Persentase Kasus Pengaduan yang telah ditindaklanjuti

 Langkah­langkah antisipatif a Koordinasi dengan pihak­pihak terkait; b Partisipasi aktif SKPD dengan selalu mendorong SKPD untuk segera menindaklanjuti hasil temuan pemeriksaan. c Memonitoring perkembangan tindak lanjut pada obyek pemeriksaan.

3. Persentase Kasus Pengaduan yang telah ditindaklanjuti

No INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN 2015 2016 2015 2016 2015 2016 3 Persentase kasus pengaduan ditindaklanjuti 15 kasus 18 kasus 24 kasus 21 kasus 160 116,7 Dari tabel diatas dapat diuraikan indikator Persentase Kasus pengaduan ditindaklanjuti untuk tahun 2016 ditargetkan sebanyak 18 kasus baik kasus PNS maupun Pengaduan masyarakat, organisasi independen lainya, dengan target 100. Kasus Pengaduan ini telah ditindaklanjuti terealisasi sebanyak 21 kasus atau 116,7. Sedang untuk tahun 2015 ditargetkan Laporan pengaduan kasus yang ditindaklanjuti sebanyak 15 kasus dan terealisasi 24 kasus atau 160. Kalau dibanding tingkat capaian tahun 2015 dengan tahun 2016 target pencapaian tahun 2016 lebih rendah dari tahun 2015, tetapi sudah melebihi dari target yang ditetapkan. Hal ini disebabkan pengaduan yang masuk ke Inspektorat untuk tahun 2016 juga mengalami penurunan, pengaduan yang disampaikan ke Inspektorat sebanyak 21 kasus yang terdiri dari kasus PNS, Kasus Pengaduan dari masyarakat. LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016 INSPEKTORAT KABUPATEN TANAH DATAR 29 Persentase Kasus yang dapat diselesaikan diatas dapat yang menjadi faktor keberhasilan, kegagalanhambatan dan kendala serta langkah­langkah antisipatif yang akan diambil dalam pelaksanaan kegiatan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :  Faktor keberhasilan a Laporan pengaduan atau kasus yang masuk ke Bupati cepat ditindaklanjuti oleh Inspektorat; b Dari laporan yang disampaikan secara umum tidak ada indikasi kerugian negaraDaerah tetapi lebih kepada kasus administrasi dan PNS.  Faktor kegagalan Tidak terdapat faktor yang menyebabkan kegagalan program ini  Langkah­langkah antisipatif a Koordinasi yang lebih komprehensif menyeluruh dan lebih baik lagi agar kasus­kasus tersebut tidak berdampak pada kerugian daerah baik jangka panjang maupun jangka pendek b Terhadap kegiatan­kegiatan yang dalam pelaksanaannya terdapat kendala hendaknya dikomunikasikan untuk menghindari resiko yang terjadi dikemudian hari.

4. Persentase Evaluasi LAKIP SKPD.