Pengetahuan dan Tindakan Remaja Putri Dalam Mengatasi Dismenorea Primer di SMUN 7 Pekanbaru

(1)

PROGRAM D IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATRA UTARA

Karya Tulis Ilmiah, Juni 2009 Febrianti

Pengetahuan dan Tindakan Remaja Putri Dalam Mengatasi Dismenorea Primer di SMUN 7 Pekanbaru

x+ 43 hal + 5 tabel + 1 skema + 10 lampiran

Abstrak

Dismenorea adalah menstruasi yang menimbulkan rasa nyeri, keadaan ini mengenai 60-70% dari wanita yang mengalami menstruasi. Dismenorea primer terjadi sejak usia remaja yang biasanya terjadi pada usia antara 15-25 tahun dan kemudian hilang pada usia akhir 20an atau awal 30an, hal ini disebabkan oleh kelebihan/meningkatnya perasan pada otot-otot polos dan terjadi karena adanya peningkatan kontraksi uterus dan penurunan aliran darah. Penelitian ini bersifat deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui pengetahuan dan tindakan remaja putri dalam mengatasi dismenorea primer di SMUN 7 Pekanbaru tahun 2008. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswi SMUN 7 Pekanbaru sebanyak 439 orang dan yang menjadi sampel adalah 110 orang, dengan metoda pengambilan sampel stratifield proportional random sampling. Hasil penelitian yang diperoleh dari pengetahuan dan tindakan remaja putri dalam mengatasi disminorea primer menunjukkan yang berpengetahuan cukup 56 orang (50,9%), dan yang mempunyai tindakan kurang baik 87 orang (79,1%). Maka perlu adanya penyuluhan yang berkelanjutan tentang dismenorea dan masalah-masalah tentang kesehatan reproduksi lainnya. Sehingga remaja putri dapat mengenal secara dini gangguan-gangguan yang terjadi terhadap alat reproduksinya dan dapat menjaga kesehatan reproduksi dengan baik.

Kata kunci : Dismenorea primer, Remaja, Pengetahuan, Tindakan. Daftar pustaka 21 (1995-2008)


(2)

PENGETAHUAN DAN TINDAKAN REMAJA PUTRI DALAM MENGATASI DISMENOREA PRIMER DI SMUN 7 PEKANBARU

FEBRIANTI NIM 085102023

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATRA UTARA


(3)

Judul : Pengetahuan dan tindakan remaja putri dalam

mengatasi dismenorea primer di SMUN 7 Pekanbaru Nama Mahasiswa : Febrianti

NIM : 085102023

Program Studi : D-IV Bidan Pendidik FK-USU

Pembimbing Penguji I

( Dr.Rina Amelia. MARS ) ( Setiawan, SKp, MNS )

II Penguji II

( dr. Ichwanul Adenin. SpOG )

III Penguji III

( dr. Rina Amelia. MARS )

Program D-IV Bidan Pendidik telah menyetujui Karya tulis Ilmiah ini sebagai bagian dari persyaratan kelulusan untuk Sarjana Sains Terapan untuk D-IV Bidan Pendidik

( Nur Asnah, S.Kep.Ns, .M.Kep ) ( dr. Murniati Manik. MSc. SpKK ) NIP. 132 299 794 NIP. 0816308053

Koordinator Karya Ketua Pelaksana


(4)

PERNYATAAN PERSETUJUAN MENGIKUTI SIDANG KTI

NAMA : FEBRIANTI

NIM : 085102023

JUDUL : PENGETAHUAN DAN TINDAKAN REMAJA PUTRI

DALAM MENGATASI DISMENOREA PRIMER DI SMUN 7 PEKANBARU

Menyatakan bahwa mahasiswa tersebut di atas disetujui untuk mengikuti ujian sidang hasil KTI

Medan, 11 Juni 2009 Pembimbing

( Dr.Rina Amelia. MARS ) NIP. 132 306 066


(5)

PROGRAM D IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATRA UTARA

Karya Tulis Ilmiah, Juni 2009 Febrianti

Pengetahuan dan Tindakan Remaja Putri Dalam Mengatasi Dismenorea Primer di SMUN 7 Pekanbaru

x+ 43 hal + 5 tabel + 1 skema + 10 lampiran

Abstrak

Dismenorea adalah menstruasi yang menimbulkan rasa nyeri, keadaan ini mengenai 60-70% dari wanita yang mengalami menstruasi. Dismenorea primer terjadi sejak usia remaja yang biasanya terjadi pada usia antara 15-25 tahun dan kemudian hilang pada usia akhir 20an atau awal 30an, hal ini disebabkan oleh kelebihan/meningkatnya perasan pada otot-otot polos dan terjadi karena adanya peningkatan kontraksi uterus dan penurunan aliran darah. Penelitian ini bersifat deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui pengetahuan dan tindakan remaja putri dalam mengatasi dismenorea primer di SMUN 7 Pekanbaru tahun 2008. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswi SMUN 7 Pekanbaru sebanyak 439 orang dan yang menjadi sampel adalah 110 orang, dengan metoda pengambilan sampel stratifield proportional random sampling. Hasil penelitian yang diperoleh dari pengetahuan dan tindakan remaja putri dalam mengatasi disminorea primer menunjukkan yang berpengetahuan cukup 56 orang (50,9%), dan yang mempunyai tindakan kurang baik 87 orang (79,1%). Maka perlu adanya penyuluhan yang berkelanjutan tentang dismenorea dan masalah-masalah tentang kesehatan reproduksi lainnya. Sehingga remaja putri dapat mengenal secara dini gangguan-gangguan yang terjadi terhadap alat reproduksinya dan dapat menjaga kesehatan reproduksi dengan baik.

Kata kunci : Dismenorea primer, Remaja, Pengetahuan, Tindakan. Daftar pustaka 21 (1995-2008)


(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena atas segala limpahan Rahmat dan karunia-NYA penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah (KTI) yang berjudul ” Pengetahuan dan Tindakan Remaja Putri Dalam Mengatasi Dismenorea Primer di SMUN 7 Pekanbaru ” ini tepat pada waktunya.

Dalam penyusunan Karya Tulis ini, penulis menyadari bahwa banyak sekali keterbatasan yang dimiliki penulis, namun syukurlah berkat dukungan dari semua pihak, maka proposal Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan juga. Untuk itu perkenankanlah penulis untuk mengucapkan rasa terimakasih kepada :

1. Prof.dr. Chairuddin Lubis DTM dan Sp.A (K) selaku rektor Universitas Sumatra Utara.

2. Prof. Gontar A. Siregar, SpPD-KGEH selaku dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatra Utara.

3. dr. Murniati Manik, MSc, SpKK selaku ketua program studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatra Utara.

4. dr. Rina Amelia, MARS selaku pembimbing dan penguji dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah yang telah memberikan bimbingan dan nasehat, serta memberikan kritik dan saran berharga bagi penulis selama membimbing dan menguji sidang KTI sehingga penulis termotivasi untuk menyeleseikan KTI ini.


(7)

5. Setiawan, SKp, MNS. selaku penguji I dalam sidang Karya Tulis Ilmiah dan tim pengajar mata kuliah Metodelogi Penelitian yang banyak memberi masukan dan nasehat kepada penulis dalam penyusunan KTI

6. dr. Ichwanul Adenin. SpOG. selaku penguji III dalam sidang KTI, terimakasih atas nasehat dan saran serta masukan pada penulis dalam penyusunan KTI.

7. Kepala sekolah serta seluruh staf guru SMUN 7 Pekanbaru yang telah memberikan izin pada penulis untuk melakukan penellitian.

8. Seluruh dosen, staf dan pegawai administrasi program studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatra Utara.

9. Ayahanda dan ibunda tercinta yang telah melahirkan dan membesarkan serta mendidik penulis dengan iringan do'a dari lubuk hati yang terdalam semoga ayahanda dan ibunda senantiasa mendapatkan lindungan dan keselamatan dari Allah SWT didunia hingga akhir kelak.

10. Kakakku tercinta, Safrizal, Ira armayanti dan Defri yang selalu memberi dukungan. Adik-adikku tersayang yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

11. Spesial buat belahan hatiku Gatot Febrianto atas segala perhatian dan kasih sayangnya, sandaran pundaknya, kesabarannya, kata-kata ”ajaibnya”, dan dorongan spiritnya. Terimakasih untuk segala bentuk perhatiannya.

12. Sahabat-sahabatku tersayang (Fitri, Dedek, Mimi ntik, Gesti, Delvi, Via dan Weni) Terima kasih untuk kebersamaan, sumbangan kekuatan daan kata-kata spiritnya. 13. Teman-teman angkatan DIV , Terimakasih untuk kebersamaan, kekompakkan dan

10 bulan yang penuh rasa warna. Semoga kita dapat menjadi bidan serta pengajar sejati. Tetap semangat dalam menjalani hidup. dengan iringan doa semoga Allah


(8)

SWT senantiasa melimpahkan taufik dan hidayah-Nya kepada kita, Amin. Semoga sukses mengejar impian.

Dengan tersusunnya Karya Tulis Ilmiah ini, harapan terakhir dari penulis, semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi semua pembaca serta semoga menjadi sumbangan pikiran yang bermanfaat bagi kemajuan pendidikan kesehatan khususnya Akademi Kebidanan dan semua pihak pada umumnya. Penulis juga mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk peneliti selanjutnya.

