39
3.5. Fenomena Yang Diamati
Fenomena yang diamati dalam penelitian ini adalah : 1.
Kondisi kualitas air bagian hulu, tengah dan hilir pada Sungai Ngringo di Kabupaten Karanganyar, akibat limbah yang dibuang ke Sungai Ngringo.
Parameter yang di analisis adalah Temperatur, TSS, DO, BOD, COD, pH, NH
3
-N Ammonia, PO
4
-P Phosphate, Kadar Logam Fe dan Cr serta bakteri coliform total berdasarkan PP No. 82 tahun 2001 tentang pengelolaan kualitas
air dan pengendalian pencemaran air. 2.
Analisis upaya pengendalian pencemaran air Sungai Ngringo di Kabupaten Karanganyar.
3.6. Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer yang berupa pengukuran kondisi fisik, kimia dan biologi
perairan Sungai Ngringo diperoleh di lapangan dan sebagian dari analisis di laboratorium. Data sekunder diperoleh dari berbagai sumber seperti hasil
penelitian terdahulu, hasil studi pustaka, laporan serta dokumen dari berbagai instansi yang berhubungan dengan topik yang dikaji. Data sekunder berupa :
1. Profil Sungai Ngringo Kabupaten Karanganyar
2. Sumber Pencemar di Daerah Aliran Sungai Ngringo Kabupaten Karanganyar.
3. Jumlah dan jenis industri yang membuang air limbahnya ke Sungai Ngringo
4. Kualitas dan Kuantitas debit air limbah yang dikeluarkan masing-masing
industri.
3.7. Teknik Pengambilan Data
1. Teknik Pengukuran Debit Air Sungai
Debit sungai adalah volume air yang mengalir melalui suatu penampang melintang sungai per satuan waktu. Metode yang umum diterapkan untuk
menetapkan debit sungai adalah metode profil sungai ‘cross section’. Pada metode ini debit merupakan hasil perkalian antara luas penampang vertikal sungai
profil sungai dengan kecepatan aliran air.
40
Pengukuran debit adalah proses pengukuran dan perhitungan kecepatan, kedalaman dan lebar aliran serta perhitungan luas penampang basah. Luas
penampang diukur dengan menggunakan meteran dan piskal tongkat bamboo atau kayu dan kecepatan aliran diukur dengan menggunakan ‘current meter’.
Metode pengukuran debit sungai dilakukan dengan alat pengapung Rahayu dkk, 2009. Peralatan yang digunakan untuk mengukur debit adalah alat tulis buku,
pensil dan spidol, timer stopwatch, alat pengapung bola tennis, meteran, benang atau tali, tongkat bambu atau kayu. Langkah pengukuran debit sungai
adalah : a.
Pembuatan profil sungai Profil sungai atau bentuk geometri saluran air berpengaruh terhadap
besarnya kecepatan aliran sungai. Pembuatan profil sungai dilakukan dengan langkah sebagai berikut :
- Ukur lebar sungai penampang horizontal
- Bagi lebar sungai menjadi bagian dengan interval jarak yang sama
- Ukur kedalaman air di setiap interval dengan mempergunakan tongkat
b. Pengukuran kecepatan aliran air sungai
Kecepatan aliran merupakan hasil bagi antara jarak lintasan dengan waktu tempuh. Pengukuran kecepatan aliran air dilakukan dengan metode apung yaitu
dengan cara mengapungkan suatu benda bola tennis, pada lintasan tertentu sampai pada suatu titik yang telah diketahui jaraknya. Langkah pengukuran
kecepatan aliran air sungai adalah sebagai berikut : -
Tentukan lintasan dengan jarak tertentu -
Buat profil sungai pada titik akhir lintasan -
Catat waktu tempuh benda apung mulai saat dilepaskan sampai dengan garis akhir lintasan
2. Pengambilan Sampel Kualitas Air Sungai
Pengambilan sampel dilakukan berdasarkan metode “sampling purposif” yaitu tata cara pengambilan sampel berdasarkan adanya beberapa
41
pertimbangan yang dilakukan oleh peneliti. Adapun pertimbangan peneliti adalah pertimbangan sumber kegiatan yang diduga memberikan beban
pencemaran. Pengambilan sampel di daerah hulu didasarkan pada pertimbangan bahwa di daerah hulu belum ada kegiatan yang memberikan
beban pencemaran, sedangkan pengambilan sampel di daerah tengah sungai didasarkan pada banyaknya kegiatan yang diduga memberikan kontribusi
pada terjadinya pencemaran di Sungai Ngringo. Untuk pengambilan sampel di daerah hilir selain didasarkan pada adanya kegiatan yang diduga
memberikan beban pencemaran juga didasarkan pada pertimbangan bahwa daerah hilir merupakan daerah yang paling rentan karena kegitan di hulu dan
tengah sungai akan membawa dampak di daerah ini. Pengambilan sampel air di sungai dilakukan sebanyak 1 satu kali
pada bulan Mei 2011 di tengah sungai pada kedalaman 0,5 setengah kali kedalaman dari permukaan sungai dan dilakukan secara grab sample. Grab
sample sampel sesaat adalah metode pengambilan sampel dengan cara sampel yang diambil secara langsung dari badan air yang sedang dipantau.
Sampel ini hanya menggambarkan karakteristik pada saat pengambilan sampel Effendi, 2003.
3.8. Teknik Analisis Data