Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis
_____________________________________________________ RENSTRA_BKP 2016
2021
55
pendekatan wilayah administratif provinsi dengan muatan substansi mencakup rencana struktur ruang dan rencana pola ruang. RTRWP juga disusun berdasarkan
pendekatan nilai strategis kawasan dan atau kegiatan kawasan dengan muatan substansi yang dapat mencakup hingga penetapan zonasi peruntukan.
Penetapan zonasi tersebut dimaksudkan sebagai operasionalisasi rencana umum tata ruang dan sebagai dasar penetapan indikasi arahan peraturan zonasi.
I ndikasi arahan peraturan zonasi merupakan ketentuan yang mengatur tentang persyaratan pemanfaatan ruang dan ketentuan pengendaliannya dan disusun
untuk setiap zona peruntukan. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kota dan indikasi arahan peraturan zonasi yang melengkapi rencana umum tersebut
menjadi salah satu dasar dalam pengendalian pemanfaatan ruang sehingga pemanfaatan ruang dapat dilakukan sesuai dengan rencana umum tata ruang
yang telah disusun. Program Perwujudan Pembangunan Ketahanan Pangan di Provinsi Sumatera Barat, sebagaimana yang terdapat pada lampiran I ndikasi
Program Tahun 2009-2029 dapat digambarkan sebagai berikut :
_____________________________________________________ RENSTRA_BKP 2016
2021
56
Tabel 3.4.1. I ndikasi Pusat Kegiatan Pengembangan Pertanian
Provinsi Sumatera Barat Tahun 2009 - 2029
2009 2010 2011 2012 2013 14-18 19-23 24-29
3 Pengembangan Kawasan
Pertanian dan -
Perluasan lahan padi sawah
beririgasi teknis seluas 53.020 Ha
DI Batang Anai II, DI Inderapura, DI Batang Tongar,
DI Batang Batahan, DI Panti Rao, DI Batanghari
APBD SWASTA
Dinas Pertahor
Program Peningkatan
Sarana dan Prasarana
Pengembangan Pertanian
- Peningkatan
produktifitas lahan padi sawah
lahan padi sawah yang ada di Provinsi Sumatera Barat.
APBD Dinas
Pertahor PemKabK
ota
- Pengembangan
komoditi sayuran seperti kubis,
kentang, bawang merah, cabe
Kab. Agam, Kab. Tanah Datar, Kab. Solok, Kab. Limapuluh
Kota, Kab. Pasaman Barat, Kota Pariaman
APBD Dinas
Pertahor PemKabK
ota
- Pengembangan
buah-buahan seperti : manggis,
pisang, jeruk, melinjo, markisah,
alpokat, salak Kab. Padang Pariaman, Kab.
Pasaman, Kab. Lima puluh Kota, Kab. Agam, Kab. Tanah
Datar, Kab. Padang Pariaman, Kab. Solok, Kab. Solok
Selatan, Kab. Sijunjung, Kab. Dharmasraya, Kab. Kep.
Mentawai, Kota Pariaman, APBD
Dinas Pertahor
PemKabK ota
- Pengembangan
Tanaman hias dan obat-obatan
Kota Bukittinggi, Kota Padang Panjang, Kota Padang, kota
Payakumbuh, Ka. Limapuluh Kota, Kab. Tanah Datar.