Medan, Juni 2009


(9)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK………. i

KATA PENGANTAR……… ii

DAFTAR ISI……….. v

DAFTAR TABEL……….. viii

DAFTAR SKEMA………. ix

DAFTAR LAMPIRAN……….. x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah………... 1

B. Perumusan Masalah………. 3

C. Tujuan Penelitian………. 3

1. Tujuan Umum……… 3

2. Tujuan Khusus………... 3

D. Manfaat Penelitian………... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan……… 6

B. Tindakan………. 7

C. Remaja………. 8

D. Dismenorea 1. Pengertian Dismenorea………. 9

2. Klasifikasi………. 10

3. Patofisiologi Dismenorea……….. 11

4. Penanganan……… 12

E. Dismenorea Primer 1. Pengertian Dismenorea Primer……….. 14

2. Patofisiologi Dismenorea Primer……….. 15


(10)

4. Gambaran Klinik……….. 17

5. Penanganan………... 18

BAB III KERANGKA PENELITIAN A. Kerangka Konsep……… 20

B. Definisi Operasional……… 21

BAB IV METODELOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian……… 22

B. Populasi dan Sampel……….. 22

1. Populasi……… 22

2. Sampel………... 22

3. Kriteria sampel………. 23

4. Cara pengambilan sampel……… 23

C. Tempat Penelitian……… 25

D. Waktu Penelitian………. 25

E. Etika Penelitian………... 25

F. Instrumen Penelitian……… 26

G. Prosedur Pengumpulan Data………... 27

H. Rencana Analisa Data………. 28

1. Pengolahan Data………... 28

2. Analisa Data……….. 29

BAB V HASIL PENELITIAN A. Hasil penelitian……… 30

1. Karakteristik Responden………. 30

2. Kategori Pengetahuan………. 31

3. Tindakan Responden……….. 32


(11)

BAB VI PEMBAHASAN

A. Interprestasi Dan Diskusi Hasil……..……… 34

1. Umur Responden………. 34

2. Pengetahuan remaja putrid tentang disminorea primer……… 35

3. Tindakan remaja putri dalam mengatasi disminorea primer… 38 B. Keterbatasan Penelitian………. 39

C. Implikasi untuk asuhan kebidanan/pendidikan kebidanan……… 40

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan………. 41

B. Saran………... 42

1. Bagi Remaja putri………. 42

2. Bagi SMUN 7 Pekanbaru………. 42

3. Bagi peneliti lain……… 43

4. Kepada Orang Tua……… 43

5. Bagi petugas kesehatan………. 43

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.2 Definisi Operasional... 21 Tabel 5.1 Distribusi karakteristik responden berdasarkan umur dan

pernah/tidak pernah memperoleh informasi seputar masalah dismenorea remaja di SMUN 7 Pekanbaru tahun 2008 ... 30 Tabel 5.2 Pengetahuan responden tentang dismenorea primer

di SMUN 7 Pekanbaru tahun 2008... . 31 Tabel 5.3 Distribusi hasil tindakan responden dalam mengatasi

disminorea primer di SMUN 7 Pekanbaru tahun 2008 ... .. 32 Tabel 5.4 Tindakan responden dalam mengatasi disminorea


(13)

DAFTAR SKEMA


(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I : Lembar Persetujuan Menjadi Responden Lampiran II : Instrumen Penelitian

Lampiran III : Surat content validitas Lampiran IV : Scoring content validitas

Lampiran V : Master tabel hasil jawaban responden Lampiran VI : Lembar hasil SPSS

Lampiran VII : Daftar konsultasi pembimbing Lampiran VIII : Surat pengantar penelitian

Lampiran X : Surat izin penelitian dari kantor kesatuan bangsa Lampiran XI : Surat balasan penelitian


(15)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Dismenorea atau nyeri haid merupakan suatu gejala dan bukan suatu penyakit. Nyeri haid ini timbul akibat kontraksi distrimik miometrium yang menampilkan satu atau lebih gejala mulai dari nyeri ringan sampai berat (Baziad, 2003). Dismenorea mungkin merupakan suatu gejala yang paling sering menyebabkan wanita-wanita muda pergi ke dokter untuk konsultasi dan pengobatan (Wiknjosastro, 2002).

Angka kejadian dismenorea di Amerika Serikat dialami oleh 45-90% (Edmunson, 2006). Sekitar 10-15% diantaranya terpaksa kehilangan kesempatan kerja, sekolah dan kehidupan keluarga. Di Swedia ditemukan angka kejadian dismenorea pada wanita berumur 19 tahun sebanyak 72,42% (Baziad, 2003).

Angka kejadian dismenorea di Indonesia belum ada yang melaporkanya. Hasil penelitian pada tahun 2002 di 4 SLTP di Jakarta untuk mencari angka kejadian nyeri haid primer. Dari 733 orang yang diterima sebagai subjek penelitian, 543 orang mengalami nyeri haid dari derajat ringan sampai derajat berat (74,1%). Dilihat dari hasil penelitian tersebut angka kejadian dismenorea cukup tinggi, namun yang datang berobat kedokter sangatlah sedikit, yaitu 1-2% saja. (Gunawan, 2002, Baziad, 2003).

Dismenorea merupakan gejala yang lazim dijumpai, karena banyak wanita sehat sampai batas tertentu mengalami rasa tidak enak selama haid (Swartz, 1995). Dismenorea terdiri dari dua jenis, yaitu dismenorea primer dan yang kedua dismenorea sekunder. Dismenorea primer sering terjadi 50% wanita mengalaminya,


(16)

biasanya dismenorea primer timbul pada masa remaja, yaitu 2-3 tahun setelah menstruasi pertama (Kasdu, 2008). Dismenorea sekunder lebih jarang ditemukan hanya terjadi pada 25% wanita yang mengalami dismenorea. Dimana gangguan haid disebabkan adanya gejala penyakit yang berhubungan dengan kandungan (Maulana, 2008).

Hasil penelitian pada tahun 2002 di 4 SLTP di Jakarta menunjukkan bahwa nyeri haid paling sering muncul pada usia 12 tahun (46,7%), dengan rata-rata usia 12–19 tahun. Pada 56,5% siswi, merasakan nyeri haid yang tidak menentu, dimana 23,6% terjadi bersamaan dengan datangnya haid, 13,6% terjadi sebelum datangnya haid, dan pada 6,2% terjadi setelah datangnya haid. Puncak nyeri haid pada sebagian besar (53,3%) responden tidak menentu. Sebagian besar (89,7%) rasa nyeri berlokasi diperut bagian bawah, sedangkan 5,3% pada sisi dalam paha dan 4,4% pada bokong. Keluhan lain yang menyertai nyeri haid berupa pusing sebanyak 37,4%, sakit kepala 16,6% dan mual 10,7%. Rasa muntah, diare, pingsan dan lain-lain jarang terjadi (Gunawan, 2002, Baziad, 2003).

Berdasarkan data diatas, dimana sebagian wanita harus rela kehilangan kesempatan kerja, sekolah dan kehidupan keluarganya, maka tampak nyata bahwa dismenorea sangat besar pengaruhnya pada siklus kehidupan seorang wanita. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian ini.

B. Perumusan Masalah

Dari latar belakang diatas, tingginya angka kejadian dismenorea yang mencapai 45-90% dialami oleh wanita usia reproduksi (Edmunson, 2006).


(17)

Khususnya angka kejadian dismenorea primer. Bagaimanakah tingkat Pengetahuan dan tindakan remaja putri dalam mengatasi dismenorea primer di SMAN 7 Pekanbaru ?

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengetahuan dan tindakan remaja putri dalam mengatasi dismemorea primer di SMAN 7 Pekanbaru.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus penelitian adalah :

a. Untuk mengetahui pengetahuan remaja putri tentang dismenorea primer. b. Untuk mengetahui tindakan apa yang akan dilakukan remaja putri dalam menghadapi dismenorea primer.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat hasil penelitian ini penulis melihat dari berbagi segi, yaitu : 1. Bagi SMAN 7 Pekanbaru

a. Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri tentang dismenorea dan tindakan mereka dalam mengatasinya.


(18)

b. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk merumuskan kebijakan tentang perlunya program pendidikan kesehatan reproduksi remaja khususnya tentang dismenorea dengan mendatangkan dokter atau dengan mengadakan seminar yang membahas tentang dismenorea. 2. Bagi peneliti

a. Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan tentang gambaran tingkat pengetahuan remaja putri tentang dismenorea dan bagaimana cara mereka mengatasinya.

b. Hasil penelitian ini dapat di jadikan sebagai bahan penerapan ilmu yang di dapat selama kuliah

3. Manfaat bagi Profesi

Dapat digunakan sebagai bahan acuan bagi bidan untuk menambah wawasan dibidang ilmu kebidanan.

4. Manfaat bagi Institusi D-IV Bidan Pendidik USU

Untuk dapat digunakan sebagai bahan masukan atau sumber bacaan bagi mahasiswa yang akan melakukan penelitian yang sama.


(19)

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengetahuan (Knowledge)

Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia (Notoatmodjo, 2005).

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behavior). Karena itu dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan. Notoatmodjo mengungkapkan pendapat Rogers bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru) di dalm diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni : 1. Awareness (kesadaran), dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui

terlebih dahulu terhadap stimulus (objek).

2. Interest (merasa tertarik), terhadap stimulus atau objek tersebut. Disini sikap subjek sudah mulai terbentuk.

3. Evaluation (menimbang-nimbang), terhadap baik atau tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.

4. Trial, dimana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dikehendaki stimulus.

5. Adoption (adaptasi) dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan. Kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.


(20)

Namun demikian dari penelitian selanjutnya Rogers menyimpulkan bahwa perubahan perilaku tidak selalu melewati tahap-tahap tersebut diatas (Notoatmodjo, 2005).

B. Tindakan ( Perveption)

Suatu sikap belum optimis terwujud dalam suatu tindakan (over behaviour). Untuk terwujudnya sikap menjadi suatu perubahan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain fasilitas (Notoatmodjo, 2005).

Tingkat-tingkat tindakan : 1. Persepsi (perception)

Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil.

2. Respon terpimpin (guided respon)

Dapat melakukan sesuatu dengan urutan yang benar sesuai dengan contoh 3. Mekanisme (mechanism)

Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis atau suatu ide sudah merupakan suatu kebiasaan.

4. Adaptasi (adaptasion)

Merupakan praktek yang sudah berkembang dengan baik. Artinya tindakan itu sudah dimodofikasinya sendiri tanpa mengurangi kebenaran tindakannya tersebut ((Notoatmodjo, 2005).


(21)

C. Remaja

Remaja adalah mereka yang memiliki masa transisi yang unik dan ditandai oleh berbagai perubahan fisik, emosi dan psikis. Masa remaja yaitu usia 10-19 tahun yang merupakan periode peralihan dari masa anak kedewasa (Depkes, 2001). Masa remaja adalah suatu tahap antara masa kanak-kanak dengan masa dewasanya. Istilah ini menunjuk masa dari awal pubertas sampai tercapainya kematangan, biasanya mulai dari usia 14 pada pria dan usia 12 pada wanita. Dorongan pertumbuhan terjadi lebih awal pada pria daripada wanita, ini menunjukkan bahwa wanita lebih dahulu matang secara seksual daripada wanita. Pencapaian kematangan seksual pada gadis remaja ditandai oleh kehadiran menstruasi dan pada pria ditandai oleh produksi semen (Maulana, 2008).

