4
1.5.2. Perkiraan dampak
1. Peningkatan produktivitas dan pendapatan petani melalui pengembangan
inovasi teknologi yang sesuai dengan agroekosistem dan sosial ekonomi setempat.
2. Kawasan yang dibangun mampu menghasilkan multi produk sehingga
mampu menciptakan pertanian berbasis bio-industri. 3.
Teradopsinya teknologi introduksi oleh petani dan penyuluh secara luas dalam rangka meningkatkan pendapatan dan mewujudkan usahatani
berkelanjutan.
5
I I . TI NJAUAN PUSTAKA
Kopi merupakan salah satu komoditas unggulan di Provinsi Bengkulu, pada tahun 2013, areal penanaman kopi di Provinsi Bengkulu seluas 97.149 ha
dengan produktivitas 0,738 ton ha BPS Provinsi Bengkulu, 2013. Dibandingkan dengan produktivitas kopi nasional, produktivitas kopi di Provinsi Bengkulu masih
rendah. Beberapa penyebab rendahnya produktivitas kopi di Provinsi Bengkulu adalah umur tanaman yang sudah tua, pemeliharaan yang belum optimal serta
masih menggunakan bibit asalan. Umur tanaman kopi yang telah tua, rusak dan produktivitasnya rendah
perlu dilakukan rehabilitasi tanaman. Rehabilitasi tanaman bertujuan agar pertumbuhan tanaman lebih cepat dan kuat serta daya hasilnya lebih tinggi dan
stabil. Rehabilitasi tanaman kopi dilakukan melalui sambung pucuk dengan cara memangkas batang utama serta klonalisasi yang dilakukan dengan cara
penyambungan. Persyaratan teknis pada teknik penyambungan dengan tujuan rehabilitasi tanaman kopi adalah kondisi perakaran batang bawah masih kuat,
produktivitas rendah 500 kg ha tahun, populasi tanaman 70 dari jum lah standar, populasi naungan 70 dari jumlah standar dan memenuhi
persyaratan kesesuaian lahan. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
keberhasilan sambungan adalah ketegapan batang bawah, bahan entres, kebersihan sarana, waktu, dan keterampilan tenaga penyambung I swandi,
2013. Peningkatan produktivitas tanaman kopi juga dapat dilakukan dengan
melakukan pemeliharaan tanaman secara optimal. Pemeliharaan tanaman kopi meliputi pengendalian gulma, pemangkasan, pengendalian hama penyakit dan
pemupukan. Pengendalian gulma yang banyak dilakukan oleh petani kopi adalah pengendalian secara kimia. Jenis gulma yang sering tumbuh dan merugikan
tanaman kopi adalah alang-alang I mperata sylindrica, teki Cyperus rotundus,
Cynodon dactylon, Salvia sp, Digitaria, belimbing-belimbingan Oxalis spp, dan Mikania micrantha. Cara pengendalian gulma yang banyak dilakukan oleh petani
kopi adalah pengedalian secara kimia dengan menggunakan herbisida dengan dosis dan waktu penyemprotan yang tidak beraturan.
Pada budidaya tanaman tanaman kopi, penggunaan bahan tanam yang berkualitas merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan dalam
6
keberhasilan pertanaman. Selain ditentukan oleh faktor pengelolaan tanaman pemeliharaan tanaman, penggunaaan bahan tanam yang berkualitas sangat
menentukan tingkat produktivitas yang akan diperoleh. Penerapan Budidaya yang benar dan penyambungan menggunakan
bahan klon unggul lokal disamping dapat meningkatkan produksi dan mutu kopi juga meningkatkan umur produktif tanaman. Tujuan utama penggunaaan bahan
tanam dengan teknik penyambungan adalah agar sifat klon diwariskan secara utuh kepada keturunannya. Didalam penyambungan ada dua bagian tanaman
yang disambung, yaitu bagian batang bawah dan bagian batang atas entres yang akan diharapkan hasilnya.
Pendampingan merupakan salah satu aspek penting yang dibutuhkan dalam mendukung mensukseskan program strategis kementerian pertanian.
Pendampingan yang holistik, bersinergi, terkoordinir, terfokus dan terukur sangat diharapkan dalam mengakselerasi pencapaian dari sasaran yang telah
ditetapkan. Melalui pengawalan pendampingan kegiatan pengembangan pada kawasan perkebunan kopi rakyat, diharapkan pemahaman dan penggunaan
inovasi teknologi Badan Litbang Pertanian dapat diterapkan secara berkelanjutan oleh para petani kopi.
7
I I I . PROSEDUR PELAKSANAAN
3.1. Pendekatan Kerangka Pemikiran