I dentifikasi Lokasi Demplot Demplot Peremajaan Tanaman Kopi.

16

4.3. I dentifikasi Lokasi Demplot

Lokasi demplot dilaksanakan di Desa Babakan Bogor Kecamatan Kabawetan Kabupaten Kepahiang pada lahan seluas 1 ha. Kepemilikan lahan perkebunan petani di Desa Babakan Bogor rata-rata 0,5-1,5 ha KK. Selain kopi, jenis tanaman lain yang diusahakan oleh petani di Desa Babakan Bogor adalah tanaman sayuran dengan lokasi penanaman di bawah tanaman kopi atau lahan lainnya. Produksi kopi di Desa Babakan Bogor masih rendah yaitu berada diantara 500 – 700 kg ha. Salah satu penyebab rendahnya produksi adalah usia tanaman kopi yang telah berada di atas 15 tahun. Selain itu, pemeliharaan tanaman kopi juga masih belum banyak dilakukan oleh petani. Pemupukan tanaman kopi belum dilakukan oleh petani dengan alasan kesulitan untuk mendapatkan pupuk dan harga yang cukup mahal. Perbaikan tanaman kopi telah dilakukan oleh sebagian petani melalui kegiatan penyambungan dengan menggunakan sistem sambung samping tag ent. Berdasarkan hasil, tanaman kopi dengan penyambungan dapat meningkatkan produksi sebanyak 100 dan dapat dipanen setiap bulan. Penanganan pascapanen kopi belum dilakukan oleh petani. Pengeringan kopi masih dilakukan secara dengan menggunakan lantai tanah tanpa alas. Hal ini merupakan salah satu penyebab rendahnya kualitas kopi rakyat. Gambar 5. Area demplot tanaman kopi di Desa Babakan Bogor