Menurut Reiss (2006), Masa remaja adalah masa transisi antara masa kanak-kanak dengan dewasa relative belum mencapai tahap kematangan mental dan social sehingga anak remaja sering menghadapi tekanan-tekanan emosi dan social yang saling bertentangan. banyak sekali kejadian hidup yang akan terjadi yang tidak saja akan menentukan kehidupan masa dewasa tetapi juga kualitas hidup generasi berikutnya sehingga dengan demikian wajarlah bila kita menempatkan masa ini sebagai masa ktitis serta memberikan perhatian yang serius.


(22)

D. Dismenorea

1. Pengertian Dismenorea

Dismenorea atau nyeri haid mungkin merupakan suatu gejala yang paling sering menyebabkan wanita-wanita muda pergi kedokter untuk konsultasi dan pengobatan. Gangguan ini bersifat subyektif, berat atau intensitasnya sukar dinilai (Winkjosastro,1999).

Dismenorea adalah menstruasi yang menimbulkan rasa nyeri, keadaan ini mengenai 60-70% dari wanita yang mengalami menstruasi (Rayburn, 2002). Sedangkan menurut Baziad (2003), dismenorea artinya adalah nyeri haid yang merupakan suatu gejala dan bukan suatu penyakit. Nyeri haid ini timbul akibat kontraksi distrimik miometrium yang menampilkan satu atau lebih gejala mulai dari nyeri yang ringan sampai berat.

Menurut Price (1995), dismenorea adalah menstruasi yang sangat nyeri disebabkan oleh kejang otot uterus. Derajat rasa nyerinya bervariasi mencakup ringan (berlangsung beberapa saat dan masih dapat meneruskan aktivitas sehari-hari), sedang (karena sakitnya diperlukan obat untuk menghilangkan rasa sakit, tetapi masih dapat meneruskan pekerjaannya), berat (rasa nyerinya demikian beratnya sehingga memerlukan istirahat dan pengobatan untuk menghilangkan nyerinya).

Istilah dismenorea biasa dipakai untuk nyeri haid yang cukup berat dimana penderita mengobati sendiri dengan analgesik atau sampai memeriksakan diri kedokter. Dismenorea berat adalah nyeri haid yang disertai mual, muntah, diare, pusing, nyeri kepala, dan (terkadang) pingsan (Manuaba, 2002).


(23)

Dismenorea adalah gejala yang lazim dijumpai. Sering sulit untuk menentukannya sebagai abnormal, karena banyak wanita sehat sampai batas tertentu mengalami rasa tidak enak selama haid. Pada kebanyakan wanita, nyeri ringan seperti kram ini mereda segera setelah keluarnya darah haid (Swartz, 1995).

2. Klasifikasi

Dismenorea dibagi menjadi dua yaitu dismenorea primer, semata-mata berkaitan dengan aspek hormonal yang mengendalikan uterus dan tidak dijumpai kelainan anatomi, dismenorea sekunder, rasa nyeri yang terjadi saat menstruasi berkaitan dengan kelainan anatomis uterus biasanya terjadi pada pemakaian IUD / AKDR (Manuaba, 2002).

Sementara Colin dan Shushan (2007), membagi dismenorea menjadi tiga tipe : Primary ( no organic cause), Secondary ( Pathologic cause), dan membrananous (cast of endometrial cavity shed as a single entity). Penulis cenderung memakai klasifikasi dismenorea menjadi dua, primer dan sekunder, mengingat dismenorea tipe membranous jarang sekali dijumpai.

Menurut Winkjosastro (1999), dismenorea dibagi atas :

a. Dismenorea primer (esensial, intrinsic, idiopatik), tidak terdapat hubungan dengan kelainan ginekologik.

b. Dismenorea sekunder (ekstrinsik, yang diperoleh, acquired), disebabkan oleh kelainan ginekologik salpingitis kronika, endometriosis, adenomiosis uteri, stenosis servisitis uteri, dan lain-lain).


(24)

Pembagian ini tidak seberapa tajam batasnya oleh karena dismenorea yang pada mulanya disangka primer, kadang-kadang setelah diteliti lebih lanjut memperlihatkan kelainan organic, bisa termasuk dismenorea sekunder. Dalam karya tulis ilmiah ini penulis hanya membahas dismenorea primer (Winkjosastro, 1999).

3. Patofisiologi dismenorea

Dismenorea dilukiskan sebagai nyeri intermiten seperti kram yang menyertai pengeluaran darah haid. Nyerinya dirasakan di perut bagian bawah dan punggung, kadang-kadang menjalar ke tungkai. Pada kasus berat dapat terjadi pingsan, mual atau muntah (Swartz, 1995). Menurut Maulana (2008), Nyeri dirasakan sebagai kram yang hilang-timbul atau sebagai nyeri tumpul yang terus-menerus ada.

Biasanya, nyeri mulai timbul sesaat sebelum atau selama menstruasi, serta mencapai puncaknya dalam waktu 24 jam dan setelah 2 hari akan menghilang. Dismenorea juga sering disertai oleh sakit kepala, mual dan terkadang sampai muntah, sembelit, diare, dan sering berkemih (Maulana, 2008).

Ditinjau dari berat-ringannya rasa nyeri, dismenorea dibagi menjadi :

a. Dismenorea ringan, yaitu dismenorea dengan rasa nyeri yang berlangsung beberapa saat sehingga perlu istirahat sejenak untuk menghilangkan nyeri, tanpa disertai pemakaian obat.

b. Dismenorea sedang, yaitu dismenorea yang memerlukan obat untuk menghilangkan rasa nyeri, tanpa perlu meninggalkan aktifitas sehari-hari.


(25)

c. Dismenorea berat, yaitu dismenorea yang memerlukan istirahat sedemikian lama dengan akibat meninggalkan aktifitas sehari-hari selama 1 hari atau lebih.

Dismenorea bisa menjadi semakin bertambah karena konsumsi kafein maupun nikotin, disamping stress, kurang istirahat, kurang olahraga, dan gizi yang tidak seimbang. penyebab lain timbulnya nyeri yang luar biasa adalah adanya penyakit seperti endometriosis dan tumor pada rahim (Baradera, 2002). 4. Penanganan

Untuk mengurangi rasa nyeri, bisa diberikan obat anti peradangan non-steroid (misalnya ibuprofen, naproksen, dan asam mefenamat). Obat ini akan sangat efektif jika mulai diminum 2 hari sebelum menstruasi dan dilanjutkan sampai hari 1-2 menstruasi (Maulana, 2008).

Menurut Maulana (2008), rasa nyeri juga bisa dikurangi dengan : a. Istirahat yang cukup

b. Olahraga teratur (terutama berjalan) c. Gizi seimbang

d. Pemijatan e. Yoga

f. Orgasme pada aktifitas seksual g. Kompres hangat di daerah perut

Untuk mengatasi mual dan muntah, bisa diberikan obat anti mual, tetapi mual dan muntah biasanya menghilang jika kramnya telah teratasi. Gejala dapat dikurangi dengan istirahat yang cukup serta olahraga teratur. Jika nyeri terus


(26)

dirasakan dan mengganggu kegiatan sehari-hari, maka diberikan pil KB dosis rendah yang mengandung estrogen dan progesterone. Pemberian obat tersebut dimaksudkan untuk mencegah ovulasi (pelepasan sel telur) dan mengurangi pembentukan prostaglandin, yang selanjutnya akan mengurangi beratnya dismenorea. Jika obat ini juga tidak efektif maka dilakukan pemeriksaan tambahan (Maulana, 2008).

Seperti amenorea, pada dismenorea anda dianjurkan untuk melakukan gaya hidup sehat dan melakukan pemeriksaan organ reproduksi secara rutin. Jika gangguan dismenorea sudah cukup mengganggu, periksakan segera kedokter. Melalui beberapa pemeriksaan, dokter bisa mendeteksi keadaan ini normal atau tidak. Dokter juga akan melakukan pemeriksaan kadar prostaglandin. Tingkat beratnya nyeri tergantung kepada kadar prostaglandin. Wanita yang mengalami dismenorea memiliki kadar prostaglandin 5-13 kali lebih tinggi dibandingkan dengan wanita yang tidak mengalami dismenorea (Kasdu, 2008).

E. Dismeorea Primer

1. Pengertian Dismenorea Primer

Dismenorea primer adalah nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan pada alat-alat genital yang nyata. Dismenorea primer terjadi beberapa waktu setelah menarche biasanya setelah 12 bulan atau lebih, oleh karena siklus-siklus haid pada bulan-bulan pertama setelah menarche umumnya berjenis anovulator yang tidak disertai dengan rasa nyeri (Winkjosastro, 1999).

Menurut Baziad (2003), dismenorea primer adalah dismenorea yang terjadi sejak usia pertama sekali datang haid yang disebabkan oleh faktor


(27)

intrinsik uterus, berhubungan erat dengan ketidakseimbangan hormone steroid seks ovarium tanpa adanya kelainan organik dalam pelvis. Menurut Winkjosastro, (1999) , dismenorea primer timbul sejak menarche, biasanya pada tahun pertama atau kedua haid. Biasanya terjadi pada usia antara15-25 tahun dan kemudian hilang pada usia akhir 20-an atau awal 30-an. Nyeri biasanya terjadi beberapa jam sebelum atau setelah periode menstruasi dan dapat berlanjut hingga 48-72 jam.

Biasanya dismenorea primer timbul pada masa remaja, yaitu sekitar 2-3 tahun setelah menstruasi pertama. Pertambahan umur dan kehamilan akan menyebabkan menghilangnya dismenorea primer. Hal ini diduga terjadi karena adanya kemunduran saraf rahim akibat penuan dan hilangnya sebagian saraf pada akhir kehamilan (Maulana, 2008). Dismenorea primer mengenai sekitar 50-75% wanita yang masih menstruasi (Baradera, 2002).

