dapat memancing para remaja putri untuk mengadopsi kebiasaan-kebiasaan yang sehat dalam mengatasi dismenorea yang sedang dihadapinya. Pencetus
perilakukebiasaan yang tidak sehat menabukan pendidikan mereka tentang dismenorea. Disinilah pentingnya penelitian ini untuk mengetahui sejauh mana
mereka mengetahui informasi tentang dismenorea primer yang mayoritas dialami oleh wanita.
Penulis berpendapat kenapa hal ini perlu dipertanyakan karena dengan adanya pertanyaan ini setidaknya kita mengetahui bahwa siswa tersebut sudah
pernah memiliki pengetahuan tentang dismenorea sebelumnya. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa kemungkinan besar dari 76 orang 69,1
responden tersebut memperoleh informasi pengetahuan seputar masalah nyeri haid dari media – media lain yang tidak mereka peroleh dari sekolah, karena dari
110 orang responden masih ada 34 orang 30,9 diantaranya menyatakan tidak pernah mendapatkan pengetahuan seputar masalah nyeri haid.
2. Pengetahuan remaja putri tentang dismenorea primer
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa sebagian besar pengetahuan responden tentang dismenorea primer masuk
kedalam kategori cukup yaitu dari 110 orang terdapat 56 orang 50,9, dan 38 orang 34,5 responden masuk kedalam kategori berpengetahuan kurang,
sedangkan yang berpengetahuan baik hanya 16 orang 14,5. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Pourseslan 2004 tentang dismenorea di
Universitas Medical Sciences Iran didapatkan hasil pengetahuan mereka yang mereka pada persentase maksimal 77 dengan kategori cukupsedang.
Universitas Sumatera Utara
Penulis berpendapat bahwa walaupun seorang wanita sering mengalami dismenorea atau nyeri haid akan tetapi belum tentu mereka mengetahui dengan
baik tentang dismenorea. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan penulis juga menemukan 32 orang 39,1 dari responden beranggapan dismenorea mulai
muncul pada seseorang langsung saat haid yang pertama kali. Menurut Teori Kasdu 2005, dismenorea primer biasanya timbul pada masa remaja, yaitu
sekitar 2-3 tahun setelah menstruasi pertama. Dari hasil penelitian ini penulis berpendapat bahwa responden memiliki pengetahuan yang kurang dalam hal
tentang kapan munculnya dismenorea, kurangnya sosialisasi tentang dismenorea, kurang informasi yang mereka peroleh dari lingkungan sekitarnya. Sehingga
jawaban yang mereka berikan sebagian besar menjawab langsung saat haid pertama kali, hal ini mungkin berdasarkan pada pengalaman yang mereka rasakan
saat pertama kali saat mereka mengalami dismenorea. Dari 110 orang responden hanya 34 orang 30,4 dari responden yang
menjawab tidak semua wanita mengalami dismenorea. Menurut Teori Rayburn, 2002 dismenorea adalah menstruasi yang menimbulkan rasa nyeri, keadaan ini
mengenai 60-70 dari wanita yang mengalami menstruasi. Dari 53 orang responden 48,2 berpendapat faktor kejiwaanpsikis memegang peranan
penting sebagai penyebab nyeri haid. Masa remaja merupakan masa transisi yang unik dan ditandai oleh berbagai perubahan fisik, emosi dan psikis. Perubahan
emosi ini membuat remaja putri menjadi begitu sesnsitif dan dapat mempengaruhi fisiknya Notoatmodjo, 2000. Pada gadis-gadis yang secara
emosional tidak stabil, apalagi jika mereka tidak mendapat penerangan yang baik
Universitas Sumatera Utara
tentang proses haid, mudah timbul dismenorea. Faktor konstitusi erat hubungannya dengan kejiwaan Winkjosastro, 1999. Sementara untuk responden
yang menjawab faktor kejiwaanpsikis tidak memegang peranan penting sebagai penyebab dismenorea, hal ini diasumsikan kemungkinan dari responden tidak
pernah mengalami seperti itu. Dari hasil penelitian dapat dilihat hanya 38 orang responden 34,5 yang
menjawab dismenorea sering datang 24 jam sebelum haid datang dan berlangsung sampai 12 jam pertama dari masa haid. Dismenorea muncul biasanya 24 jam
sebelum haid datang dan berlangsung sampai 12 jam pertama dari masa haid. Setelah itu rasa nyeri hilang Baziad, 2003 namun tidak menutup kemungkinan
munculnya nyeri haid saat hari pertama atau hari kedua dari masa haid. Hal ini diasumsikan penulis bahwa responden memiliki pengetahuan yang kurang dalam
hal pengetahuan tentang sering timbulnya dismenorea sehingga kemungkinan jawaban mereka ini adalah kenyataan di waktu timbulnya dismenorea yang sering
mereka alami. Selain itu dapat diketahui bahwa tentunya teori dari jawaban yang benar diatas sudah dilakukan penelitian, namun tidak harus sesuatu yang
seseorang alami harus sama dengan teori.
3. Tindakan remaja putri dalam mengatasi dismenorea primer.