4.4. Demplot Peremajaan Tanaman Kopi.

Kopi robusta diperbanyak secara vegetatif, sehingga bahan tanaman yang digunakan berupa klon. Kopi robusta memiliki sifat menyerbuk silang, maka 17 untuk meningkatkan pertumbuhan dan produktivitasnya dapat dicapai dengan menggunakan 3– 4 klon unggul poliklonal yang berkomposisi dengan tepat dan sesuai dengan kondisi lingkungan tertentu Ernawati, 2008. Untuk penyambungan dengan sistem Tag Ent yaitu penyambungan kopi dahan dengan batang tunas batang yaitu dengan menggunakan entres berupa dahan cabang produksi yang berasal dari kopi unggul pruduksi tinggi dan stabil setiap tahunnya. Keunggulan dari peremajaan sistem sambung antara lain bisa panen tiap bulan, produksi meningkat, mutu lebih baik, umur produktif lebih lama dan pemeliharaan lebih mudah. Demplot atau Demontration Plot adalah suatu metode penyuluhan pertanian kepada petani, dengan cara membuat lahan percontohan, agar petani dan pengguna teknologi pertanian lainnya bisa melihat dan membuktikan terhadap objek yang didemontrasikan. Demplot bisa berupa I novasi teknologi budidaya, VUB Varietas Unggul Baru, Pemupukan dan lain-lain, disesuaikan dengan kebutuhan di suatu wilayah tersebut. Untuk Kabupaten Kepahiang dan Rejang Lebong domplot yang di bangun di Desa Babakan Bogor merupakan demplot peremajaan tanaman kopi yang disesuaikan dengan kebutuhan dan hasil identifikasi lapangan. Peremajaan tanaman kopi sistem sambung yang dibuat adalah merupakan komposisi 4 klon unggul yang disusun dalam satu baris terdiri dari satu klon seperti gambar 6 lay out dibawah ini : 1 2 3 dst Sintaro 1 1 2 3 dst Sintaro 2 1 2 3 dst Sintaro 3 1 2 3 dst Sehacence Gambar 6. Lay out komposisi tanaman kopi di lapangan Sedangkan Untuk klon unggul lokal disambung dengan sistem Top Ent yaitu Penyambungan pada tunas yang tumbuh dari pohon tua yang telah dipotong tunas dengan tunas. 18 Gambar 7. Penyambungan Tag Ent Gambar 8. Hasil sambung sistem Tag Ent Pertumbuhan tanaman hasil sambung Untuk mengetahui keberhasilan fisik lapangan dari demplot peremajaan penyambungan dapat dilihat dari keragaan tanaman antara lain prosentase tanaman sambung yang tumbuh dan pertumbuhan tanaman yang dapat dilihat dari komponen produksi jumlah cabang produktif, panjang cabang, jumlah dompolan dan jarak dompolan. Cabang produktif merupakan bagian tanaman kopi tempat tumbuhnya dompolan buah kopi. Panjang cabang dan jumlah cabang akan menentukan jumlah dompolan buah. Semakin panjang dan semakin banyak cabang produktif akan semakin banyak pula jumlah dompolan yang bisa tumbuh. Begitu juga dengan komponen hasil dompolan. Semakin banyak jumlah dompolan dan semakin rapat jarak antar dompolan akan semakin banyak pula produksi yang akan diperoleh. Untuk saat ini data yang baru bisa disajikan adalah banyaknya tanaman yang tumbuh pada penyambungan. Seperti tabel 2 dibawah ini. Tabel 2. Tanaman yang tumbuh hasil penyambungan No Klon Sistem sambung Jumlah yang disambung batang Jumlah yang tumbuh batang Prosentase 1 Sintaro 1 Tag Ent 200 167 83,5 2 Sintaro 2 Tag Ent 200 153 76,5 3 Sintaro 3 Tag Ent 200 166 83 4 Sehashence Tag Ent 200 156 78,1 5 lokal Top Ent 180 158 87 19 Dari 5 klon unggul yang disambung terdapat variasi jumlah yang tumbuh yaitu berkisar antara 76,5 – 87 rata rata 81,62 . Beberapa faktor penyebab adanya tanaman yang tidak tumbuh antara lain masalah entres yang terlambat menyambungnya dan banyak diantara entres sudah layu waktu disambung. Sebagai bahan tanam entres yang unggul tentunya diharapkan tanaman memiliki kelebihan terutama produksi dan mutu. Klon unggul adalah suatu genotipe tanaman yang memiliki potensi hasil dan sifat -sifat agronomis lebih baik dari pada genotipe standar yang biasa digunakan sebagai bahan tanaman dalam pertanaman komersial. Keunggulan suatu klon ditentukan oleh faktor genetik yang dikandungnya dan diekspresikan dalam bentuk morfologis, susunan anatomis dan proses fisiologis yang menunjang pertumbuhan, potensi hasil dan daya adaptasi terhadap lingkungan. Perbedaan keunggulan suatu klon dengan klon lainya disebabkan oleh perbedaan susunan genetik yang menunjang ketiga faktor di atas. Kinerja Penyuluh lapangan Kinerja petugas penyuluh lapangan dapat dilihat dari jumlah kunjungan ka lapangan dalam membina petani maupun kelompok tani. Pembinaan ada dalam beberapa bentuk kegiatan terkait dengan kegiatan pendampingan kawasan perkebunan kopi yang dilakukan BPTP Bengkulu. Jumlah kunjungan dan bentuk pembinaan atau pendampingan yang dilakukan selama kegiatan pendampingan kawasan kopi berjalan dapat dilihat pada tabel 3 di bawah ini. Tabel 3. Bentuk pendampingan aktifitas yang dilakukan penyuluh lapangan No Bentuk aktifitas Jumlah petugas penyuluh 1 Peninjauan, I dentifikasi calon petani dan lahan 3 petugas lapangan 2 I dentifikasi Kebutuhan teknologi kopi bagi petani 3 petugas lapangan 3 Pemantapan dan Hunting Lokasi kegiatan demplot 3 petugas lapangan 4 Penjelasan Teknik Lapangan dan pengukuran lahan demplot 3 petugas lapangan 5 Pemilihan bahan entres 3 petugas lapangan 6 Penjelasan teknis dan aplikasi penyambungan kopi 3 petugas lapangan 7 Aplikasi pemupukan dan pemangkasan tanaman kopi 2 petugas lapangan 8 Pengamatan lapangan 2 petugas lapangan 9 Apresiasi 4 petugas lapang 20 Berbagai aktifitas sudah dilakukan oleh petugas penyuluh lapangan dalam kaitannya dengan tugas dan fungsinya dalam membina petani kelompok tani di wilayah kerjanya. Sudah banyak perobahan yang terjadi dengan kegiatan pendampingan pengembangan kawasan perkebunan kopi yang dilakukan oleh BPTP Bengkulu. Pada tahun sebelumnya sangat minim bimbingan ke petani hanya ada 2 kali kunjungan oleh penyuluh lapangan dalam rangka pembinaan dalam bentuk pertemuan yang membahas adanya rencana program bantuan yang akan diberikan oleh Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Kepahiang. Pada tabel 3 diatas terlihat adanya perobahan yang signifikan dalam hal kunjungan ke kelompok tani maupun petani koperator pendampingan pengembangan kawasan perkebunan kopi. Ada sembilan kali kunjungan pembinaan pendampingan dengan jumlah petugas yang datang 2 – 4 orang sesuai dengan bentuk binaan yang dilakukan.

4.5. Studi Banding