Lumbung Pangan Kinerja Pelayanan Badan Ketahanan Pangan

_____________________________________________________ RENSTRA_BKP 2016 2021 31 sudah melalui tahap mandiri sudah menerima bantuan sosial masing-masing Rp. 40.000.000,- perkelompok. Dari tahun 2012 s d tahun 2015 melalui dana APBN, kelompok Lumbung Pangan yang telah melalui tahap mandiri adalah sebanyak 53 kelompok dengan total dana sebesar Rp.1.800.000.000,- yang tersebar di 11 kabupaten kota di Provinsi Sumatera Barat. Untuk tahun 2015, lumbung pangan tahap mandiri dialokasikan untuk 16 kelompok tahap mandiri yang tersebar di 8 kabupaten kota dan 44 kelompok tahap pengembangan yang tersebar di 8 Kabupaten di Sumatera Barat. Pada tahap mandiri, kegiatan tidak terealisasi pada 1 kelompok di Kabupaten Pasaman karena adanya permasalahan teknis. Untuk lebih jelasnya alokasi dana bantuan sosial kegiatan Lumbung Pangan tahap mandiri tahun 2012 - 2015 dan tahap pengembangan dapat dilihat pada tabel - tabel berikut ini : Jumlah Kelompok Dana Bansos Jumlah Kelompok Dana Bansos Jumlah Kelompok Dana Bansos Jumlah Kelompok Dana Bansos 1 Pasaman 2 80.000.000 3 120.000.000 - - 4 80.000.000 2 Padang Pariaman 2 80.000.000 4 160.000.000 1 40.000.000 - 3 Solok 2 80.000.000 4 160.000.000 2 80.000.000 2 40.000.000 4 Pesisir Selatan 2 80.000.000 5 200.000.000 3 120.000.000 1 20.000.000 5 Agam 2 80.000.000 - - - - - - 6 Dharmasraya 2 80.000.000 2 80.000.000 - - - - 7 Pasaman Barat - - - - - - 2 40.000.000 8 Lima Puluh Kota - - - - 1 40.000.000 2 40.000.000 9 Tanah Datar - - - - - - 2 40.000.000 10 Pariaman - - - - - - 2 40.000.000 11 Padang - - - - - - 1 20.000.000 Jumlah 12 480.000.000 18 720.000.000 7 280.000.000 16 320.000.000 Tabel 2.3.8 : Lokasi Penerima Dana Bansos Lumbung Pangan Tahap Mandiri Provinsi Sumatera Barat Tahun 2012 - 2015 No Kabupaten Kota 2012 2013 2015 2014 Jumlah Bansos Rp _____________________________________________________ RENSTRA_BKP 2016 2021 32 Tabel 2.3.9 Lokasi Penerima Dana Bansos Lumbung Pangan Tahap Pengembangan Provinsi Sumatera Barat Dana Bansos Dana Bansos 1 Pasaman 5 Kelompok 100.000.000 3 Kelompok 60.000.000 2 Tanah Datar 2 Kelompok 40.000.000 5 Kelompok 100.000.000 3 Solok 2 Kelompok 40.000.000 8 Kelompok 160.000.000 4 Pesisir Selatan 1 Kelompok 20.000.000 8 Kelompok 160.000.000 5 Pasaman Barat 2 Kelompok 40.000.000 9 Kelompok 180.000.000 6 Lima Puluh Kota 2 Kelompok 40.000.000 4 Kelompok 80.000.000 7 Kota Padang 1 Kelompok 20.000.000 2 Kelompok 40.000.000 8 Kota Pariaman 2 Kelompok 40.000.000 5 Kelompok 100.000.000 Jumlah 17 Kelompok 340.000.000 44 Kelompok 880.000.000 Jumlah Kelompok Tahap Pengembangan Tahun 2015 Jumlah Kelompok No Kabupaten Kota Jumlah Bansos Rp Tahap Pengembangan Tahun 2014 Perkembangan alokasi dana bantuan sosial Lumbung Pangan Tahap Mandiri dapat dilihat pada grafik berikut : Grafik 2.3.3 : Perkembangan dana bantuan sosial Lumbung Pangan Tahap Mandiri Provinsi Sumatera Barat Tahun 2012 – 2015

2.3.5. Penanganan Daerah Raw an Pangan PDRP

Ketahanan pangan telah menjadi salah satu variabel strategis dalam pembangunan ekonomi nasional dan masih perlu mendapat perhatian. Pengelolaan program ketahanan pangan dan gizi yang efektif memerlukan informasi ketahanan pangan dan gizi yang akurat dan tertata dengan baik, karena melalui informasi itulah berbagai intervensi kebijakan bisa dilakukan untuk penanganan masalah pangan. Menyadari pentingnya informasi yang dapat menggambarkan kondisi ketahanan pangan di daerah, Badan Ketahanan Pangan _____________________________________________________ RENSTRA_BKP 2016 2021 33 bersama World Food Programme WFP mengembangkan Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan Food Security and Vulnerability Atlas - FSVA. Atlas ini berfungsi untuk menyediakan informasi bagi pengambil keputusan dalam perencanaan program, penentuan target serta intervensi kerawanan pangan dan gizi. Dengan adanya atlas ini diharapkan program ketahanan pangan dan gizi bisa efektif sesuai dengan targeting ketahanan pangan dan gizi. Pada tingkat provinsi, analisis dan pemetaan dilakukan berdasarkan pada pemahaman mengenai ketahanan dan kerentanan pangan dan gizi. FSVA tingkat provinsi dibuat berdasarkan tiga pilar ketahanan pangan: i ketersediaan pangan; ii akses terhadap pangan; dan iii pemanfaatan pangan. Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan disusun 1 satu kali dalam 3 tiga tahun, hal ini disebabkan karena data dalam tiga tahun tersebut tidak berubah secara signifikan. Terakhir Sumatera Barat menyusun peta FSVA pada tahun 2011. Pada tahun 2015, masih dalam tahap penyusunan. Berdasarkan peta FSVA yang telah disusun Provinsi Sumatera Barat pada tahun 2011, maka lokasi Ketahanan dan Kerentanan Pangan Provinsi Sumatera Barat di Sumatera Barat dapat dilihat pada gambar berikut : Gambar 3 : Peta Ketahanan dan kerentanan Pangan Provinsi FSVA Sumatera Barat