2. Patofisiologi dismenorea primer

Patofisiologi terjadinya dismenorea hingga kini belum jelas. Beberapa faktor diduga berperan dalam timbulnya dismenorea primer yaitu : a. Faktor psikis dan konstitusi

Pada wanita yang secara emosional tidak stabil, dismenorea primer mudah terjadi. Faktor konstitusi erat kaitannya dengan faktor psikis, faktor ini dapat menurunkan ketahanan terhadap rasa nyeri. Sering kali segera setelah perkawinan dismenorea hilang, dan jarang sekali dismenorea menetap setelah melahirkan. Mungkin kedua keadaaan tersebut (perkawinan dan melahirkan) membawa perubahan fisiologis pada genitalia maupun psikis. Disamping itu,


(28)

psikoterapi terkadang mampu menghilangkan dismenorea primer. Pada gadis-gadis yang secara emosional tidak stabil, apalagi jika mereka tidak mendapat penerangan yang baik tentang proses haid, mudah timbul dismenorea. Faktor konstitusi erat hubungannya dengan kejiwaan (Winkjosastro, 1999).

b. Faktor obstruksi canalis cervikalis

Dismenorea seringkali terjadi pada wanita yang memiliki uterus posisi hiperantefleksi dengan stenosis pada servikalis. Namun, hal ini tidak dianggap sebagai faktor yang penting dalam terjadinya dismenorea sebab banyak wanita yang mengalami dismenorea tanpa adanya stenosis canalis servikalis ataupun uterus hiperantefleksi (Winkjosastro,1999).

c. Faktor alergi

Teori ini dikemukakan setelah memperhatikan adanya hubungan antara dismenorea dengan urtikaria, migraine atau asma bronchial (Winkjosastro,1999).

d. Faktor neurologis

Jeffcoate mengemukakan bahwa dismenorea ditimbulkan oleh ketidakseimbangan pengendalian system syaraf otonom terhadap miometrium. Pada keadaan ini terjadi perangsangan yang berlebihan oleh syaraf simpatis sehingga serabut-serabut sirkuler pada istmus dan ostium uteri internum menjadi hipertonik (Winkjosastro,1999).


(29)

e. Vasopressin

Kadar vasopressin pada wanita dengan dismenorea primer sangat tinggi dibandingkan dengan wanita tanpa dismenorea. Pemberian vasopressin pada saat menstruasi menyebabkan meningkatnya kontraksi uterus, menurunnya aliran darah pada uterus, dan menimbulkan nyeri. Namun, hingga kini peranan pasti vasopressin dalam mekanisme terjadinya dismenorea masih belum jelas (Winkjosastro,1999).

f. Faktor hormonal

Umumnya kejang yang terjadi pada dismenorea primer dianggap terjadi akibat kontraksi uterus yang berlebihan. Peningkatan prostaglandin pada endometrium yang mengikuti turunnya kadar progesterone pada fase luteal akhir menyebabkan peningkatan tonus miometrium dan kotraksi uterus (Winkjosastro,1999).

Dismenorea primer timbul setelah hari pertama atau hari kedua dari menstruasi, nyeri bersifat kolik atau kram dan dirasakan pada abdomen bawah (Baradera, 2002).

3. Diagnosis dismenorea primer

a. Dismenorea primer sering ditemukan pada usia muda. b. Nyeri sering timbul segera setelah mulai timbul haid teratur. c. Nyeri sering terasa sebagai kejang uterus dan spastic.

d. Kelelahan dan nyeri kepala.

e. Nyeri haid timbul mendahului haid dan meningkat pada hari pertama atau hari kedua haid.


(30)

f. Pada pemeriksaan ginekologik jarang ditemukan kelainan genitalia.

g. Cepat memberikan respon terhadap pengobatan medikamentosa (Baziad, 2003).

4. Gambaran klinik

Menurut Rayburn (2002), gambaran klinik dismenorea primer ditemukan dengan gejala-gejala sebagai berikut :

a. Kram pada perut bagian bawah terutama 2 hari pertama haid, dan bisa menjalar ke punggung.

b. Rasa mual dan muntah. c. Diare.

d. Lesu.

e. Sakit kepala adalah salah satu gejala yang menyertainya.

Menurut Price (1995), Gejala utama dismenorea primer adalah nyeri, dimulai pada saat permulaan menstruasi. Nyeri dapat tajam, tumpul, siklik, atau menetap. Dapat berlangsung dalam beberapa jam sampai 1 hari. Kadang-kadang gejala dapat lebih lama tapi jarang melebihi 72 jam. Gejala-gejala sistemik yang menyertainya berupa mual, diare, sakit kepala, dan perubahan emosional.

5. Penanganan

a. Penerangan dan nasehat

Perlu dijelaskan kepada penderita bahwa dismenorea adalah gangguan yang tidak berbahaya untuk kesehatan. Harusnya diberikan penjelasan dan diskusi mengenai cara hidup, pekerjaan, kegiatan, dan lingkungan penderita. Nasehat-nasehat mengenai makanan sehat, istirahat yang cukup, dan olahraga


(31)

mungkin berguna. Kadang-kadang diperlukan psikoterapi (Winkjosastro, 1999).

b. Pemberian obat analgesic

Dewasa ini banyak beredar obat-obat analgesic yang dapat diberikan sebagai terapi simptomatik. Jika rasa nyerinya berat, diperlukan istirahat di tempat tidur dan kompres panas pada perut bawah untuk mengurangi penderitaan (Winkjosastro, 1999).

c. Terapi hormonal

Terapi hormonal telah banyak digunakan dalam pengobatan dismenorea primer. Tujuannya adalah untuk menghasilkan siklus haid anovulatorik, sehingga nyeri haid dapat dikurangi. Pemberian progestogen mengurangi sintesis prostaglandin di endometrium (Baziad, 2003). Tindakan ini bersifat sementara dengan maksud untuk membuktikan bahwa gangguan benar-benar dismenorea primer atau untuk memunggkinkan penderita melaksanakan pekerjaan penting pada waktu haid tanpa gangguan. Tujuan ini dapat dicapai dengan pemberian salah satu jenis pil kombinasi kontrasepsi (Winkjosastro, 1999).

d. Terapi dengan obat nonsteroid antiprostaglandin

Obat anti-inflamasi nonsteroid adalah obat yang efektif untuk menghambat sintesis prostaglandin (Baradera, 2002). Terapi ini memegang peranan yang makin penting terhadap dismenorea primer (Winkjosastro, 1999). Untuk dismenorea primer dapat diberikan obat-obat penghambat


(32)

sintesis prostaglandin seperti asam mefenamat, asetaminofen, indometasin, fenilbutazon, asam arialkanoat (ibuprofen, fenoprofen, naproxen). Obat-obat jenis inidiberikan 1-2 hari menjelang haid dan diteruskan sampai hari kedua atau ketiga siklus haid (Baziad, 2003).

e. Dilatasi kanalis servikalis

Dilatasi kanalis servikalis dapat memberi keringanan karena memudahkan pengeluaran darah haid dan prostaglandin di dalamnya (Winkjosastro, 1999).

Dismenorea primer dapat diatasi dengan inhibator prostaglandin. Obat anti inflamasi nonsteroid (nonsteroid anti-inflammatory drugs, NSAID) (Baradera, 2002).


(33)

BAB III

KERANGKA PENELITIAN

A. Kerangka Konsep

Pemikiran dasar penelitian ini adalah pengetahuan dan tindakan remaja putri dalam mengatasi dismenorea primer. Dari judul yang diambil serta dilatar belakangi oleh konsep yang mendasari penelitian ini, maka kerangka konsep ini adalah :

3.1 Skema kerangka konsep

Dismenorea Primer Pengetahuan remaja putri


(34)

B. Defenisi Operasional 3.2 Tabel Definisi Operasional

No Variabel Defenisi Operasional Cara ukur Alat Ukur Skala Hasil

Skala Ukur 1 Pengetahuan

remaja putri Kemampuan remaja putri untuk menjawab pertanyaan tentang masalah dismenorea Dengan menghitung jawaban responden pada kuesioner

Kuesioner a. Baik, bila benar >75-100%

b. Cukup, bila benar 55-75% c. Kurang baik,

bila benar <55%

Ordinal

2 Tindakan remaja putri

Suatu tindakan remaja putri dalam mengambil langkah untuk mengatasi dismenorea pada saat menstruasi Dengan menghitung jawaban responden pada kuesioner

Kuesioner a.Baik, bila benar 60-100%

b.Kurang baik, bila benar <60%


(35)

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif, yang bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan tindakan remaja putri dalam mengatasi dismenorea primer.

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan dari subjek penelitian (Arikunto, 2006). Sebagai populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswi SMUN 7 Pekanbaru yang berjumlah 439 orang.

2. Sampel

Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat, 2007).

Adapun besar sampel yang dibutuhkan dihitung dengan rumusan perhitungan sample menurut Arikunto (2006), yaitu apabila subjeknya besar atau lebih dari 100, dapat diambil 10-15% atau 20-25% dari jumlah populasi.

n = 25 x N 100


(36)

dimana : n = besarnya sampel N = Besarnya populasi Maka sampel yang dibutuhkan sebanyak:

n = 25

x 439 100

n = 109,7 = 110 Siswi

Jadi jumlah sampel adalah 110 siswi.

3. Kriteria Sampel

Remaja putri atau seluruh siswi mulai dari kelas 1, 2 dan kelas 3 serta bersedia mengikuti penelitian.

4. Cara Pengambilan Sampel

Tekhnik pengambilan sampel dilakukan secara stratifield proportional random sampling yaitu pengambilan sampel yang menggunakan lebih dari satu tekhnik yakni berstrata, proporsi dan acak ( Arikunto, 2006). Dimana pengambilan sampel pertama kali dilakukan secara proportional sampling yaitu pengambilan sampel secara proportional berdasarkan jumlah kelas di SMUN 7 Pekanbaru sehingga sampel yang diperoleh merata dan mewakili setiap unit kelas dengan perhitungan sebagai berikut.


