biasanya dismenorea primer timbul pada masa remaja, yaitu 2-3 tahun setelah menstruasi pertama Kasdu, 2008. Dismenorea sekunder lebih jarang ditemukan
hanya terjadi pada 25 wanita yang mengalami dismenorea. Dimana gangguan haid disebabkan adanya gejala penyakit yang berhubungan dengan kandungan Maulana,
2008. Hasil penelitian pada tahun 2002 di 4 SLTP di Jakarta menunjukkan bahwa
nyeri haid paling sering muncul pada usia 12 tahun 46,7, dengan rata-rata usia 12–19 tahun. Pada 56,5 siswi, merasakan nyeri haid yang tidak menentu, dimana
23,6 terjadi bersamaan dengan datangnya haid, 13,6 terjadi sebelum datangnya haid, dan pada 6,2 terjadi setelah datangnya haid. Puncak nyeri haid pada sebagian
besar 53,3 responden tidak menentu. Sebagian besar 89,7 rasa nyeri berlokasi diperut bagian bawah, sedangkan 5,3 pada sisi dalam paha dan 4,4 pada bokong.
Keluhan lain yang menyertai nyeri haid berupa pusing sebanyak 37,4, sakit kepala 16,6 dan mual 10,7. Rasa muntah, diare, pingsan dan lain-lain jarang terjadi
Gunawan, 2002, Baziad, 2003. Berdasarkan data diatas, dimana sebagian wanita harus rela kehilangan
kesempatan kerja, sekolah dan kehidupan keluarganya, maka tampak nyata bahwa dismenorea sangat besar pengaruhnya pada siklus kehidupan seorang wanita. Oleh
karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian ini.
B. Perumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, tingginya angka kejadian dismenorea yang mencapai 45-90 dialami oleh wanita usia reproduksi Edmunson, 2006.
Universitas Sumatera Utara
Khususnya angka kejadian dismenorea primer. Bagaimanakah tingkat Pengetahuan dan tindakan remaja putri dalam mengatasi dismenorea primer di SMAN 7
Pekanbaru ?
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengetahuan dan tindakan remaja putri dalam mengatasi dismemorea primer di SMAN 7 Pekanbaru.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus penelitian adalah : a. Untuk mengetahui pengetahuan remaja putri tentang dismenorea primer.
b. Untuk mengetahui tindakan apa yang akan dilakukan remaja putri dalam menghadapi dismenorea primer.
D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat hasil penelitian ini penulis melihat dari berbagi segi, yaitu :
1. Bagi SMAN 7 Pekanbaru
a. Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan
remaja putri tentang dismenorea dan tindakan mereka dalam mengatasinya.
Universitas Sumatera Utara
b. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk
merumuskan kebijakan tentang perlunya program pendidikan kesehatan reproduksi remaja khususnya tentang dismenorea dengan mendatangkan
dokter atau dengan mengadakan seminar yang membahas tentang dismenorea.
2. Bagi peneliti
a. Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan tentang gambaran tingkat
pengetahuan remaja putri tentang dismenorea dan bagaimana cara mereka mengatasinya.
b. Hasil penelitian ini dapat di jadikan sebagai bahan penerapan ilmu yang di
dapat selama kuliah
3. Manfaat bagi Profesi
Dapat digunakan sebagai bahan acuan bagi bidan untuk menambah wawasan dibidang ilmu kebidanan.
4. Manfaat bagi Institusi D-IV Bidan Pendidik USU
Untuk dapat digunakan sebagai bahan masukan atau sumber bacaan bagi mahasiswa yang akan melakukan penelitian yang sama.
BAB II
Universitas Sumatera Utara
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengetahuan Knowledge
Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca
indera manusia Notoatmodjo, 2005. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang over behavior. Karena itu dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan. Notoatmodjo
mengungkapkan pendapat Rogers bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru berperilaku baru di dalm diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni :
1. Awareness kesadaran, dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui
terlebih dahulu terhadap stimulus objek. 2.
Interest merasa tertarik, terhadap stimulus atau objek tersebut. Disini sikap subjek sudah mulai terbentuk.
3. Evaluation menimbang-nimbang, terhadap baik atau tidaknya stimulus tersebut
bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi. 4.
Trial, dimana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dikehendaki stimulus.
5. Adoption adaptasi dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan
pengetahuan. Kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.
Universitas Sumatera Utara
Namun demikian dari penelitian selanjutnya Rogers menyimpulkan bahwa perubahan perilaku tidak selalu melewati tahap-tahap tersebut diatas Notoatmodjo,
2005.
B. Tindakan Perveption
Suatu sikap belum optimis terwujud dalam suatu tindakan over behaviour. Untuk terwujudnya sikap menjadi suatu perubahan nyata diperlukan faktor
pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain fasilitas Notoatmodjo, 2005.
Tingkat-tingkat tindakan : 1.
Persepsi perception Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan
diambil. 2.
Respon terpimpin guided respon Dapat melakukan sesuatu dengan urutan yang benar sesuai dengan contoh
3. Mekanisme mechanism
Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis atau suatu ide sudah merupakan suatu kebiasaan.
4. Adaptasi adaptasion
Merupakan praktek yang sudah berkembang dengan baik. Artinya tindakan itu sudah dimodofikasinya sendiri tanpa mengurangi kebenaran tindakannya tersebut
Notoatmodjo, 2005.
Universitas Sumatera Utara
C. Remaja