1
I . PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kopi merupakan salah satu komoditas unggulan di Provinsi Bengkulu. Pada tahun 2013, areal penanaman kopi di Provinsi Bengkulu seluas 97.149 ha
dengan produktivitas 0,738 ton ha BPS Provinsi Bengkulu, 2013. Dibandingkan dengan produktivitas kopi nasional, produktivitas kopi di Provinsi Bengkulu masih
rendah. Beberapa penyebab rendahnya produktivitas kopi di Provinsi Bengkulu adalah umur tanaman yang sudah tua, pemeliharaan yang belum optimal serta
masih menggunakan bibit asalan. Umur tanaman kopi yang telah tua, rusak dan produktivitasnya rendah
perlu dilakukan rehabilitasi tanaman. Rehabilitasi tanaman bertujuan agar pertumbuhan tanaman lebih cepat dan kuat serta daya hasilnya lebih tinggi dan
stabil. Rehabilitasi tanaman kopi dilakukan melalui sambung pucuk dengan cara memangkas batang utama serta klonalisasi yang dilakukan dengan cara
penyambungan. Persyaratan teknis pada teknik penyambungan dengan tujuan rehabilitasi tanaman kopi adalah kondisi perakaran batang bawah masih kuat,
produktivitas rendah 500 kg ha tahun, populasi tanaman 70 dari jumlah standar, populasi naungan 70 dari jumlah standar dan memenuhi
persyaratan kesesuaian lahan. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan sambungan adalah ketegapan batang bawah, bahan entres,
kebersihan sarana, waktu, dan keterampilan tenaga penyambung I swandi, 2013.
Peningkatan produktivitas tanaman kopi juga dapat dilakukan dengan melakukan pemeliharaan tanaman secara optimal. Pemeliharaan tanaman kopi
meliputi pengendalian gulma, pemangkasan, pengendalian hama penyakit dan pemupukan. Pengendalian gulma yang banyak dilakukan oleh petani kopi adalah
pengendalian secara kimia. Jenis gulma yang sering tumbuh dan merugikan tanaman kopi adalah alang-alang
I mperata sylindrica, teki Cyperus rotundus, Cynodon dactylon, Salvia sp, Digitaria, belimbing-belimbingan Oxalis spp, dan
Mikania micrantha. Cara pengendalian gulma yang banyak dilakukan oleh petani kopi adalah pengedalian secara kimia dengan menggunakan herbisida dengan
dosis dan waktu penyemprotan yang tidak beraturan.
2
Pada budidaya tanaman tanaman kopi, penggunaan bahan tanam yang berkualitas merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan dalam
keberhasilan pertanaman. Selain ditentukan oleh faktor pengelolaantanaman pemeliharaan tanaman, penggunaaan bahan tanam yang berkualitas sangat
menentukan tingkat produktivitas yang akan diperoleh. Penerapan Budidaya yang benar dan penyambungan menggunakan
bahan klon unggul lokal disamping dapat meningkatkan produksi dan mutu kopi juga meningkatkan umur produktif tanaman. Tujuan utama penggunaaan bahan
tanam dengan teknik penyambungan adalah agar sifat klon diwariskan secara utuh kepada keturunannya. Didalam penyambungan ada dua bagian tanaman
yang disambung, yaitu bagian batang bawah dan bagian batang atas entres yang akan diharapkan hasilnya.
Pendampingan merupakan salah satu aspek penting yang dibutuhkan dalam mendukung mensukseskan program strategis kementerian pertanian.
Pendampingan yang holistik, bersinergi, terkoordinir, terfokus dan terukur sangat diharapkan dalam mengakselerasi pencapaian dari sasaran yang telah
ditetapkan. Melalui pengawalan pendampingan kegiatan pengembangan pada kawasan perkebunan kopi rakyat, diharapkanpemahaman dan penggunaan
inovasi teknologi Badan Penelitian dan pengembangan Pertanian
dapat diterapkan secara berkelanjutan oleh para petani kopi.
1.2. Dasar Pertimbangan