(37)

Jumlah siswi setiap kelas x total sampel Jumlah sampel setiap kelas =

total populasi

Kelas 1 = 153 x 110 = 38 439

Kelas 2 = 136 x 110 = 34

439

Kelas 3 = 150 x 110 = 38

439 110

Setelah hasil diperoleh dari setiap kelas kemudian sampel diambil dengan acak dari setiap kelas menggunakan system undian. Peneliti membuat kertas kecil yang bertuliskan nomor berapa banyak sampel yang diambil dari tiap kelas, contohnya kelas 1 terdiri dari 153 orang sedangkan sampel yang diambil hanya 38 orang, jadi disini peneliti hanya menuliskan nomor 1-38 dan sisanya kertas tersebut kosong. Kemudian dilakukan pengundian dengan mengambil kertas yang telah tersedia dan yang mendapatkan kertas bertuliskan nomor tersebutlah yang menjadi sampel dalam penelitian ini, begitulah selanjutnya pada kelas 2 dan kelas

C. Tempat Penelitian

Dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis melakukan Penelitian pada remaja putri yang ada di SMUN 7 Pekanbaru. Penelitian ini dilakukan dengan mempertimbangkan beberapa alasan yaitu :


(38)

1. Dismenorea lebih sering terjadi pada usia muda atau remaja.

2. Belum ada diteliti oleh siapapun dengan judul yang sama di lokasi ini.

3. Jumlah siswi yang ada di SMUN 7 Pekanbaru sangat mencukupi untuk dijadikan subjek penelitian.

D. Waktu penelitian

Penelitian dilakukan pada tanggal 21 Desember 2008 – 27 desember 2008. E. Etika Penelitian

Peneliti diawali dengan pengajuan judul Karya Tulis Ilmiah, mendapat izin dari ketua pelaksana program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatra Utara dan mengajukan permohonan izin kepada kepala sekolah SMUN 7 Pekanbaru yang menjadi tempat dilakukannya penelitian.

Kuesioner disebarkan kepada responden dengan terlebih dahulu menjelaskan maksud dan tujuan penelitian dilakukan. Untuk menjaga kerahasian data, responden tidak mencantumkan nama (dengan kode), kemudian menjelaskan bahwa kuesioner ini hanya untuk mengetahui sejauh mana tindakan remaja putri dalam mengatasi dismenorea primer.

F. Instrumen Penelitian

Untuk memperoleh informasi dari responden, dalam penelitian ini peneliti menggunakan kuesioner yang disusun sendiri oleh peneliti sebagai alat pengumpulan data. Pada kuesioner responden hanya perlu untuk memberikan jawaban berupa tanda (v) pada jawaban yang benar. pada kuesioner terdapat pertanyaan tentang data demografi yang mempertanyakan no responden, umur, dan pernahkah ia mendapatkan pengetahuan seputar masalah nyeri haid. Kuesioner terdiri dari 24


(39)

pertanyaan. Pertanyaan dibuat berdasarkan variabel-variabel yang akan diukur yang terdapat pada kerangka konsep penellitian. Masing-masing antara lain :

• Lima belas pertanyaan untuk menilai tingkat pengetahuan responden tentang dismenorea primer

• Sembilan pertanyaan untuk menilai tindakan responden dalam mengatasi dismenorea primer

Tekhnik penilaian / skoring

Pertanyaan yang ditanyakan berupa :

1. Lima belas pertanyaan mengenai pengetahuan responden tentang dismenorea primer. Apabila jawaban responden benar diberi nilai 1 ( satu), jawaban salah diberi nilai 0 (nol).

kategori : Baik bila menjawab > 1115 pertanyaan benar > 75 -100%

Cukup bila menjawab 8 - 11 pertanyaan benar 55 - 75% Kurang baik bila menjawab 0 - 7 pertanyaan benar < 55% 2. Sembilan pertanyaan mengenai tindakan responden dalam mengatasi dismenorrea

primer. Apabila jawaban responden benar diberi nilai 1 ( satu), jawaban salah diberi nilai 0 (nol).

kategori : Baik bila menjawab > 7 pertanyaan benar 60 – 100% Kurang baik bila menjawab 0 – 7 pertanyaan benar <60%


(40)

Uji Valididas dan Reliabilitas

Uji valliditas merupakan suatu alat ukur yang menunjukkan kita tentang sifat suatu alat ukur, dalam pengertian apakah suatu alat ukur cukup akurat, stabil atau konsisten dalam mengukur apa yang ingin kita ukur. Untuk menguji validitas dan reliabilitas instrumen, maka perlu dilakukan pengujian terhadap instrumen penelitian. Penelitian ini dilakukan dengan cara content validity yaitu dengan cara memberikan kuesioner kepada orang yang lebih ahli dalam bidang dismenorrea yaitu dr. Ichwanul Adenin. SpOG dengan scor 8,5.

G. Prosedur Pengumpulan Data

Proses pengumpulan dilakukan beberapa tahap yaitu :

1. Mengurus surat permohonan izin penelitian kepada pihak pendidikan atau ketua pelaksanaan program D-IV Bidan Pendidik

2. Mengajukan surat permohonan izin penelitian tersebut kepada kepala sekolah SMU 7 Pekanbaru.

3. Melapor kepada kantor Kesatuan Bangsa pemerintah kota Pekanbaru untuk melakukan penelitian di SMUN 7 Pekanbaru.

4. Memperoleh izin dari Kantor Kesatuan Bangsa untuk melakukan penelitian. 5. Memperoleh izin dari kepala sekolah SMUN 7 Pekanbaru untuk melakukan

penelitian

6. Menjelaskan tujuan penelitian dan cara pengisian kuesioner kepada responden 7. Mengisi informed consent sebagai tanda persetujuan responden.


(41)

H. Analisa Data

1. Pengolahan Data a. Editing

Melakukan proses pemilihan data dilapangan sehingga dapat diperoleh data yang akurat untuk pengolahan data selanjutnya. Kegiatan yang dilakukan adalah memeriksa dan mengamati apakah semua pertanyaan telah dijawab oleh responden.

a. Coding

Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka) terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori yaitu :

Pada data umur : 15-16 diberi kode : 1 17-18 diberi kode : 2

Pada data pernah/tidak pernah memperoleh informasi : Pernah diberi kode : 1

Tidak pernah diberi kode : 2 Pada data pengetahuan : Baik diberi kode : 1

Cukup diberi kode : 2 Kurang diberi kode : 3 Pada data tindakan : Baik diberi kode : 1


(42)

2. Analisa Data

Dilakukan secara deskriptif frekuensi, kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan kedalam master table atau database komputerisasi kemudian membuat distribusi frekuensi sederhana.


(43)

BAB V

HASIL PENELITIAN

A. Hasil Penelitian

1. Karakteristik Responden

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, karakteristik responden yang terdapat pada lembar kuisioner adalah umur responden. Untuk lebih jelasnya lagi dapat dilihat pada table berikut ini :

Tabel 5.1

Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur dan Pernah/Tidak Pernah Memperoleh Informasi Seputar Masalah Dismenorea di SMUN 7

Pekanbaru Tahun 2008

Karakteristik Jumlah

(Orang)

Persentasi (%) Umur

15-16 tahun 63 57,3

17-18 tahun 47 42,7

Pernah/tidak pernah memperoleh informasi

Pernah 76 69,1

Tidak pernah 34 30,9

Dapat dilihat bahwa yang menjadi responden berdasarkan distribusi karakteristik umur yang diteliti dari 110 orang responden persentase terbesar adalah anatara umur 15 – 16 tahun, yaitu berjumlah 63 orang (57,3%), dan antara umur 17 – 18 tahun berjumlah 47 orang (42,7%). Berdasarkan distribusi responden remaja putri yang pernah memperoleh pengetahuan seputar masalah dismenorea 76 orang (69,1%) diantaranya pernah memperoleh pengetahuan seputar masalah dismenorea, dan hanya 34 orang (30,9%) dari responden yang belum pernah memperoleh pengetahuan seputar dismenorea.


(44)

2. Kategori Pengetahuan

Tabel. 5.2

Pengetahuan Responden Tentang Dismenorea Primer di SMUN 7 Pekanbaru Tahun 2008

Dari 110 orang responden yang berpengetahuan cukup sebanyak 56 orang (50,9%), pengetahuan kurang sebanyak 38 orang (34,5%), dan berpengetahuan baik sebanyak 16 orang (14,5%).

3. Tindakan Responden

Tabel.5.3

Distribusi Hasil Tindakan Responden Dalam Mengatasi Dismenorea Primer di SMUN 7 Pekanbaru Tahun 2008

No Tindakan Dilakukan Tidak

dilakukan Jumlah % Jumlah % 16 Saat mengalami dismenorea Pernah

berkonsultasi dengan guru?

21 19,1 89 80,9 17 Saat dismenorea, apakah masih

dapat beraktifitas

63 57,3 47 42,7 18 Meminum obat untuk

menghilangkan nyeri haid?

34 30,9 76 69,1 19 Jumlah obat yang dikonsumsi

untuk menghilangkan nyeri

39 35,5 71 64,5 20 Frekuensi tidur untuk

menghilangkan nyeri haid

88 80 22 20

21 Kegiatan untuk mengurangi nyeri haid

97 88,2 13 11,8 22 Peran orang tua saat mengalami

nyeri haid

58 52,7 52 47,3 23 Berkonsutasi kedokter saat 8 7,3 102 92,7

No Pengetahuan Jumlah

(Orang)

Persentase (%)

1 Baik 16 14,5

2 Cukup 56 50,9

3 Kurang 38 34,5


(45)

dismenorea dating

24 Apa yang saudari lakukan saat mengalami nyeri haid

92 83,6 18 16,4 Dapat dilihat tindakan responden terhadap dismenorea yang dirasakannya, namun masih banyak dari responden yang tidak melakukan tindakan dalam mengatasi dismenorea yang dialaminya. Persentase terbanyak jawaban responden yaitu dari 110 orang 97 orang (88,2%) melakukan kegiatan tindakan olahraga teratur untuk mengurangi nyeri haid %) , dan dari 110 orang hanya 8 orang (7,3%) yang berkonsultasi kedokter saat dismenorea datang.

4. Kategori Tindakan

Tabel. 5.4

Tindakan Responden Dalam Mengatasi Dismenorea Primer di SMUN 7 Pekanbaru Tahun 2008

No Tindakan Jumlah

(Orang)

Persentase (%)

1 Baik 23 20,9

2 Kurang baik 87 79,1

Total 110 100

Dari 110 orang responden yaang mempunyai tindakan kurang baik sebanyak 87 orang (79,1%), dan yang tindakan baik sebanyak 23 orang(20,9%).


(46)

BAB VI

PEMBAHASAN

A. Interprestasi Dan Diskusi Hasil

1. Umur Responden

Pada penelitian ini diperoleh data umur remaja putri yang menjadi responden pada penelitian ini terdiri dari umur 15 – 18 tahun dan yang terbanyak menjadi responden pada penelitian ini yaitu pada umur 15–16 tahun sebanyak 63 orang (57,3%). Kemudian responden yang berumur 17-18 tahun sebanyak 47 orang (42,7%).