APBD Dinas
Pertahor PemKabK
ota -
Pengembangan komoditas
pertanian organik Sentra produksi
APBD Dinas
Pertahor PemKabK
ota -
Pengembangan kawasan
agropolitan 18 kabkota, khususnya di :
Kabupaten Solok, Kab. Agam, Kab.Tanah Datar, Kab. Pesisir
Selatan, Kab. Padang Pariaman, Kab. Lima Puluh
Kota, dan Kabupaten Pasaman
APBN APBD
Dinas Pertahor
prov KabKota
- Diversifikasi dan
Ketahan Pangan Masyarakat
18 kabkota APBN
APBD Badan
ketahanan pangan
prov KabKota
- Peningkatan
Ketahan Pangan 18 kabkota
APBN APBD
Badan ketahanan
pangan prov
KabKota
Sumber Dana
Pelaksana Tahun Pelaksanaan
No. Program
Kegiatan Lokasi
Dari tabel tersebut terlihat bahwa ruang lingkup ketahanan pangan termasuk pada Program Pengembangan Kawasan Pertanian dan Program
Peningkatan Sarana dan Prasarana Pengembangan Pertanian, dapat dijadikan salah
satu upaya
pengembangan ketahanan
pangan melalui
kegiatan pemberdayaan
masyarakat dalam
mengelola kawasan
sebagai sentra
pengembangan produk pangan olahan berbasis sumberdaya lokal, sehingga dapat memberikan dampak kepada masyarakat melalui peningkatan nilai tambah serta
memberikan peningkatan pendapatan masyarakat .
Dari proses KLHS terdapat 5 I su strategis, yaitu: 1 Alih Fungsi Lahan; 2 Penurunan Kualitas Hutan; 3 Penurunan Kualitas Air; 4 Penurunan Ketersedian
_____________________________________________________ RENSTRA_BKP 2016
2021
57
air; dan 5 Pencemaran udara, dan dari hasil kajian pengaruh didapatkan 12 program prioritas yang diperkirakan memiliki pengaruh dampak negatif terhadap
isu strategis, diantaranya adalah Program Peningkatan Ketahanan Pangan.
Selanjutnya untuk melihat ringkasan KLHS, implikasi terhadap pelayanan Badan Ketahanan Pangan dan rekomendasi terhadap perumusan program dan
kegiatan Badan Ketahanan Pangan dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.4.2. Hasil Analisis terhadap Dokumen KLHS Provinsi
No. Aspek Kajian
Ringkasan KLHS Implikasi terhadap
Pelayanan SKPD Catatan Bagi Perumusan Program dan
Kegiatan SKPD
1 Peningkatan Ketahanan
Pangan - Peningkatan degredasi lahan
Ketahanan Pangan wilayah harus tetap
terjaga Program Peningkatan Ketahanan
Pangan harus berwawasan lingkungan dengan memperhatikan :
- Peningkatan emisi gas rumah kaca dari penggunaan pupuk
- kemampuan dan kesesuaian lahan. - Terjadinya konversi hutan
- Mencegah terjadinya alih fungsi lahan pangan serta menjamin
ketersedian lahan dengan mempercepat proses pelaksanaan UU
41 Tahun 2010 tentan LP2B
- Menurunnya kualitas air dan tanah - Pengembangan rumah pangan lestari
RPL - Mengimplementasikan konsep
ekohidrologi sungai - Penyesuaian lokasi dengan Tata
ruang wilayah 2 Pengembangan
Kawasan Sentra Produksi dan
Agribisnis - Menurunnya kualitas air dan tanah,
- Penurunan Produksi Pangan
Pengembangan Kawasan Sentra Produksi dan Agribisnis harus
berwawasan lingkungan dengan memperhatikan antara lain :
- Meningkatnya emisi gas rumah kaca GRK,
- Keamanan produksi pangan
cemaran bahan kimia
- Melakukan kajian lokasi - Terganggunya ekosistem perairan,
- Mengurangi penggunaan bahan kimia untuk pertanian
- Degradasi vegetasi dan lahan, - Memperhatikan keseimbangan
ekosistem - Menurunnya populasi biota perairan,
- Konservasi tanah - Terpicunya penurunan populasi ikan
tertentu, - Menjaga stabilitas produksi secara
berkelanjutan - Terganggunya aliran tanah, konversi
lahan, - Melaksanakan penelitian secara
sistematis dan terarah untuk pengembangan agribsnis yang
berkelanjutan - Terdampak bahaya penggunaan
pestisida dan atau teknologi pertanian umum yang tidak ramah lingkungan.
Terjadinya alih fungsi lahan - Melakukan sosialisasi pada
konsumen agar memperhatikan produk pertanian yang ramah
lingkungan
- Menciptakan jaringan kemitraan dengan berbagai pihak untuk
pengembangan sistem pertanian berkelanjutan