan Bimbingan
Dan Konseling Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.6 Hasil Validitas Item Interaksi Sosial
Signifikansi No.Item
Jumlah Valid
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34,
35, 36, 37,38, 39, 40 39 item
Tidak Valid 11
1 item
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas suatu instrumen penelitian menunjukkan instrumen penelitian dapat dipercaya sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut dikatakan
sebagai instrumen yang baik. Instrumen yang baik adalah instrumen yang dapat dengan ajeg memberikan data sesuai dengan kenyataan. Suatu instrumen
penelitian dikatakan mempunyai nilai reliabilitas yang tinggi, apabila tes yang dibuat mempunyai hasil yang konsisten dalam mengukur yang hendak diukur.
Sebagai tolok ukur, digunakan klasifikasi rentang koefisien reliabilitas Sugiono, 2010: 257 sebagai berikut:
0,00 – 0,199 derajat keterandalan sangat rendah
0,20 – 0,399 derajat keterandalan rendah
0,40 – 0,599 derajat keterandalan cukup
0,60 – 0,799 derajat keterandalan tinggi
0,80 – 1,00 derajat keterandalan sangat tinggi
Perhitungan reliabilitas dilakukan dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach dengan memanfaatkan program SPSS for windows versi 16.0.
Pengujian reliabilitas instrumen dilakukan terhadap item terpakai sebanyak 39 butir item yang valid pada angket interaksi sosial. Hasil pengujian menggunakan
SPSS for Windows Versi 16.0 adalah sebagai berikut.
Wulan Saripah, 2013 Profil Interaksi Sosial Peserta Didik Broken Home Dan Implikasinya Terhadap Layanan Bimbingan
Dan Konseling Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.7 Tingkat reliabilitas instrumen
Interaksi sosial Reliability Statistics
Cronbachs Alpha
N of Items .838
39
c. Kisi-Kisi Instrumen Setelah Uji Coba
Kisi-kisi instrumen interaksi sosial setelah dilakukan uji coba kepada seluruh peserta didik broken home kelas X SMK Negeri 7 Baleendah Kab.
Bandung tersedia dalam tabel 3.8 berikut.
Tabel 3.8 Kisi-Kisi Instrumen Interaksi Sosial Peserta Didik Broken Home
Setelah Uji Coba
Aspek Dimensi
Sub aspek Indikator
Pernyataan +
- Role peran Initiation
memulai Peserta didik mampu
memulai interaksi 1,2
3,4 Acknowledgem
ent merespon Peserta didik mampu
merespon percakapan 5,6
7,8 Purpose
tujuan Social sosial
Peserta didik melakukan interaksi dengan tujuan
sosial yang berkenaan dengan rekreasi atau
kesenangan 9,10
12
Task related interaction
Peserta didik melakukan interaksi yang
berhubungan dengan pemenuhan tugas sekolah
13,14 15,16
Topography On task Peserta didik ikut
berpartisipasi dalam kegiatan
17,18 19,20
Wulan Saripah, 2013 Profil Interaksi Sosial Peserta Didik Broken Home Dan Implikasinya Terhadap Layanan Bimbingan
Dan Konseling Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
No active task participation
Peserta didik tidak berpartisipasi dalam
kegiatan yang sedang berlangsung tetapi juga
tidak memperlihatkan perilaku yang tepat
21,22 23,24
Voluntary isolation
Peserta didik menarik diri dari interaksi di
sekolah 25,26
27,28
Aggression to other
Bertindak kasar terhadap orang lain
29,30 31,32
Inappropriate to self
Melakukan kegiatan yang merusak citra diri
33,34 35,36
Mild inappropriate
Berperilaku tidak pantas terhadap orang lain
37,38 39,40
Jumlah 20
19
E. Teknik Pengumpulan Data
Data yang diperlukan dalam penelitian yaitu data ketidakutuhan keluarga peserta didik yang diperoleh melalui buku pribadi peserta didik dan data
mengenai interaksi sosial peserta didik Kelas X SMK Negeri 7 Baleendah Kab. Bandung. Data mengenai interaksi sosial peserta didik diperoleh dari penyebaran
angket, angket yang digunakan adalah angket terstruktur dengan bentuk jawaban tertutup. Responden hanya perlu menjawab pernyataan dengan cara memilih
alternatif respon yang telah disediakan dengan alternatif jawaban sangat sesuai, sesuai, kurang sesuai, tidak sesuai, sangat tidak sesuai.
Adapun langkah-langkah dalam pengumpulan data yaitu sebagai berikut. a.
Mempersiapkan kelengkapan instrumen b.
Mengecek kesiapan peserta didik c.
Membacakan petunjuk pengerjaan d.
Mengecek kelengkapan identitas peserta didik e.
Mempersilahkan peserta didik mengisi angket f.
Mengumpulkan kembali angket yang telah diisi
F. Analisis Data