Menurut Winkjosastro, (1999) dismenorea primer timbul pada masa remaja pada usia 15 – 25 tahun dan kemudian hilang pada usia akhir 20an atau awal 30an. Gangguan ini mencapai puncaknya pada umur 17 sampai 25 tahun (Winkjosastro, 1999). Menurut teori fluktuasi dismenorea berada pada umur 15-25 tahun, hal inilah yang mendorong penulis melakukan penelitian pada murid SMU karena berdasarkan umur anak SMU tersebut berkisar antara umur tersebut.

Dari hasil penelitian menunjukkan gambaran kondisi remaja SMUN 7 Pekanbaru dari 110 responden 76 orang (69,1%) diantaranya pernah mendapatkan pengetahuan seputar masalah dismenorea. dan hanya 34 orang (30,9%) tidak pernah mendapatkan pengetahuan seputar masalah dismenorea sebelumnya.

Menurut Skinner (1938), dalam Notoadmodjo tahun 2003 bahwa pengetahuan merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus. Pengaruh dari informasi yang sebenarnya semakin mudah diakses seharusnya


(47)

dapat memancing para remaja putri untuk mengadopsi kebiasaan-kebiasaan yang sehat dalam mengatasi dismenorea yang sedang dihadapinya. Pencetus perilaku/kebiasaan yang tidak sehat menabukan pendidikan mereka tentang dismenorea. Disinilah pentingnya penelitian ini untuk mengetahui sejauh mana mereka mengetahui informasi tentang dismenorea primer yang mayoritas dialami oleh wanita.

Penulis berpendapat kenapa hal ini perlu dipertanyakan karena dengan adanya pertanyaan ini setidaknya kita mengetahui bahwa siswa tersebut sudah pernah memiliki pengetahuan tentang dismenorea sebelumnya. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa kemungkinan besar dari 76 orang (69,1%) responden tersebut memperoleh informasi pengetahuan seputar masalah nyeri haid dari media – media lain yang tidak mereka peroleh dari sekolah, karena dari 110 orang responden masih ada 34 orang (30,9%) diantaranya menyatakan tidak pernah mendapatkan pengetahuan seputar masalah nyeri haid.

2. Pengetahuan remaja putri tentang dismenorea primer

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa sebagian besar pengetahuan responden tentang dismenorea primer masuk kedalam kategori cukup yaitu dari 110 orang terdapat 56 orang (50,9%), dan 38 orang (34,5%) responden masuk kedalam kategori berpengetahuan kurang, sedangkan yang berpengetahuan baik hanya 16 orang (14,5%). Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Pourseslan (2004) tentang dismenorea di Universitas Medical Sciences Iran didapatkan hasil pengetahuan mereka yang mereka pada persentase maksimal 77% dengan kategori cukup/sedang.


(48)

Penulis berpendapat bahwa walaupun seorang wanita sering mengalami dismenorea atau nyeri haid akan tetapi belum tentu mereka mengetahui dengan baik tentang dismenorea. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan penulis juga menemukan 32 orang (39,1%) dari responden beranggapan dismenorea mulai muncul pada seseorang langsung saat haid yang pertama kali. Menurut Teori Kasdu (2005), dismenorea primer biasanya timbul pada masa remaja, yaitu sekitar 2-3 tahun setelah menstruasi pertama. Dari hasil penelitian ini penulis berpendapat bahwa responden memiliki pengetahuan yang kurang dalam hal tentang kapan munculnya dismenorea, kurangnya sosialisasi tentang dismenorea, kurang informasi yang mereka peroleh dari lingkungan sekitarnya. Sehingga jawaban yang mereka berikan sebagian besar menjawab langsung saat haid pertama kali, hal ini mungkin berdasarkan pada pengalaman yang mereka rasakan saat pertama kali saat mereka mengalami dismenorea.

Dari 110 orang responden hanya 34 orang (30,4%) dari responden yang menjawab tidak semua wanita mengalami dismenorea. Menurut Teori Rayburn, (2002) dismenorea adalah menstruasi yang menimbulkan rasa nyeri, keadaan ini mengenai 60-70% dari wanita yang mengalami menstruasi. Dari 53 orang responden (48,2%) berpendapat faktor kejiwaan/psikis memegang peranan penting sebagai penyebab nyeri haid. Masa remaja merupakan masa transisi yang unik dan ditandai oleh berbagai perubahan fisik, emosi dan psikis. Perubahan emosi ini membuat remaja putri menjadi begitu sesnsitif dan dapat mempengaruhi fisiknya (Notoatmodjo, 2000). Pada gadis-gadis yang secara emosional tidak stabil, apalagi jika mereka tidak mendapat penerangan yang baik


(49)

tentang proses haid, mudah timbul dismenorea. Faktor konstitusi erat hubungannya dengan kejiwaan (Winkjosastro, 1999). Sementara untuk responden yang menjawab faktor kejiwaan/psikis tidak memegang peranan penting sebagai penyebab dismenorea, hal ini diasumsikan kemungkinan dari responden tidak pernah mengalami seperti itu.

Dari hasil penelitian dapat dilihat hanya 38 orang responden (34,5%) yang menjawab dismenorea sering datang 24 jam sebelum haid datang dan berlangsung sampai 12 jam pertama dari masa haid. Dismenorea muncul biasanya 24 jam sebelum haid datang dan berlangsung sampai 12 jam pertama dari masa haid. Setelah itu rasa nyeri hilang (Baziad, 2003) namun tidak menutup kemungkinan munculnya nyeri haid saat hari pertama atau hari kedua dari masa haid. Hal ini diasumsikan penulis bahwa responden memiliki pengetahuan yang kurang dalam hal pengetahuan tentang sering timbulnya dismenorea sehingga kemungkinan jawaban mereka ini adalah kenyataan di waktu timbulnya dismenorea yang sering mereka alami. Selain itu dapat diketahui bahwa tentunya teori dari jawaban yang benar diatas sudah dilakukan penelitian, namun tidak harus sesuatu yang seseorang alami harus sama dengan teori.

3. Tindakan remaja putri dalam mengatasi dismenorea primer.

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui masih banyak tindakan dari pertanyaan yang kurang baik sebanyak 87 orang (79,1%) dilakukan responden untuk mengatasi dismenorea primer. Dari 110 orang diatas diketahui bahwa responden yang melakukan tindakan baik dalam mengatasi dismenorea hanya 23 orang (20,9%). Sebanyak 89 orang responden (80,9%) tidak pernah


(50)

berkonsultasi dengan gurunya saat mengalami dismenorea, saat mengalami dismenorea remaja putri tersebut tidak meminum obat untuk menghilangkan nyeri yang ia rasakan sebanyak 76 orang (69,1%), dan dari 97 orang responden (88,2%) melakukan olahraga teratur untuk mengurangi dismenorea, sedangkan 92 orang responden (83,6%) saat mengalami dismenorea memilih tidur, dan 102 orang (92,7%) dari responden tidak pernah berkonsultasi kedokter saat dismenorea.

Tindakan adalah reaksi dari pengetahuan yang berupa perbuatan (Notoadmodjo, 2000). Dalam menghadapi dismenorea ini ada beberapa hal yang harus dilakukan untuk melakukan penyembuhan/penanganan yang meliputi pemberian penerangan dan nasehat, pemberian obat analgesik/anti nyeri, terapi hormonal, terapi dengan obat nonsteroid antiprostaglandin, sampai pada dilatasi kanalis servikalis. Menurut Notoadmodjo 2003 bahwa setelah orang mengetahui stimulus/objek, kemudian mengadakan penelitian/pendapat apa yang diketahui. Proses selanjutnya diharapkan akan melaksanakan/mempraktekkan apa yang diketatahui atau disikapinya.

Dari hasil penelitian ini penulis mendapatkan bahwa tindakan yang dilakukan oleh remaja putri SMUN 7 Pekanbaru masih kurang baik dalam mengatasi dismenorea yang ia rasakan. Hal ini disebabkan oleh pengetahuan remaja yang kurang tentang seputar dismenorea dan ini sangat tidak baik bagi remaja putri dalam mengatasi dismenorea yang ia rasakan. Sehubungan dengan hal ini untuk mengatasi dismenorea pada remaja maka remaja harus diberikan stimulus/informasi dan yang sangat berperan disini adalah orang tua remaja putri


(51)

tersebut dan institusi pendidikan dimana mereka sekolah untuk dapat memberikan informasi dan pengetahuan kepada mereka.

Sehingga penulis berpendapat bahwa pentingnya penerangan dan nasehat tentang dismenorea dan berbagai cara untuk mengatasinya diberikan pada remaja putri di SMUN7 Pekanbaru ini agar mereka semua dapat mengatasi nyeri haid yang mereka rasakan dengan baik dan benar.

B. Keterbatasan Penelitian

Pada penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian Statifield proportional random sampling untuk menentukan sampel dari populasi penelitian yang telah diketahui jumlah populasinya, karena didalam penelitian ini peneliti tidak mengambil seluruh populasi untuk dijadikan sampel dalam penelitian ini karena keterbatasan waktu dalam melakukan penelitian. dan pada saat pengambilan sampel peneliti tidak menentukan atau membuat criteria dimana sampel yang akan diambil haruslah seseorang yang benar-benar mengalami dismenorea, padahal kuisioner pertanyaan tentang tindakan seolah-olah mengacu bahwa responden tersebut pernah mengalami dismenorea. sehingga kemungkinan hasil dari penelitian ini bias. Didalam pembahasan masih butuh banyak lagi teori-teori lain yang menunjang hasil penelitian yang didapatkan tapi karena keterbatasan literatur yang dimiliki oleh peneliti maka peneliti berharap untuk peneliti lain menambahkan literatur-literatur lain untuk menunjang penelitian yang selanjutnya.


(52)

C. Implikasi untuk asuhan kebidanan/pendidikan kebidanan.

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan didapatkan hasil penelitian dari remaja putri SMUN 7 pekanbaru tersebut berpengetahuan cukup, kita sebagai bidan dan petugas kesehatan diharapkan agar dapat memberikan konseling tentang kesehatan kepada remaja putri tersebut untuk dapat meningkatkan ilmu pengetahuan yang dia miliki, dan agar mereka dapat melakukan tindakan yang lebih baik lagi untuk mengatasi dismenorea yang dihadapinya tersebut.

