BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Penduduk Indonesia merupakan campuran ras Mongoloid dan Austromelanesit Austroloid dan Negroid yang menghasilkan ras Proto Melayu dan
Deutro Melayu.
1
Adanya pencampuran ras ini menyebabkan karakteristik gigi manusia Indonesia sulit untuk ditentukan, diantaranya bentuk morfologi seperti tonjol
carabelli pada gigi molar pertama dan bentuk shovel pada gigi insisivus pertama
rahang atas.
Tonjol carabelli adalah tonjol tambahan yang terdapat disisi palatal dari tonjol mesiopalatal molar permanen pertama rahang atas.
2
Kraus membagi tonjol carabelli kedalam lima tipe yaitu: tipe I pronounced tubercle, tipe II slight tubercle, tipe III
groove, tipeIV pit dan tipe V absent. Karakteristik gigi yang bersifat diturunkan ini dipengaruhi oleh pertumbuhanperkembangan gigi, lingkungan dan evolusi.
3
Berdasarkan hasil penelitian Bhatt V, Narayan N 1993, tonjol carabelli lebih banyak dijumpai pada laki-laki daripada perempuan. Tipe absent lebih sering
dijumpai pada perempuan.
4
John W Hsu cit. Junastuti M, Tyas C, 2006 menyatakan tonjol carabelli seringkali ditemukan bilateral pada gigi molar pertama rahang atas
tetapi karena adanya sistem mastikasi keberadaannya bisa menjadi unilateral.
3
Bentuk shovel adalah kombinasi bentuk dari permukaan lingual yang konkaf dengan penonjolan marginal ridge yang mengelilingi fossa central pada gigi insisivus
Universitas Sumatera Utara
permanen pertama rahang atas.
5
Herdlicka membagi bentuk shovel kedalam empat skor yaitu: skor 0 bentuk shovel tidak ada, skor 1 bentuk shovel samar-samar, skor
2 semi shovel, skor 3 shovel.
6
Hanihara 1975 cit. Tongkom S, 1994 menyatakan tidak ada perbedaan yang berarti antara prevalensi bentuk shovel gigi insisivus laki-
laki dan perempuan begitu juga dengan prevalensi antara gigi insisivus kiri dan kanan.
7
Karakteristik gigi yang juga bersifat diturunkan ini dipengaruhi oleh oklusi dan adaptasi dalam pertumbuhan perkembangannya.
3
Pada ras Mongoloid prevalensi tonjol carabelli rendah dibandingkan ras Kaukasoid. Namun, lebih sering ditemukan gigi insisivus dengan bentuk shovel.
3
Yaacob menyatakan prevalensi bentuk shovel pada gigi insisivus ras Mongoloid mendekati 90.
8
Alvesalo 1975 cit. Mavrodisz K et al, 2007 melaksanakan penelitian untuk masyarakat Eropa ras Kaukasoid menyimpulkan bahwa tonjol
carabelli didapat sebanyak 70-90 pada masyarakat tersebut.
9
Karakteristik gigi berupa tonjol carabelli dan bentuk shovel dapat digunakan untuk membedakan ras
Kaukasoid dengan ras Mongoloid.
10
Secara umum manusia Indonesia mirip ras Mongoloid, tidak selalu dijumpai tonjol carabelli pada gigi molar perama rahang atas. Berdasarkan hasil penelitian
Mindya Juniastuti 2006 pada mahasiswa FKG UI suku Batak, Jawa dan Cina, didapat tipe tonjol carabelli terbanyak adalah tipe Vabsent 42 -51 dan tipe tonjol
carabelli paling sedikit ditemui adalah tipe Ipronounced tubercle 2 - 4 .
3
Hasil penelitian Wahjuningsih 2005, pada populasi Cina didapat bentuk shovel terbanyak
adalah semishovel 39,5, populasi Tengger adalah shovel kecil 41,2, populasi
Universitas Sumatera Utara
Jawa adalah shovel samar-samar 38,6, populasi Madura adalah bentuk shovel samar-samar 34,3 dan untuk populasi NTT yang terbanyak adalah bentuk shovel
samar-samar 35.
11
Penelitian mengenai bentuk morfologi gigi ini penting, mengingat belum adanya penelitian bentuk morfologi gigi yang dikaitkan dengan ras yang ada di
Medan, sehingga penulis merasa perlu dilakukan penelitian untuk mendapatkan bentuk morfologi gigi yang bisa dijadikan karakteristik gigi geligi ras-ras yang ada di
Medan, dimana subjek yang dipilih pada penelitian ini adalah model rahang atas mahasiswa FKG USU ras Proto Melayu, Deutro Melayu dan Cina.
1.2 Rumusan Masalah