Karakteristik Anak Usia Dini Tema

30 5 Komunikasi antara guru dan anak dilaksanakan secara akrab 6 Guru memberi contohteladan dalam cara menggunakan bahasa 7 Bahan mengandung isi untuk pengembangan intelektual, emosional serta sesuai dengan taraf perkembangan anak dan lingkungannya. 8 Tidak diberikan pelajaran membaca dan menulis seperti di SD.

3. Karakteristik Anak Usia Dini

Anak usia dini seperti anak TKRA dapat dikenali karakteristik fisik, sosial, emosi, dan kognitifnya. Ciri-ciri anak usia dini tersebut dapat dirinci sebagai berikut. a. Ciri Fisik 1 Sangat aktif; 2 Melakukan banyak kegiatan; 3 Otot-otot besar lengan, kaki lebih dulu berkembang dari otot yang lebih kecil jari; 4 Koordinasi tangan, kaki dan mata belum sempurna; 5 Tubuh lentur sehingga mudah bergerak; dan 6 Anak laki-laki umumnya lebih besar dari anak perempuan. b. Ciri Sosial 1 Bersahabat hanya pada satu atau dua orang dan mudah berganti; 2 Bermain dalam kelompok yang kecil; 3 Anak yang lebih muda bermain bersebelahan dengan anak yang lebih besar; 4 Pola bermain bervariasi sesuai dengan kelas sosial dan jenis kelamin gender; 5 Sering terjadi perselisihan dan mudah berbaikan kembali; dan 6 Telah menyadari peran jenis kelamin. 31 c. Ciri Emosi 1 Mengekspresikan emosinya dengan bebas dan terbuka; 2 Sikap marah lebih sering diperlihatkan; 3 Iri hati pada anak yang lain; dan 4 Selalu memperebutkan perhatian orang dewasa di dekatnya gurunya. d. Ciri Kognitif 1 Umumnya terampil dalam berbahasa; 2 Memiliki rasa ingin tahu yang besar; dan 3 Mengemukakan pikiran secara terbuka dan spontan.

4. Pemanfaatan Media dan Sumber Belajar a. Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dapat dimanfaatkan untuk memfasilitasi pengembangan kemampuan berbahasa Sunda. Teknologi komunikasi berupa media cetak dan elektronik. Dalam batas-batas dan cara-cara tertentu semua itu dapat dimanfaatkan untuk membantu meningkatkan kualitas pengembangan kemampuan berbahasa Sunda.

b. Pemanfaatan Lingkungan Alam, Sosial, dan Seni-budaya

Sumber pengembangan kemampuan berbahasa Sunda dapat pula berupa lingkungan alam, masyarakat, dan budaya Sunda. Anak didik diupayakan agar berhubungan langsung dengan masyarakat untuk mengetahui kehidupan bahasa dan budaya Sunda saat ini, yang selanjutnya dijadikan informasi dalam pengembangan kemampuan berbahasa Sunda. 32

5. Diversifikasi Kurikulum a. Kesamaan Memperroleh Kesempatan

Pelaksanaan kurikulum tidak mengarah kepada penyeragaman untuk semua sekolah atau anak didik. Keadaan daerah yang berlainan dan kemampuan anak didik yang berbeda justru menjadi sumber pemerkayaan diri. Diversifikasi pada kurikulum memberikan peluang bagi anak didik yang berkemampuan lebih untuk meningkatkan diri melalui kegiatan tambahan. Penyediaan tempat yang memberdayakan semua anak didik untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap sangat diutamakan. Seluruh anak didik dari berbagai kelompok seperti yang kurang, berbakat, dan yang ungggul, berhak menerima pendidikan yang tepat sesuai dengan kemampuan dan kecepatannya.

b. Kategorisasi Lokasi Kebahasaan

Selain bahasa Sunda, di Jawa Barat terdapat pula bahasa- bahasa daerah lain yang wilayah pemakaiannya tidak berdasarkan daerah administrasi pemerintahan. Dalam hubungan itu, bagi daerah-daerah yang anak didiknya berbahasa ibu bukan bahasa Sunda, kompetensi dasar itu perlu disesuaikan dengan keadaan kebahasaan daerah setempat. pengembangan kemampuan berbahasa Sunda tidak berlangsung untuk semua kompetensi dasar, dipilih mana yang mungkin bisa dilaksanakan. Misalnya, di wilayah Cirebon, Indramayu, Depok, dan Bekasi.

6. Tema

Tema merupakan alat atau wadah untuk mengenalkan berbagai konsep kepada anak didik secara utuh. Dalam pembelajaran, tema diberikan dengan maksud menyatukan isi kurikulum dalam satu kesatuan yang utuh, memperkaya 33 perbendaharaan bahasa anak didik dan membuat pembelajaran lebih bermakna. Penggunaan tema dimaksudkan agar anak mampu mengenal berbagai konsep secara mudah dan jelas. Penentuan tema hendaknya memperhatikan prinsip- prinsip berikut. 1 Kedekatan, artinya tema hendaknya dipilih mulai dari tema yang terdekat dengan kehidupan anak ke tema yang semakin jauh dari kehidupan anak. 2 Kesederhanaan, artinya tema hendaknya dipilih mulai dari tema-tema yang sederhana kepada tema-tema yang lebih rumit bagi anak 3 Kemenarikan, artinya tema hendaknya dipilih mulai dari tema-tema yang menarik minat anak kepada tema-tema yang kurang menarik minat anak 4 Keinsidentalan, artinya peristiwa atau kejadian di sekitar anak sekolah yang terjadi pada saat pembelajaran berlangsung hendaknya dimasukkan dalam pembelajaran walaupun tidak sesuai dengan tema yang dipilih pada hari itu. Penentuan tema dapat dilakukan melalui langkah-langkah berikut. 1 Mengidentifikasi tema yang sesuai denga hasil belajar dan indikator dalam kurikulum. 2 Menata dan mengurutkan tema berdasarkan prinsip pemilihan tema. 3 Menjabarkan tema ke dalam sub-tema agar cakupan tema tidak terlalu luas. 4 Memilih sub-tema yang sesuai. Tema-tema yang dapat dikembangkan di TKRA, antara lain: 1 diri sendiri, 2 lingkunganku, 3 kebutuhanku, 4 binatang, 5 tanaman, 6 rekreasi, 7 pekerjaan, 8 air, udara, dan api, 9 alat komunikasi, 10 tanah airku, dan 11 alam semesta. 34

7. Penilaian