Sikap bidan menghadapi penderita yang mengalami dismenorea sedang dan berat tanpa memandang sebabnya, untuk sementara waktu biasanya bidan dalam memberikan asuhan kebidanannya dia akan memberikan obat analgesik. Kadang-kadang dengan pengobatan sederhana yang sering penulis lakukan seperti mengkonsumsi obat untuk penghilang nyeri itu sudah bisa menghilangkan nyeri yang penulis rasakan. Akan tetapi apabila nyeri tersebut belum dapat diatasi dan sangat mengganggu aktifitas sehari-hari seseorang tersebut hendaklah dianjurkan untuk memeriksakan dirinya ke dokter.


(53)

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan penulis menarik kesimpulan antara lain :

1. Berdasarkan umur remaja putri di SMUN 7 Pekanbaru Tahun 2008 yang menjadi responden dalam penelitian ini mayoritas berumur antara 15-16 tahun yaitu sebanyak 63 orang (57,3%).

2. Berdasarkan pernah/tidak pernahnya memperoleh pengetahuan seputar masalah dismenorea di SMUN 7 Pekanbaru Tahun 2008 mayoritas 76 orang (69,1%) responden pernah mendapatkan informasi seputar dismenorea sebelumnya.

3. Berdasarkan kategori pengetahuan remaja putri tentang dismenorea primer di SMUN 7 Pekanbaru Tahun 2008 ternyata responden tersebut mempunyai pengetahuan cukup sebanyak 56 orang (50,9%).

4. Berdasarkan kategori tindakan remaja putri dalam mengatasi dismenorea primer di SMUN 7 Pekanbaru Tahun 2008 didapatkan mayoritas responden mempunyai tindakan yang kurang baik sebanyak 87 orang (79,1%).


(54)

1. Bagi remaja putri

Para siswi diharapkan agar dapat meningkatkan pengetahuan dengan banyak mencari informasi tentang dismenorea. Juga diharapkan kepada siswi agar tidak perlu cemas saat mengalami dismenorea dan untuk mengalihkan perhatian ada dilakukan dengan olahraga secara teratur dan mengkonsumsi makanan yang bergizi dan memeriksakan diri kepetugas kesehatan bila sangat mengganggu aktifitas sehari-hari. Berkomonikasi dengan orang tua/guru untuk mencari tindakan seperti apa yang mesti diambil untuk mengatasi dismenorea

2. Bagi SMUN 7 Pekanbaru

- Pengenalan atau pemberian penyuluhan materi tentang dismenorea di SMU terus ditingkatkan secara berkala untuk tetap memberikan pengetahuan yang jelas kepada siswa dalam menghadapi dismenorea yang dihadapinya.

- Dapat menyediakan buku bacaan yang memadai tentang kesehatan wanita upaya untuk meningkatkan pengetahuan tentang haid dan gangguan sebelum haid.

- Mendatangkan dokter atau petugas kesehatan lainnya untuk memberikan pengetahuan lebih dalam lagi tentang dismenorea serta cara mengatasinya. 3. Bagi Peneliti Lain

Perlunya dilakukan penelitian secara kualitatif agar mendapatkan informasi yang lebih mendalam tentang dismenorea primer dan bagaimana cara remaja putri tersebut mengatasinya.


(55)

4. Kepada orang Tua

Diharapkan untuk mengikuti tumbuh kembang anaknya, supaya orang tua dapat memantau setiap perubahan yang terjadi dengan anak-anaknya. Keluarga sebagai basis utama tempat mendidik anak hendaknya menciptakan suasana terbuka untuk berkomonikasi dengan anak serta menanamkan pendidikan tentang haid dan bagaimana cara mengatasi keluhan-keluhan yang dirasakan secara dini. 5. Bagi petugas kesehatan

Diharapkan juga pada para pelayan kesehatan agar dapat berperan aktif dalam memberikan informasi melalui seminar, pelatihan dan lokakarya yang diselenggarakan di sekolah-sekolah untuk meningkatkan pengetahuan (kesehatan reproduksi terutama tentang haid) bagi para remaja putri.


(56)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian. Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.

Baradero, M., Dayrit, M. W & Siswandi, Y. (2006). Seri Asuhan Keperawatan. Klien Gangguan Sistem Reproduksi & seksualitas. Jakarta : EGC.

Baziad, A. M. (2003). Endokrinologi. Edisi Kedua. Jakarta : Media Aesculapius 2003.

Colin, C. M.,& Shushan, A. (2007). Complications of Menstruastion. Abnormal Uterine. USA : Mc Graw- Hill.

Hidayat, A. A. (2007). Metode Penelitian Kebidanan & Teknik Analisis Data. Jakarta : Salemba Medika.

Kasdu, Dini. (2005). Solusi Problem Wanita Dewasa. Jakarta : Pustaka Swara.

Manuaba, C., Manuaba, F., & Manuaba, I. (2002). Gawat Darurat Obstetri Ginekologi & Obstetri Ginekologi Sosial untuk Profesi Bidan. Jakarta : EGC.

Maulana, M. (2008). Buku Pegangan Ibu. Panduan Lengkap Kehamilan. Jogjakarta Katahati.

Nazir, M. (2006). Metode Penelitian. Ciawi – Bogor Selatan : Ghdia Indonesia.

Notoatmodjo, Soekidjo. (2000). Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

---. (2003). Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.


(57)

---. (2005). Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Pourseslan. (2004). Disminorea. Universitas Medical Sciences Iran.

Price, S. A. (1995). Patofisiologi Konsep Klinis Proses- proses Penyakit. Jakarta : EGC. Rayburn, W. F., & Carey, J. C. (2002). Obstetri Ginekologi. Jakarta : Widya Medika. Reiss, M., & Halstead, M. J. (2006). Pendidikan Seks Bagi Remaja. Yogyakarta : Alenia

Press.

Samin, A. (2008). Bahasa Indonesia. untuk Perguruan Tinggi. Medan : USU Press. Swartz, M.h. (1995). Buku Ajar. Diagnostik Fisik. Jakarta : EGC 1995

Winkjosastro, H. (1999). Ilmu Kandungan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo.

---. (2002). Ilmu Kandungan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo.

Dysmenorrehea (Edmunson, 2006,¶ 1, tanggal 13 November 2008).


(58)

Lampiran I

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Kepada Yth, Saudari Responden Di SMUN 7 Pekanbaru

Saya mahasiswa D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatra Utara, saya akan melakukan penelitian tentang “ Pengetahuan dan Tindakan Remaja Putri dalam mengatasi Dismenorea Primer “. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan dan tindakan remaja putri dalam mengatasi dismenorea primer di SMUN 7 Pekanbaru ini, Untuk mendukung penelitian ini, saya menyebarkan kuesioner ini untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan untuk melakukan pengumpulun data. Oleh karena itu, saya berharap kesedian setiap partisipan untuk menjawab pertanyaaan yang diberikan.

Setiap data yang ada dikuesioner ini tidak akan disebarluaskan. Data-data tersebut hanya akan digunakan sebagai penelitian.

Pekanbaru, Desember 2008

Responden Peneliti


(59)

Lampiran II

KUESIONER

JUDUL PENELITIAN : PENGETAHUAN DAN TINDAKAN REMAJA PUTRI DALAM MENGATASI DISMENOREA PRIMER DI SMUN 7 PEKANBARU A. DATA DEMOGRAFI

No Responden :

Umur :

Pernahkah anda mendapatkan pengetahuan seputar masalah nyeri haid ? a. Pernah

b. Tidak pernah

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan baik dan benar sesuai dengan hati nurani anda. Anda bebas memilih jawaban sebab tidak ada patokan jawaban yang benar atau salah.

PENGETAHUAN :

1. Menurut yang anda ketahui, yang dimaksud dengan dismenorea atau nyeri haid adalah….

a. Suatu gejala yang tidak harus dicemaskan b. Penyakit yang dapat menyebabkan kematian c. Suatu penyakit keturunan dalam keluarga

2. Umur berapa tahunkah biasanya seorang wanita mengalami nyeri haid/dismenorea?

a. < 10 tahun b. 10-15 tahun c. > 15 tahun

3. Kapankah biasanya muncul nyeri haid/dismenorea pada saat seseorang mengalami nyeri haid ?

a. 2 atau 3 tahun sesudah menarche atau haid pertama kali b. Langsung saat haid yang pertama kali (menarche) c. 3 tahun sesudah menarche

4. Menurut anda apa yang dirasakan seseorang saat nyeri haid ? a. Senang dan bahagia

b. Biasa saja

c. Kesal dan menangis karena harus menahan rasa sakit 5. Menurut anda apakah setiap wanita mengalami nyeri haid?

a. Tidak b. Iya c. Tidak tau


(60)

6. Tanda dan gejala awal dari dismenorea atau nyeri haid adalah?

a. Nyeri disekitar bagian perut bagian bawah disertai sakit kepala, mual, dan muntah

b. Sakit tenggorokan dan sariawan c. Semua benar

7. Menurut saudari dismenorea terbagi atas berapa bagian ? a. 1

b. 2 c. 3

8. Pembagiannya, yaitu ? a. Primer dan sekunder

b. Primer, sekunder, dan tersier c. Tidak ada pembagian

9. Faktor yang cukup memegang peranan penting sebagai penyebab dismenorea primer adalah faktor ?

a. Emosional b. Makanan

c. Cuaca atau suhu

10. Menurut anda ketahui apa saja yang dapat menyebabkan nyeri haid? a. Faktor hormone dan penyakit

b. Kurang darah

c. Daya tahan tubuh lemah

11. Menurut saudari apakah faktor kejiwaan/psikis memegang peranan penting sebagai penyebab nyeri haid atau dismenorea ?

a. Ya b. Tidak c. Tidak tau

12. Menurut yang anda ketahui, adakah hubungan gizi mempengaruhi terjadinya nyeri haid?

a. Ada b. Tidak ada c. kadang-kadang

13. Bila seseorang yang mengalami menstruasi disertai sakit kepala, nyeri pinggang, diare dan rasa tertekan, maka ini termasuk kedalam golongan dismenorea?

a. Ringan b. Sedang c. Berat


(61)

14. Menurut saudari kapan dismenorea sering datang ? a. Hari ke-2 setelah haid pertama

b. Begitu haid datang selama 1 hari pertama sampai saat haid berakhir

c. 24 jam sebelum haid datang dan berlangsung sampai 12 jam pertama dari masa haid

15. Menurut saudari manakah yang lebih sering terjadi pada seorang remaja putri? a. Dismenora primer

b. Dismenorea sekunder c. Sama saja

TINDAKAN :

16. Saat anda mengalami dismenorea atau nyeri haid pernahkah anda berkonsultasi dengan guru tentang dismenorea atau nyeri haid ?

