Pengembangan Industri Kecil URAIAN TEORITIS

b Pembangunan yang makin berkeadilan dan transparan c Ketersediaan SDM yang berkualitas eks PHK d Sumber daya lama yang beraneka ragam e Terpuruknya usaha-usaha pengusaha besar f Apresiasi US dolar yang sangat tinggi. Adanya tantangan dan kendala yang dihadapi oleh usaha kecil dan menengah, yang diimbangi dengan peluang usaha yang terbuka dengan lebar, tentunya tidak akan dibiarkan begitu saja oleh pemerintah. Hal ini tentu saja harus dicarikan jalan keluar dengan sebaik-baiknya. Apalagi pemerintah menyadari usaha kecil dan menegah masih dapat menyerap tenaga kerja di tengah situasi perekonomian yang sedang terpuruk. Melihat kondisi ini, tentunya bagi pengusaha kecil dan menengah harus dijadikan tonggak awal bagi pengembangan dan kesempatan usaha yang seluas-luasnya, terutama untuk menggantikan posisi pengusaha besar yang sedang terpuruk. Pemerintah tentunya akan membantu pengusaha kecil dan menengah untuk mengembangkan usaha, tanpa melihat besar atau kecilnya skala usaha yang dilakukan.

2.5 Pengembangan Industri Kecil

Faisal Basri 1995 : 153 menjelaskan bahwa untuk pengembangan industri kecil di masa yang datang ada 3 hal yang harus diperhatikan, yaitu: a. dalam konteks kebijakan, peran penting pemerintah hendaknya menjamin terintegrasinya kepentingan industri kecil dalam kebijakan makro ekonomi dan tidak diskriminatif. Pengembangan industri kecil tidak hanya berdasarkan atas azas Universitas Sumatera Utara pemerataan tetapi lebih terkait dengan kelangsungan pertumbuhan ekonomi dan kesempatan kerja. b. Di tingkat kelembagaan, mekanisme kerjasama antara lembaga pemerintahan, swasta maupun swadaya harus dikembangkan berdasarkan pembagian kerja fungsional. c. Prioritas pengembangan industri kecil haruslah dalam konteks pertumbuhan ekonomi dan kesempatan kerja. Ini berarti pengembangan infrastuktur haruslah diorientasikan kepada pola distribusi sumber daya yang merata terhadap pelaku ekonomi yang ada. Inti dari pengembangan industri kecil sebagaimana dikemukakan di atas pada dasarnya terletak pada upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Dengan adanya sumber daya manusia yang bermutu, maka industri kecil akandapat tumbuh dan berkembang menjadi industri kecil yang tangguh. Hingga saat ini sebenarnya sudah banyak yang dilakukan pemerintah untuk membantu industri kecil.. Mulai dari menciptakan banyak credit schemes dari perbankan, keharusan BUMN menyisihkan sebagian dari profitnya untuk membantu industri kecil, menciptakan sentra-sentra, hingga gerakan nasional kemitraan usaha. Tetapi sayangnya fakta menunjukkan bahwa hingga saat ini kinerja industri kecil negara-negara lain seperti Taiwan, Singapura, dan Korea Selatan. program-program pemerintah selama ini ternyata tidak terlalu efektif Tambunan, 1999 : 221. Menurut Tambunan salah satu penyebabnya adalah bahwa selama ini pemerintah belum memiliki visi yang jelas mengenai peranan industri kecil di dalam perekonomian Indonesia, dan hal ini sangat mempengaruhi kebijaksanaan pengembangan industri kecil selama ini. Industri kecil dianggap penting hanya sebagai salah satu instrument politik untuk menanggulangi masalah-masalah kemiskinan dan ketimpangan dalam distribusi Universitas Sumatera Utara pendapatan. Industri kecil tidak hanya dilihat sebagai suatu kelompok unit usaha yang seharusnya terintegrasi sepenuhnya didalam dunia usaha nasional secara nyata. Industri kecil harus dilihat sebagai unit usaha yang terintegrasi sepenuhnya dengan industri menengah dan besar d idalam industri nasional. Peranan pemerintah juga harus berubah. Peranan pemerintah dalam mendukung industri kecil dan menengah hanyalah sebagai fasilisator, stimulator, regulator, dan stabilisator. Hal utama yang perlu dilakukan pemerintah, khususnya pemerintah daerah setempat, bukan memberikan segala macam fasilitas-fasilitas kemudahan seperti credit schemes dengan suku bunga murah, melainkan menghilangkan segala market distortions, termasuk pemerintah harus hand-off dari segala macam pengaturan-pengaturan tata niaga yang kenyataanya selama ini hanya memperbesar distorsi pasar yang lebih merugikan industri kecil itu sendiri.

2.6 Strategi Pemberdayaan Industri Kecil