tentang proses haid, mudah timbul dismenorea. Faktor konstitusi erat hubungannya dengan kejiwaan Winkjosastro, 1999. Sementara untuk responden
yang menjawab faktor kejiwaanpsikis tidak memegang peranan penting sebagai penyebab dismenorea, hal ini diasumsikan kemungkinan dari responden tidak
pernah mengalami seperti itu. Dari hasil penelitian dapat dilihat hanya 38 orang responden 34,5 yang
menjawab dismenorea sering datang 24 jam sebelum haid datang dan berlangsung sampai 12 jam pertama dari masa haid. Dismenorea muncul biasanya 24 jam
sebelum haid datang dan berlangsung sampai 12 jam pertama dari masa haid. Setelah itu rasa nyeri hilang Baziad, 2003 namun tidak menutup kemungkinan
munculnya nyeri haid saat hari pertama atau hari kedua dari masa haid. Hal ini diasumsikan penulis bahwa responden memiliki pengetahuan yang kurang dalam
hal pengetahuan tentang sering timbulnya dismenorea sehingga kemungkinan jawaban mereka ini adalah kenyataan di waktu timbulnya dismenorea yang sering
mereka alami. Selain itu dapat diketahui bahwa tentunya teori dari jawaban yang benar diatas sudah dilakukan penelitian, namun tidak harus sesuatu yang
seseorang alami harus sama dengan teori.
3. Tindakan remaja putri dalam mengatasi dismenorea primer.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui masih banyak tindakan dari pertanyaan yang kurang baik sebanyak 87 orang 79,1 dilakukan
responden untuk mengatasi dismenorea primer. Dari 110 orang diatas diketahui bahwa responden yang melakukan tindakan baik dalam mengatasi dismenorea
hanya 23 orang 20,9. Sebanyak 89 orang responden 80,9 tidak pernah
Universitas Sumatera Utara
berkonsultasi dengan gurunya saat mengalami dismenorea, saat mengalami dismenorea remaja putri tersebut tidak meminum obat untuk menghilangkan
nyeri yang ia rasakan sebanyak 76 orang 69,1, dan dari 97 orang responden 88,2 melakukan olahraga teratur untuk mengurangi dismenorea, sedangkan 92
orang responden 83,6 saat mengalami dismenorea memilih tidur, dan 102 orang 92,7 dari responden tidak pernah berkonsultasi kedokter saat
dismenorea. Tindakan adalah reaksi dari pengetahuan yang berupa perbuatan
Notoadmodjo, 2000. Dalam menghadapi dismenorea ini ada beberapa hal yang harus dilakukan untuk melakukan penyembuhanpenanganan yang meliputi
pemberian penerangan dan nasehat, pemberian obat analgesikanti nyeri, terapi hormonal, terapi dengan obat nonsteroid antiprostaglandin, sampai pada dilatasi
kanalis servikalis. Menurut Notoadmodjo 2003 bahwa setelah orang mengetahui stimulusobjek, kemudian mengadakan penelitianpendapat apa yang diketahui.
Proses selanjutnya diharapkan akan melaksanakanmempraktekkan apa yang diketatahui atau disikapinya.
Dari hasil penelitian ini penulis mendapatkan bahwa tindakan yang dilakukan oleh remaja putri SMUN 7 Pekanbaru masih kurang baik dalam
mengatasi dismenorea yang ia rasakan. Hal ini disebabkan oleh pengetahuan remaja yang kurang tentang seputar dismenorea dan ini sangat tidak baik bagi
remaja putri dalam mengatasi dismenorea yang ia rasakan. Sehubungan dengan hal ini untuk mengatasi dismenorea pada remaja maka remaja harus diberikan
stimulusinformasi dan yang sangat berperan disini adalah orang tua remaja putri
Universitas Sumatera Utara
tersebut dan institusi pendidikan dimana mereka sekolah untuk dapat memberikan informasi dan pengetahuan kepada mereka.
Sehingga penulis berpendapat bahwa pentingnya penerangan dan nasehat tentang dismenorea dan berbagai cara untuk mengatasinya diberikan pada remaja
putri di SMUN7 Pekanbaru ini agar mereka semua dapat mengatasi nyeri haid yang mereka rasakan dengan baik dan benar.
B. Keterbatasan Penelitian