a. Pernah b. Tidak pernah

17. Pada saat dismenorea, apakah saudari dapat mengerjakan suatu aktifitas untuk menghilangkan/melupakan rasa nyeri ?

a. Ya b. Tidak

18. Apakah saudari meminum obat untuk menghilangkan nyeri saat terjadi dismenorea?

a. Ya b. Tidak

19. Seberapa banyak saudari biasanya mengkonsumsi obat anti nyeri setiap kali dismenorea datang ?

a. kadang-kadang b. Tidak pernah

20. Berapa kali frekuensinya yang saudari lakukan untuk tidur dengan maksud menghilangkan nyeri haid pada saat dismenorrea datang ?

a. Kadang-kadang b. Tidak pernah

21. kegiatan apa yang anda pilih untuk mengurangi nyeri haid ? a. Olahraga teratur

b. tidak melakukan apa-apa

22. Apa yang dilakukan orang tua/orang terdekat saat nyeri haid saudari datang ? a. Menunjukkan simpati dan memberikan obat anti nyeri atau mengajak berobat b. Kesal karena terlihat manja dan seperti berlebih-lebihan

23. Apakah saudari biasanya berobat kedokter saat dismenorrea datang ? a. Tidak


(62)

b. Kadang-kadang

24. Apabila saudari mengalami nyeri haid, apa yang akan saudari lakukan? a. Melakukan aktifitas lain


(63)

SURAT CONTENT VALIDITAS

NAMA : FEBRIANTI

NIM : 085102023

JUDUL KTI : PENGETAHUAN DAN TINDAKAN REMAJA PUTRI DALAM MENGATASI DISMENOREA PRIMER DI SMUN 7 PEKANBARU

Bahwa mahasiswa tersebut telah melakukan uji validitas terhadap kuisioner penelitiannya dengan pertanyaan sebanyak 24 pertanyaan.

Nama Dokter


(64)

CONTENT VALIDITAS

NAMA : FEBRIANTI NIM : 085102023

No Item Scor

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Pengetahuan

1 v

2 v

3 v

4 v

5 v

6 v

7 v

8 v

9 v

10 v

11 v

12 v

13 v

14 v

15 v

Tindakan

16 v

17 v

18 v

19 v

20 v

21 v

22 v

23 v

24 v

Scor :

Diuji Oleh


(1)

Lampiran II

KUESIONER

JUDUL PENELITIAN : PENGETAHUAN DAN TINDAKAN REMAJA PUTRI DALAM MENGATASI DISMENOREA PRIMER DI SMUN 7 PEKANBARU A. DATA DEMOGRAFI

No Responden :

Umur :

Pernahkah anda mendapatkan pengetahuan seputar masalah nyeri haid ? a. Pernah

b. Tidak pernah

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan baik dan benar sesuai dengan hati nurani anda. Anda bebas memilih jawaban sebab tidak ada patokan jawaban yang benar atau salah.

PENGETAHUAN :

1. Menurut yang anda ketahui, yang dimaksud dengan dismenorea atau nyeri haid adalah….

a. Suatu gejala yang tidak harus dicemaskan b. Penyakit yang dapat menyebabkan kematian c. Suatu penyakit keturunan dalam keluarga

2. Umur berapa tahunkah biasanya seorang wanita mengalami nyeri haid/dismenorea?

a. < 10 tahun b. 10-15 tahun c. > 15 tahun

3. Kapankah biasanya muncul nyeri haid/dismenorea pada saat seseorang mengalami nyeri haid ?

a. 2 atau 3 tahun sesudah menarche atau haid pertama kali b. Langsung saat haid yang pertama kali (menarche) c. 3 tahun sesudah menarche

4. Menurut anda apa yang dirasakan seseorang saat nyeri haid ? a. Senang dan bahagia

b. Biasa saja

c. Kesal dan menangis karena harus menahan rasa sakit 5. Menurut anda apakah setiap wanita mengalami nyeri haid?

a. Tidak b. Iya


(2)

6. Tanda dan gejala awal dari dismenorea atau nyeri haid adalah?

a. Nyeri disekitar bagian perut bagian bawah disertai sakit kepala, mual, dan muntah

b. Sakit tenggorokan dan sariawan c. Semua benar

7. Menurut saudari dismenorea terbagi atas berapa bagian ? a. 1

b. 2 c. 3

8. Pembagiannya, yaitu ? a. Primer dan sekunder

b. Primer, sekunder, dan tersier c. Tidak ada pembagian

9. Faktor yang cukup memegang peranan penting sebagai penyebab dismenorea primer adalah faktor ?

a. Emosional b. Makanan

c. Cuaca atau suhu

10. Menurut anda ketahui apa saja yang dapat menyebabkan nyeri haid? a. Faktor hormone dan penyakit

b. Kurang darah

c. Daya tahan tubuh lemah

11. Menurut saudari apakah faktor kejiwaan/psikis memegang peranan penting sebagai penyebab nyeri haid atau dismenorea ?

a. Ya b. Tidak c. Tidak tau

12. Menurut yang anda ketahui, adakah hubungan gizi mempengaruhi terjadinya nyeri haid?

a. Ada b. Tidak ada c. kadang-kadang

13. Bila seseorang yang mengalami menstruasi disertai sakit kepala, nyeri pinggang, diare dan rasa tertekan, maka ini termasuk kedalam golongan dismenorea?

a. Ringan b. Sedang c. Berat


(3)

14. Menurut saudari kapan dismenorea sering datang ? a. Hari ke-2 setelah haid pertama

b. Begitu haid datang selama 1 hari pertama sampai saat haid berakhir

c. 24 jam sebelum haid datang dan berlangsung sampai 12 jam pertama dari masa haid

15. Menurut saudari manakah yang lebih sering terjadi pada seorang remaja putri? a. Dismenora primer

b. Dismenorea sekunder c. Sama saja

TINDAKAN :

16. Saat anda mengalami dismenorea atau nyeri haid pernahkah anda berkonsultasi dengan guru tentang dismenorea atau nyeri haid ?

a. Pernah b. Tidak pernah

17. Pada saat dismenorea, apakah saudari dapat mengerjakan suatu aktifitas untuk menghilangkan/melupakan rasa nyeri ?

a. Ya b. Tidak

18. Apakah saudari meminum obat untuk menghilangkan nyeri saat terjadi dismenorea?

a. Ya b. Tidak

19. Seberapa banyak saudari biasanya mengkonsumsi obat anti nyeri setiap kali dismenorea datang ?

a. kadang-kadang b. Tidak pernah

20. Berapa kali frekuensinya yang saudari lakukan untuk tidur dengan maksud menghilangkan nyeri haid pada saat dismenorrea datang ?

a. Kadang-kadang b. Tidak pernah

21. kegiatan apa yang anda pilih untuk mengurangi nyeri haid ? a. Olahraga teratur

b. tidak melakukan apa-apa

22. Apa yang dilakukan orang tua/orang terdekat saat nyeri haid saudari datang ? a. Menunjukkan simpati dan memberikan obat anti nyeri atau mengajak berobat b. Kesal karena terlihat manja dan seperti berlebih-lebihan


(4)

b. Kadang-kadang

24. Apabila saudari mengalami nyeri haid, apa yang akan saudari lakukan? a. Melakukan aktifitas lain


(5)

SURAT CONTENT VALIDITAS

NAMA : FEBRIANTI

NIM : 085102023

JUDUL KTI : PENGETAHUAN DAN TINDAKAN REMAJA PUTRI DALAM MENGATASI DISMENOREA PRIMER DI SMUN 7 PEKANBARU

Bahwa mahasiswa tersebut telah melakukan uji validitas terhadap kuisioner penelitiannya dengan pertanyaan sebanyak 24 pertanyaan.

Nama Dokter


(6)

CONTENT VALIDITAS

NAMA : FEBRIANTI NIM : 085102023

No Item Scor

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Pengetahuan

1 v

2 v

3 v

4 v

5 v

6 v

7 v

8 v

9 v

10 v

11 v

12 v

13 v

14 v

15 v

Tindakan

16 v

17 v

18 v

19 v

20 v

21 v

22 v

23 v

24 v

Scor :

Diuji Oleh


Dokumen yang terkait

Determinan Perillaku Sadari Remaja Putri dalam Upaya Deteksi Dini Kanker Payudara di SMK Negeri 8 Medan Tahun 2014

6 61 118

Pengetahuan Dan Sikap Remaja Putri Tentang Dismenorea Di SMU Negeri 10 Pekanbaru Tahun 2009

0 53 69

Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri Tentang Dismenorea dan Tindakan Dalam Penanganan Dismenorea di SMP Swasta Kualuh Kabupaten Labuhan Batu Utara Tahun 2015

12 73 92

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI MENGENAI PENANGANAN DISMENOREA DI KELURAHAN Gambaran Pengetahuan Remaja Putri Mengenai Penanganan Dismenorea Di Kelurahan Kedungwinong.

0 2 15

PENDAHULUAN Gambaran Pengetahuan Remaja Putri Mengenai Penanganan Dismenorea Di Kelurahan Kedungwinong.

1 4 7

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI MENGENAI PENANGANAN DISMENOREA DI KELURAHAN Gambaran Pengetahuan Remaja Putri Mengenai Penanganan Dismenorea Di Kelurahan Kedungwinong.

0 4 13

HUBUNGAN STATUS GIZI DAN AKTIVITAS OLAHRAGA TERHADAP KEJADIAN DISMENOREA PRIMER PADA REMAJA PUTRI DI SMA WACHID HASYIM 2 TAMAN Astrida Budiarti Stikes Hang Tuah Surabaya as3da_nsyahoo.com Abstrak: Remaja putri banyak mengalami dismenorea primer yang dipen

0 0 6

Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri Tentang Dismenorea dan Tindakan Dalam Penanganan Dismenorea di SMP Swasta Kualuh Kabupaten Labuhan Batu Utara Tahun 2015

0 1 16

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI TENTANG DISMENOREA DENGAN TINDAKAN DALAM PENANGANAN DISMENOREA DI SMP SWASTA KUALUH KABUPATEN LABUHAN BATU UTARA TAHUN 2015 SKRIPSI

0 1 14

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG DIS MENOREA DENGAN S IKAP DALAM MENGATAS I DIS MENOREA PADA REMAJA PUTRI KARYA TULIS ILMIAH

0 0 89